Chereads / Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 77 - Hukuman Untukmu

Chapter 77 - Hukuman Untukmu

" Selamat, Bos! Baru kali ini pertikaian tidak harus mengeluarkan darah! Dan Don Velasco tidak salah telah memilih anda!" kata Sean.

" Aku benci melihat darah!" kata Valen.

Sementara Ethan dan Ron yang mencoba menculik Reva dan Tata tertangkap tanpa perlawanan yang berarti, dan sesuai dengan perintah Valen, mereka menghilang tanpa bekas.Gabriel menyambut kedatangan Valen dengan suka cita, dia tidak menyangka jika anak angkatnya itu berhasil melakukan sesuatu yang sangat luar biasa.

" Son!" sapa Gabriel yang melihat Valen turun dari mobilnya.

" Papa!" sahut Valen, mereka lalu berpelukan dengan hangat, kemudian saling mencium pipi.

" Kamu memang anakku!" kata Gabriel.

" Papa terlalu memuji!" jawab Valen. Kemudian mereka berdua pergi ke ruang kerja Gabriel dan berbincang tentang kejadian yang baru saja dialaminya.

" Aku memang sudah sejak lama mencurigainya, hanya saja mata-mataku tidak sehebat kamu!" kata Gabriel.

" Mama bagaimana?" tanya Valen.

" Baik! Dia baru saja tertidur!" kata Gabriel.

" Papa jangan membuat mama terlalu lelah! Kasihan dia!" kata Valen.

" Hahaha! Dia adalah wanita terhebat dan terkuat yang pernah aku kenal! Dia bisa mengimbangiku, son!" kata Gabriel tanpa malu.

" Benarkah?" ucap Valen tak percaya.

" Bahkan dia bilang dia tidak pernah merasakannya saat bersamanya!" kata Gabriel.

" Dari awal Aku memang tidak percaya jika dia mencintai mama! Dia hanya menikahinya karena harta kakekku!" kata Valen menahan amarahnya.

" Sudahlah! Bagaimana kabar dia?" tanya Gabriel.

" Aku sudah membuat perusahaannya tidak akan pernah berkembang hingga tidak ada gadis yang mau dengannya karena dia hanya orang biasa!" kata Valen. Meski kelakuan papanya sangat menyakiti dia dan mamanya, tapi dia tidak tega membuat papanya jadi gembel.

" Aku akan balik malam ini, pa!" kata Valen.

" Sudah tidak sabar, heh?" sindir Gabriel.

" Iya, pa! Dia membuatku gila dan tidak bisa menahannya!" kata Valen.

" Hahaha! Buatlah anak sebanyak mungkin!" kata Gabriel.

" Tentu saja, Pa! Aku ingin memiliki 10 anak!" kata Valen.

" Hahaha! Kamu pikir dia kucing?" ucap gabriel.

" Dia kucing yang sangat manis! Hahaha!" tawa Valen. Mereka tertawa bersama dan Valenpun pamit untuk meninggalkan Gabriel dan menitipkan mamanya yang telah resmi menikah dengan Gabriel seminggu yang lalu.

Valen sampai pada siang hari, dia tidak langsung pulang tapi pergi ke kantor untuk mengecek dokumen perusahaannya. Ternyata banyak sekali yang harus di lakukan selama dia pergi. Dia istirahat selama 2 jam di kamar yang ada di ruangannya lalu melanjutkan kerjanya. Jam 11 malam dia baru sadar jika dia harus pulang.

" Ben! Kita pulang!" kata Valen.

" Siap, Bos!" jawab Ben yang kemudian membereskan semua dokumen yang berserakan di meja Bosnya dan memasukkannya di lemari kabinet. Mereka meninggalkan kantor dan menuju ke rumah Valen. Valen membuka perlahan pintu kamar nya setelah masuk ke dalam rumahnya. Dilihatnya istrinya sedang tertidur dengan selimut yang tersibak hingga memperlihatkan lingerie warna merah dan sangat transparan miliknya. Hal itu membuat sesuatu milik Valen yang berada di bawah perlahan memberontak. Dia masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh wajah dan membuka pakaiannya hingga meninggalkan boxer hitam yang memperlihatkan sesuatu yang telah tegang didalamnya. Valen membuka selimut Tata dan tanpa menunggu lama, dilumatnya bibir merah istrinya dengan tangan yang meremas dadanya. Tata yang tadinya bermimpi sedang bercumbu dengan Valen, membuka matanya samar dan betapa terkejutnya dia saat melihat pria yang baru saja ada di dalam mimpinya telah benar-benar mencumbunya dengan ganas.

