Chereads / BIBIR CANDU MRS.DEALOVA : Candu bagi Seorang Presdir / Chapter 24 - KEBAHAGIAAN FRANS JOHAN

Chapter 24 - KEBAHAGIAAN FRANS JOHAN

Johan berdiri terpaku menatap Dealova dari jauh, apa yang di katakan Dealova bagaikan petir di siang hari.

Johan berjalan pelan tanpa mengucapkan kata-kata sepatah pun, hanya tatapannya yang berkata banyak bahwa dia sangat bahagia dengan mendengar apa yang di dengarnya.

"Katakan sekali Love? apa yang kamu bilang barusan?" pinta Johan dengan tatapan penuh harap setelah berada di hadapan Dealova.

"Tidak ada siaran ulang Tuan Frans Johan." ucap Dealova tersenyum dan merentangkan tangannya.

Dengan cepat Johan memeluk erat tubuh Dealova dan mengangkatnya tinggi serta berputar-putar bagaikan anak gangsing.

"Aaahhhh, lepas Johannnnn." pekik Dealova dengan tawa keras.

Johan tertawa penuh kegembiraan, tidak ada kebahagiaan terbesar dalam hidupnya selain mencintai dan di cintai Dealova.

"Aku bahagia Love...aku bahagiaaaaa." teriak Johan dengan suara nyaring dan tertawa bahagia.

Bara dengan hati teramat sakit berjalan menjauh menuju ke mobilnya dan berdiam diri di dalam mobil dengan tangan terkepal.

"Kenapa hatiku sangat sakit sekali melihat hal ini? apa aku juga mencintai Kanita, dan kenapa Johan memanggil nama Nita dengan Love apa itu panggilan sayang?" tanya Bara dalam hati sambil menatap Johan dan Dealova dari dalam mobil.

"Love, katakan sekali lagi apa benar kamu mencintaiku? kamu tidak hanya ingin menyenangkan hatiku saja bukan?" tanya Johan menatap wajah Dealova setelah menurunkan Dealova dari gendongannya.

"Ya Jo aku mencintaimu karena aku tahu kamu juga mencintaiku." ucap Dealova tersenyum melihat kebahagiaan terpancar di wajah Johan.

"Kamu tahu darimana aku mencintaimu Love? bukannya aku belum mengatakannya padamu?" tanya Johan masih tak percaya kalau Dealova ternyata juga mencintainya.

"Aku mengetahuinya saat kamu mengigau Jo, jadi sekarang kamu bisa tenang, jangan lagi menyembunyikan perasaanmu padaku ya?" ucap Dealova dengan penuh perhatian.

Wajah Johan memerah, dengan apa yang di katakan Dealova.

"Maafkan aku Love, bukan aku menyembunyikan perasaanku padamu, aku hanya takut kamu menolakku, karena aku yang telah membuat hidupmu jadi menderita." ucap Johan dengan wajah serius.

"Jangan ucapkan hal itu lagi ya Jo, hanya kamu yang aku miliki di saat aku terpuruk, aku sangat menyayangimu." ucap Dealova bersungguh-sungguh.

"Terimakasih Love, terimakasih." ucap Johan dengan hati yang sangat bahagia.

Belum lagi Dealova bicara suara klakson mobil Bara berbunyi keras dan berulang-ulang.

"Em...Jo aku harus pergi dan dengarkan aku, kamu harus percaya padaku kalau aku hanya mencintaimu tidak ada yang lain, kita akan bertemu di hari Minggu, atau kamu bisa menemuiku saat aku di sekolah menunggui Chelo." ucap Dealova dengan serius.

"Aku tidak bisa membiarkan kamu serumah dengan Bara Love? kamu tahu Bara sepertinya juga mencintaimu, aku takut kamu akan berpaling dariku." ucap Johan dengan hati yang sangat berat karena harus berpisah lagi dengan Dealova.

"Ini hanya sementara saja Jo, besok lusa sudah hari Minggu bukan?" ucap Dealova dengan tersenyum menatap lembut wajah Johan.

"Ya Love, aku akan sabar menunggumu, aku mencintaimu Love, sangat mencintaimu." bisik Johan menatap bibir indah Dealova kemudian mengecupnya dengan pelan.

Dealova pun membalas sekilas sentuhan bibir Johan, setelah mendengar suara klakson mobil Bara yang semakin kencang.

"Baiklah Jo, sampai besok lusa." ucap Dealova tersenyum kemudian berjalan berbalik menuju ke mobil Bara yang sudah menunggunya.

"Lama sekali?" tanya Bara setelah Dealova duduk di sampingnya.

