Chereads / Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 78 - Terus Menggoda

Chapter 78 - Terus Menggoda

Lalu dia mengangkat tubuh Tata ke atas ranjang dan menatap Tata dengan penuh cinta dan nafsu membara.

" Kamu...lengket, Val!" ucap Tata malu. Valen tersenyum smirk, lalu dia mengangkat Tata masuk ke dalam kamar mandi.

" Aku sudah mandi, sayang!" kata Tata yang merangkul leher Valen.

" Tapi aku belum!" kata Valen dengan suara beratnya.

" Tapi..."

" Puaskan aku!" bisik Valen dengan suara beratnya. Tata menatap tubuh kekar mantan suaminya yang begitu sangat menggoda itu, lalu dia menganggukkan kepalanya. Tidak lama terdengar suara desisan dan desahan Valen akibat ulah istrinya yang bertambah ahli saja dalam bercumbu.

" Rein, ah! Kamu semakin membuatku gila, sayang!" ucap Valen sambil memainkan rambut istrinya. Hati Tata sangat berbunga, karena Valen sangat menyukai apa yang dilakukannya. Kamu pasti akan kembali padaku, Val! Aku akan membuatmu meninggalkan siapapun dia! batin Tata sambil terus membuat mantan suaminya itu merasa kenikmatan. Beberapa jam kemudian mereka keluar dari dalam kamar mandi dengan Valen mengangkat tubuh Tata yang lemas akibat gempuran Valen yang bertubi-tubi dari malam hingga pagi. Tata yang hanya memakai piyama tidur langsung memiringkan tubuhnya dan tertidur. Valen mengecup kening istrinya lalu memakai pakaiannya, kemudian dia pergi ke ruang kerjanya. Untung saja hari itu Reva tidak kembali ke rumah, karena dia diajak mami Tata pergi ke rumah Om Tata dan menginap disana. Jam sudah menunjukkan angka 7 pagi, Valen sedang menandatangani dokumen yang dibawa Ben. Ben melihat Bosnya itu menguap beberapa kali, hmmm! Si Bos, baru juga sampai udah main gempur aja! batin Ben.

" Buang pikiran mesummu itu!" kata Valen saat menyadari jika Ben menatap dirinya dengan tajam.

" Bos?" tanya Ben pura-pura tidak tahu.

" Apa mau aku pindah?" kata Valen tegas.

" Tidak, Bos!" jawab Ben.

" Apa hari ini ada jadwal penting?" tanya Valen.

" Sebenarnya bukan meeting, Bos!" kata Ben ragu.

" Apa?" tanya Valen.

" Sebenarnya ini adalah undangan!" kata Ben.

" Undangan?" ucap Valen mengerutkan keningnya.

" Iya di Hotel Shangrilla, Bos!" kata Ben.

" Siapa?" tanya Valen tanpa melihat Ben.

" Nona Anne Valas!" jawab Ben.

" Anne? Apa Papa yang suruh? Tapi kenapa dia nggak bilang sama aku?" tanya Valen pada Ben.

" Bukan, Bos! Sepertinya dia kesini untuk urusan pekerjaan!" jawab Ben.

" Kenapa dia menghubungimu? Seharusnya dia bisa langsung menelponku!" kata Valen curiga.

" Eee...saya tidak tahu itu, Bos!" kata Ben.

" Apa ada yang kamu sembunyikan, Ben?" tanya Valen semakin curiga. Huh! Kepo aja nih si Bos! batin Ben.

" Diamana dia sekarang?" tanya Valen menghentikan kegiatannya.

" Perjalanan ke Hotel, Bos!" kata Ben. Valen meraih ponselnya yang ada di atas meja, lalu mencari kontak Anne dan menekannya.

- " Halo, Kak!" -

" Anne? Kenapa kesini nggak bilang?"

- " Nggak papa, kak! Anne sedang ada kerjaan!" -

" Dan kau memberitahu Ben?"

- " Apa dia bilang sama kakak?" -

" Iya! Apa ada yang kakak tidak tahu?"

- " Nggak ada, Kak!" -

" Ok! Datanglah kerumah sekarang!"

- " Tapi, Kak..." -

" Aku tidak mau penolakan"

Valen mematikan panggilannya dan menatap Ben dengan serius.

" Bisa kau jelaskan?" tanya Valen pada Ben dengan memasang tampang marah. Ben hanya tertunduk tanpa berani menjawab.

" Sejak kapan kamu jadi keras kepala gini?" tanya Valen kesal. Tok! Tok!

" Masuk!" ucap Valen mendengar ketukan di pintu ruang kerjanya.

" Sarapan sudah siap, Mas!" kata Sumi yang masuk ke dalam ruang kerja Valen..

