Chereads / BIBIR CANDU MRS.DEALOVA : Candu bagi Seorang Presdir / Chapter 16 - BERITA SKANDAL HARIAN PAGI

Chapter 16 - BERITA SKANDAL HARIAN PAGI

"Aku mencintaimu Love, aku mencintaimu." ucap Johan tertawa bahagia sambil berguling memeluk baju tidur Dealova.

"Johan!"

Panggil Dealova dari luar pintu, karena terkejutnya dan ingin menyembunyikan baju tidur Dealova tubuh Johan sampai terguling jatuh dari atas ranjang.

"BUGG"

Johan meringis sambil memegang pantatnya, dan melempar baju tidur Dealova di bawah kolong ranjang, tepat saat Dealova membuka pintu.

"Johan!! apa yang terjadi padamu?" tanya Dealova menghampiri Johan yang duduk di lantai dan membantu Johan berdiri.

"Kenapa kamu bisa terjatuh Jo?" tanya Dealova setelah membantu Johan duduk di pinggir ranjang.

"Aku juga tidak tahu Love, mungkin sudah waktunya aku jatuh." jawab Johan dengan asal.

"Terus mana yang sakit?" tanya Dealova penuh perhatian.

"Pinggangku sepertinya patah Love." jawab Johan dengan manja, apalagi melihat Dealova yang terlihat cemas.

"Ayo berbaringlah, biar aku pijat." ucap Dealova sambil meletakkan makanannya hasil masakannya.

Johan terbengong dengan jawaban Dealova yang merespon cepat saat dirinya minta di pijat Dealova.

"Kok bengong sih Jo, jadi di pijat tidak?" tanya Dealova dengan serius.

"Hm, aku tidak apa-apa Love, memang sakit tapi tidak terlalu kok." ucap Johan dengan gugup, entah kenapa sejak ada jeda tidak bertemu dengan Dealova, Johan sedikit malu jika melakukan sesuatu dengan Dealova, apalagi untuk bercinta, Johan menyimpan keinginannya dalam-dalam.

"Kenapa diam." ucap Dealova sambil memberikan sepiring me goreng dan dadar telor saja.

"Hm, harum baunya masakan kamu Love, kamu sudah sangat cocok untuk menjadi istriku." ucap Johan tanpa sadar yang membuat Dealova memukul kepalanya pakai harian koran pagi yang di terima Johan tiap pagi.

"Auhhhh, kok mukul aku Love? salah aku apa?" tanya Johan yang belum sadar omongannya, sambil makan me gorengnya.

"Tuh, belum tua sudah lupa, apa maksudmu kamu bilang aku sudah sangat cocok untuk menjadi istrimu." ucap Dealova dengan gemas bercampur rasa bahagia.

"Uhukk.. uhukk.. uhukk"

Johan tersedak me gorengnya sampai terbatuk-batuk mendengar ucapan Dealova yang mengatakan apa yang barusan dia katakan.

"Tuh, sekarang tersedak lagi, makanya kalau mau bicara itu di pikir dulu, jangan asal bicara saja." ucap Dealova sambil memberikan segelas air mineral pada Johan.

"Aku tidak bermaksud mengatakan itu Love, aku bilang kamu sudah cocok dan pas waktunya untuk menikah." ucap Johan sambil menelan air ludahnya, semoga saja Dealova percaya dengan alasannya.

"Hm, yakin kamu mau ngomong seperti itu?" tanya Dealova dengan tatapan penuh selidik.

"Ya sangat yakin Love." jawab Johan dengan hati merana.

"Aku memang menginginkan dirimu jadi istriku Love." jerit Johan dalam hati.

"Kenapa kamu tidak peka dengan apa yang aku inginkan Love???" jeritan hati Johan lebih keras.

"Sedang apa kamu Jo? melotot seperti itu?" tanya Dealova yang sebenarnya sudah meraba apa yang di rasakan Johan.

"Aku tidak melotot, mungkin karena tersedak tadi." ucap Johan yang menjadi serba salah di hadapan Dealova.

"Hm, sudah cepat habiskan..aku mau jemput Chelo sebentar lagi." ucap Dealova sambil mengambil koran yang buat memukul Johan.

Dengan santai Dealova membuka harian koran tersebut, dan sungguh terkejut Dealova saat melihat halaman depan ada foto dirinya dan Bara yang sedang makan bersama, juga pada saat main game dan terlebih lagi saat Chelo tertidur di pangkuan dan bara yang bersandar di bahunya.