" Val!" ucap Tata. Valen tidak membalas sapaan Tata, saat ini yang dia inginkan hanya memenuhi hasratnya yang telah tertahan selama beberapa hari.

" Val! Kamu...Ahhh!" desahan lolos dari mulut Tata akibat permainan bibir Valen di dadanya dan permainan tangan mantan suaminya itu di bagian sensitivnya. Desahan dan erangan di keluarkan oleh bibir Tata bahkan sampai nama Valen juga lolos dari bibirnya. Tata benar-benar habis malam itu, karena Valen terus menghujamkan miliknya dan menyemprotkan benihnya ke tubuh Tata. Dia hanya memberinya istirahat sebentar saja. Valen baru berhenti saat jam menunjukkan angka 3 pagi, karena dia kasihan melihat Tata yang kelelahan sampai hampir pingsan.

" Itu hukumanmu sayang karena telah berani menceraikan aku!" bisik Valen ke telinga Tata yang mendengar samar lalu tertidur. Dikecupnya kening istrinya itu lalu dipeluknya dan tidak lama diapun tertidur juga.

Matahari masuk ke sela-sela jendela kamar Tata yang lupa ditutup kordennya. Dia perlahan membuka matanya, akhhh! Kenapa tubuh gue sakit semua? Seperti habis dihantam karung beras aja! batin Tata. Akhhh! Perih sekali milik gue! batin Tata lagi, sepertinya dia belum sadar dengan yang terjadi semalam. Kenapa perut gue berat ya? batin Tata. Dilihatnya apa yang membuat berat bagian perutnya, tangan siapa ini? batin Tata bertanya-tanya. Astaga, Val? diputarnya tubuhnya ke belakang dengan menahan sakit diseluruh tubuhnya. Dilihatnya seorang pria tampan sedang tertidur dengan nyenyaknya. Disentuhnya wajah mantan suaminya itu dengan lembut, jantungnya berdetak kencang, kamu disini, sayang! Aku tidak bermimpi! Ini benar-benar kamu! Aku tidak perduli jika aku hanyalah seorang simpanan, aku mencintaimu! Aku menginginkanmu! Jangan tinggalkan aku lagi! batin Tata dengan mata berkaca-kaca. Diciumnya bibir Valen dengan lembut dan sedikit disesapnya. Valen menggeliat tapi tidak terbangun, membuat selimutnya tersibak dan memperlihatkan dada keras serta perut sixpacknya. Tata menelan salivanya, perlahan dibukanya selimut bagian bawah Valen, matanya ternoda dengan benda yang panjang dan tebal telah tegak disana. Dengan cepat ditutupnya lagi selimut itu. Dasar mesum, lo, Ta! Kayak nggak pernah liat aja! batin Tata mengeleng-gelengkan kepalanya. Lalu dengan susah payah dia berjalan ke kamar mandi untuk berendam. Hatinya sedang dalam keadaan senang dan bahagia, dia akan membuat mantan suaminya itu betah dan enggan untuk jauh darinya. Tata telah selesai dengan ritual mandi dan paginya, dia keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang menutupi bagian atas dan bawah tubuhnya sementara dia mengeringkan rambutnya dengan handuk. Harum tubuh Tata tercium oleh hidung Valen yang tidur di pinggir ranjang, tepat di sebelah kaca rias Tata. Mata Valen terbuka perlahan, dilihatnya sebuah pemandangan yang sangat menggoda imannya. Kenapa kau hanya memakai handuk begitu, sayang? Apa kamu memang berniat menggodaku? batin Valen yang merasa miliknya telah tegak dan sekarang menegang. Tata tahu jika mantan suaminya itu telah bangun dan sedang mengamatinya, dia memang sengaja menggoda Valen agar terus menginginkannya walau dia harus membayarnya dengan rasa perih dan akan berjalan tertatih. Aku belum selesai menghukummu sayang karena semalam aku capek seharian kerja. Hari ini karena kau telah bersikap nakal, aku akan benar-benar membuatmu tidak bisa berjalan! Batin Valen. Valen bangun dari tidurnya dan mendekati Tata dengan tubuh toplesnya. Tata pura-pura kaget melihat refleksi Valen dibelakangnya dari kaca riasnya dengan.

" Kamu...kamu sudah bangun?" ucap Tata gugup. Valen menempelkan tubuhnya di punggung Tata, jadilah Tata merasakan sesuatu menusuk bagian belakang lehernya.

" Kamu menggodaku, sayang? Aku harus menghukummu!" bisik Valen menggigit kecil telinga Tata.