"Biasa saja Tuan Bara, namanya sepasang kekasih, kalau bertemu ya saling melepas rindu." jawab Dealova dengan tenang.

"Apa saling melepas rindu harus berciuman di tempat umum?" tanya Bara dengan geram, Dealova tidak ada rasa bersalah sama sekali karena telah membuatnya menunggu lama.

"Maaf kalau hal itu sudah mengganggu pandangan Tuan." ucap Dealova sedikit malu sebenarnya.

"Oh ya Nona Nita? kenapa pacar kamu memanggilmu dengan nama Love? apakah itu panggilan sayang? sepertinya aku tidak asing dengan nama itu, sepertinya aku pernah mendengar nama itu." tanya Bara dengan penasaran.

"Oh... nama itu memang nama panggilan sayang Johan padaku Tuan." ucap Dealova sedikit gugup dengan ucapan Bara yang pernah mendengar namanya.

"Hm, apa kamu sudah bilang pada pacar kamu kalau kamu akan kembali bekerja dengan kerja full di rumahku?" tanya Bara berharap Johan cemburu dan segera memutuskan hubungannya dengan Dealova.

"Aku sudah memberitahunya, dan Johan sudah mengerti dengan pekerjaanku." Jawab Dealova dengan tidak senang karena Bara tidak memanggil nama Johan saat menyebutnya.

"Hm, aku berharap pacar kamu mengerti dan bisa menerima kalau kamu akan lebih sering bersamaku." ucap Bara dengan santai.

"Maaf Tuan, pacar aku punya nama..namanya Johan.... FRANS JOHAN." ucap Dealova dengan suara penuh tekanan.

Bara terdiam menatap Dealova dengan tatapan rumit, tanpa berkata apa-apa lagi Bara menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke arah rumahnya.

Sampai di rumah, Chelo dan Bik Narti sudah menunggunya di teras samping rumah.

"Tanteee...!!" teriak Chelo berlari menghampiri Dealova.

"Chelo!! bagaimana kabarmu sayang? kamu sudah sembuh kan?" tanya Dealova menatap penuh rindu pada Chelo.

"Sudah sembuh, saat Papi bilang kalau Tante akan tinggal di sini terus." jawab Chelo dengan jujur.

Dealova tersenyum manis, seraya mengangkat Chelo dan menggendongnya membawanya masuk dalam rumah.

Bara melihat hal itu menjadi iri.

"Coba saja, sama Chelo saja begitu sayang dan perhatian, giliran padaku pukulan yang aku dapatkan." gumam Bara dalam hati seraya berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Dealova membaringkan Chelo di atas ranjang kemudian menyelimutinya dengan penuh kasih sayang.

"Karena sudah malam, Chelo sekarang tidur ya sayang?" ucap Dealova mengusap lembut pipi Chelo.

"Tante, ceritanya mana?" tanya Chelo dengan tatapannya yang sudah meredup.

"Baiklah, Tante akan cerita... tapi Chelo harus tidur ya." ucap Dealova dengan tersenyum.

Chelo mengangguk pelan.

Dealova pun membacakan cerita anak dari ponselnya, sampai akhirnya Chelo tertidur dengan sangat pulasnya.

Setelah melihat Chelo tidur, Dealova melihat panggilan Johan yang tidak di angkatnya karena tadi masih membacakan cerita buat Chelo.

Tidak ada satu menit Johan sudah kembali meneleponnya.

"Love." panggil Johan dengan suara penuh kerinduan.

"Ya Jo." sahut Dealova dengan perasaan rindu juga.

"Aku tidak bisa tidur Love." ucap Johan suaranya terdengar bergetar.

"Kamu harus tidur Jo, bukannya kamu harus bekerja besok?" ucap Dealova masih belum mengantuk juga.

"Aku merindukanmu Love, sangat rindu." ucap Johan yang sudah tidak ragu lagi untuk mengungkapkan semua perasaannya.

"Belum satu hari Jo, kamu sudah rindu." ucap Dealova menggodaku Johan.

"Entahlah Love, aku selalu merindukanmu tiap saat tiap waktu, aku ingin kita segera menikah Love." ucap Johan tanpa ragu-ragu lagi.

"Apa yang kamu katakan Jo?" tanya Dealova lagi dengan rasa bahagia yang meluap-luap.

"Aku ingin menikahimu Love, agar kita bisa bersama-sama." ucap Johan dengan sangat serius.

"Kamu mau kan menikah denganku Love?" tanya Johan dengan suara bergetar dan sedikit gugup.

"Aku...aku... belum bisa menjawab sekarang Jo." jawab Dealova yang masih pusing memikirkan Chelo.