"Aaaahhhhhhh." teriak Dealova dengan histeris sambil membuang koran itu jauh-jauh.

Johan yang melihat Dealova yang histeris segera meletakkan piringnya dan memeluk erat tubuh Dealova.

"Ada apa Love? apa yang kamu baca?" tanya Johan sambil melirik koran yang ada di lantai setelah di lempar Dealova.

"Mak lampir itu sudah menjalankan rencananya, dia membeberkan skandal bara denganku." ucap Dealova dengan pikiran yang tiba-tiba blank.

"Sebentar, kamu tenang ya Love, kita akan mencari jalan keluarnya." ucap Johan seraya turun untuk mengambil koran itu.

"Johan!!! jangan kamu lihat koran itu!!" teriak Dealova yang tidak ingin melukai hati Johan dengan foto-foto itu.

Johan yang penasaran tidak mendengarkan peringatan Dealova, dengan rasa penasaran Johan membuka halaman gosip antara Bara dan Dealova.

Tangan Johan tiba-tiba gemetar setelah melihat beberapa foto yang memenuhi halaman tersebut, foto kemesraan antara Bara dan Dealova seperti layaknya sebuah keluarga.

"Ahhhhhh, kurang ajaarrrrrrr!!!" teriak Johan dengan wajah memerah merobek-robek koran tersebut dengan amarah yang sudah tidak bisa di bendungnya lagi.

Dengan penuh amarah Johan memukul dinding yang ada di sampingnya daripada harus memukul Dealova.

"Aku tidak menyangka kalau skandal kalian harus tidur seperti layaknya keluarga Love, kamu menyakiti hatiku love!" teriak Johan dalam hati sambil meninju dinding beberapa kali hingga ruas jarinya mengeluarkan darah.

"Johan!!! apa yang kamu lakukan!!" Teriak Dealova yang sudah tenang sekarang mencoba menenangkan Johan yang lebih mengamuk di banding dirinya.

"Johan tenang, tenangkan hatimu, apa yang kamu lihat tidak seperti yang seperti yang terjadi, aku akan menjelaskannya padamu Jo." ucap Deloava sambil memeluk erat tubuh Johan.

"Tinggalkan aku sendiri Love, pergilah kamu ke sana, kamu lebih bahagia di sanakan?" ucap Johan sambil melepas pelukan Dealova, sungguh Johan tidak bisa lagi membendung rasa cemburunya yang begitu besar.

Dealova tidak melepas pelukannya, dia sangat paham dengan perasaan Johan karena dia tahu Johan sangat mencintainya dan tak bisa melihat itu semua.

Dengan penuh perasaan, Dealova menangkup wajah Johan dan menyapu lembut bibir bawah Johan dengan sedikit brutal. Tubuh Johan diam tak bergerak, kemarahannya yang sudah meluap-luap, hilang lenyap dan larut dalam sapuan lembut bibir Dealova.

"Tenang ya Jo, kamu harus tenang..aku di sini hanya untukmu." bisik Dealova kemudian melanjutkan melumat dan memagut bibir Joahan dengan bibir kenyalnya.

Tubuh Johan bergetar, menahan hasrat geloranya yang mulai menjalar ke batang miliknya yang sudah mulai berdiri dan mengeras.

Dealova semakin gencar dengan permainan lidahnya di dalam mulut Johan, nafas Johan mulai memburu, ingin hatinya segera menghempaskan tubuh Dealova di atas ranjang, namun karena rasa cintanya pada Dealova yang mulai tumbuh dan begitu besar serta tulus membuat Johan menahan hasratnya.

"Love,...sudah Love,..aku sudah tenang, aku tidak apa-apa Love." ucap Johan melepas pagutan Dealova dan memeluk Dealova dengan penuh rasa cinta.

Dalam pelukan Johan, Dealova terdiam sejenak dan berpikir apa yang terjadi pada diri Johan, tidak biasanya Johan menolak dirinya.

"Apa benar kamu sudah tenang Jo, kamu tidak apa-apa kan?" tanya Dealova menangkup wajah Johan yang terlihat menahan sakit dengan matanya yang sayu. Dealova sangat yakin, Johan tidak baik-baik saja, apalagi di lihatnya batang milik Johan terlihat menyembul pertanda sudah mengeras.

"Aku tidak apa-apa Love, aku baik-baik saja." ucap Johan dengan hati yang terluka dan batang miliknya yang menahan rasa ngilu yang sangat.