" Iya, Sum! Siapkan untuk 3 orang ya!" kata Valen.

" Iya, Mas!" jawab Sumi lalu keluar dari ruang kerja Valen.

" Kau tunggu Anne di luar!" kata Valen.

" Iya, Bos!" jawab Ben dengan gugup, lalu pergi meninggalkan Valen yang melanjutkan menandatangani dokumen perusahaan. Ben duduk di teras rumah dengan hati was-was, pikirannya melayang kemana-mana. Sebuah mobil memasuki gerbang rumah Valen dan berhenti di depan teras rumah. Pintu mobil terbuka dan keluarlah seorang gadis cantik dengan rambut coklat yang indah. Ben menatap gadis tersebut tanpa berkedip, seulas senyum terukir di bibir gadis itu.

" Ben!" sapa gadis itu.

" Ann!" sahut Ben. Anne berlari memeluk tubuh Ben dengan erat.

" I miss you so much!" kata Anne. Ben hanya diam saja, tidak berani membalas pelukan Anne.

" Ada apa denganmu baby?" tanya Anne heran melihat Ben yang hanya diam saja.

" Maaf, Nona! Don Valen sedang menunggu nona di dalam!" jawab ben sambil menundukkan kepalanya.

" Kau takut sama Kakak?" tanya Anne penasaran.

" Silahkan, Nona!" kata Ben lagi sambil mempersilahkan Anne masuk ke dalam rumah. Anne masuk diikuti oleh Ben. Mereka masuk ke dalam rumah dan menuju ke ruang kerja Valen. Sementara Tata terbangun dari tidurnya, dia meraba ke sebelah tempat tidurnya, kosong! Apa dia pergi lagi? batin Tata. Akhhh! Tata merasakan perih yang teramat sangat di bagian intinya, dengan susah payah dia mencoba untuk bangun, walau kakinya terasa lemas, Dia meraba-raba pinggiran ranjang untuk sampai ke kamar mandi lalu berendam ke dalam bath up.

" Kakak!" sapa Anne pada Valen yang berdiri di samping meja kerjanya. Dia berlari memeluk Valen dengan erat.

" Anne!" sahut Valen dengan tersenyum. Anne sangat nyaman memeluk tubuh pria satu ini, pria yang pernah membuat hatinya porak poranda dan berantem dengan Monica hingga sekarang dirinya masih belum berbaikan dengan Monica. Pintu ruang kerja Valen terbuka, terlihat wajah Tata yang terkejut melihat mantan suaminya berpelukan dengan wanita lain, dirumahnya pula. Tapi Tata sudah bertekad untuk membuat Valen selalu menginginkannya.

" Tetaplah memelukku sebentar, An! Aku butuh kerjasamamu untuk membuat istriku kapok!" bisik Valen seakan dia mencium leher Anne. Ben yang melihatnya hanya bisa mengepalkan tangannya dan merasakan sakit pada dadanya.

" Bagaimana dengan Ben?" tanya Anne kuatir.

" Biar dia merasakan akibat berbohong padaku!" jawab Anne. Anne yang pada dasarnya mencintai Valen, sangat senang dengan posisi mereka saat ini, dia bisa mencium harum tubuh pria yang membuatnya jatuh cinta. Andai waktu bisa berhenti berputar! batin Anne memejamkan matanya.

" Ehm! Apa aku mengganggu?" tanya Tata memberanikan diri.

" Sayang!" jawab Valen yang pura-pura tidak melihat Tata tadi. Dia melepaskan pelukannya dengan Anne.

" Tentu tidak! Anne, kenalkan ini Renata, mantan istriku!" kata Valen, membuat dada Tata terasa sakit saat disebut mantan.

" Hai! Aku Anne!" kata Anne tersenyum.

" Hai!" balas Tata membalas senyuman Anne dengan terpaksa. Cantik, muda, seksi, pantas saja Valen tergila-gila padanya. Dia pasti sangat memuaskan Valen di ranjang hingga menyusul kesini.

" Kita sarapan!" kata Valen. Valen berjalan keluar ruangan, dengan cepat mereka berdua memegang lengan kanan dan kiri Valen dengan manja. Valen rasanya ingin tertawa melihat tingkah Tata, tapi dia tahan sebisanya. Dimeja makan mereka makan dengan tenang. Entah kenapa Tata saat ini berubah menjadi wanita penggoda. Dia yang duduk di sebelah kanan Valen, menyentuh kaki Valen dengan ujung kakinya. Valen yang merasakan kakinya di gosok-gosok hanya diam saja. Tata melanjutkan aksinya dengan menggosokkan ujung kakinya ke paha Valen hingga menyentuh miliknya. Valen menahan setengah mati gejolak birahinya saat kaki Tata menggosok miliknya.