Warning+++ 21+
Author tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu
Hehehehe...
Dilarang baper ya....
____________________________________________________________
Tata segera melangkahkan kakinya ke arah balkon yang dilihatnya terdapat pria dengan kepala terlilit perban. Dari jauh dilihatnya Valen berjalan dengan Ben ke arah pintu ruangan, Tata akan memanggil tapi dia tidak ingin membuat gosip, dia mengikuti langkah mereka. Valen masuk ke dalam lift bersama Ben dan turun ke lantai satu. Tata masih mengikuti mereka, saat dia keluar dari lift, Valen telah masuk ke dalam mobilnya dan pergi, sementara Tata berlari dengan sepatu yang telah dilepasnya. Dia masuk ke sebuah taxi dan disuruhnya mengikuti mobil Valen. Ternyata Valen pergi ke hotel tempat mereka bertemu. Valen keluar dari mobil dan masuk ke dalam hotel sementara Ben pergi entah kemana. Tata berhenti dan membayar taxi tersebut, dengan hati berdebar, dia masuk ke dalam lift dan menuju kamar 111. Jantungnya bertambah kencang saat dia sampai di depan kamar 111, dia bermaksud mengetuk, tapi dia mencoba membuka, bukankah dia memiliki kuncinya. Lalu dibukanya pintu tersebut dan perlahan dia masuk, dilihatnya Valen berdiri di balkon dengan jas yang telah terlepas. Tata bingung kenapa dia bisa ada disini saat ini, tubuhnya membeku di depan pintu, kamar itu begitu tenang dan debar jantungnya berdetak sangat keras seakan membuat konser musik di dalam ruangan itu. Tata memegang dadanya dan menarik nafas panjang, agar jantungnya dapat berdetak secara teratur. Dilihatnya Valen masih berdiri, sesekali memegang pelipisnya. Tata melangkahkan kakinya ke balkon kamar, dia berdiri di belakang Valen, bersandar pada pintu balkon.
" Kenapa kepalamu?" tanya Tata. Valen tersentak kaget mendengar suara yang sangat dirindukannya, dipejamkan matanya, ini hanya ilusi! Dia nggak mungkin ada disini! batin Valen.
" Apakah kamu marah padaku?" tanya Tata lagi karena melihat Valen yang hanya diam saja. Itu benar dia! batin Valen. Diputarnya tubuhnya dan dia hampir saja tidak bisa menahan dirinya untuk memeluk tubuh itu. Dia cantik sekali dan ...seksi! batin Valen.
" Darimana kamu tahu aku ada disini? tanya Valen datar.
" Aku mengikutimu!" jawab Tata.
" Apa sekarang kamu sudah beralih profesi sebagai mata-mata?" tanya Valen lagi.
" Hanya kamu! Yang aku mata-matai!" jawab Tata. Astaga, Ta! Jawaban apa itu? Kenapa kamu berkata seperti itu? batin Tata.
" Apa kamu berusaha menggodaku?" tanya Valen ragu, dia takut jika Tata akan marah padanya. Perlahan dia mendekati Tata yang terdiam seperti patung.
" Mungkin!" jawab Tata pelan. Woew! Apa'an itu tadi? Mau jadi jalang kamu? batin Tata. Jarak antara mereka semakin dekat dan perlahan Valen memeluk pinggang Tata dan memutar bersandar di pintu balkon bagian dalam. Tata memejamkan matanya merasakan pelukan tangan Valen dipinggangnya. Tubuhnya seakan menyambut kerinduan yang selama ini terpendam di dasar hatinya. Valen meraih tengkuknya dan mengecup bibir Tata dengan sangat lembut. Tata memejamkan matanya dan sekali lagi bisa merasakan dunia seakan berhenti bergerak saat bibir Valen bersentuhan dengan bibirnya. Sekian detik kemudian Valen dengan berani menyesap lembut bibir Tata karena tidak adanya penolakan dari Tata. Valen mengulum bibir itu bergantian dari yang atas kemudian yang bawah dan Tata membalasnya dengan senang hati. Lalu Tata membuka sedikit mulutnya agar Valen bisa mengeksplore bagian dalam mulutnya, Tata merasa tubuhnya bergetar menikmati sesapan Valen pada lidahnya dan jilatan lidah Valen pada bagian dalam mulutnya. Valen melepas ciumannya ketika deru nafas mereka hampir habis. Valen menatap Tata yang perlahan membuka matanya.
" Aku selalu mencintaimu, Reyn!" ucap Valen lembut di telinga Tata, hembusan nafas Valen bertiup di telinganya dan menimbulkan kesan geli tapi membuat tubuhnya merinding. Jilatan Lidah Valen pada telinganya membuat tubuhnya berdesir, jilatan dan gigitan yang dilancarkan Valen ke telinga dan leher Tata membuah wanita tersebut melenguh, leher Tata penuh dengan kissmark kecil yang dilakukan Valen.
" Ahhh, Val!" akhirnya desahan lolos dari bibir Tata membuat Valen semakin bergairah. Dia beralih ke tulang selangka Tata, lalu membuka perlahan gaun yang menutup bahu Tata, dikecupnya bahu putih dan mulus tersebut menyebabkan Tata menaikkan bahunya karena geli dan nikmat.
" Val!" ucap Tata pelan. Ditariknya resleting baju Tata dibagian belakang gaun hingga kebawah, Tata hanya diam saja, dia seperti tidak memiliki kekuatan untuk menolak ataupun menghentikan Valen. Tubuhnya sangat haus akan sentuhan Valen, dan akal sehatnya telah tertutup oleh nafsunya.
Valen membuka gaun Tata dan gaun tersebut meluruh begitu saja ke lantai dan secepat kilat dada Tata yang tanpa bra membusung ke depan, seakan menantang Valen untuk menikmatinya. Valen melepas kemejanya perlahan, sementara tubuh Tata tidak sabar menunggu sentuhan dari Valen.
" Val! Ahhh!" ucap Tata seperti cacing kepanasan menggeliat-geliatkan tubuhnya dipintu. Tangan Valen menyentuh leher depan Tata hingga ke bawah, menimbulkan sensasi baru pada tubuh Tata. Valen telah membuka pakaiannya hingga meninggalkan celana dalam saja. Diremasnya dada Tata yang satu dan dikulumnya puncak dada satu lagi.
" Ahhhh, Val! Ahhh!" desahan demi desahan lolos dari bibir Tata. tangan Tata menjambak rambut Valen saat Valen menghentikan perbuatannya, dengan kasar Tata mendorong bibir Valen agar kembali memainkan dadanya.
" Akkhhh! Val! Sayang!" erang Tata akibat gigitan Valen. Valen melorot kebawah, mencium dan menjilat perut Tata, Tata memegang pintu seakan menggila merasakan perut bagian bawahnya menegang. Valen merasakan miliknya telah menegang, diangkatnya Tata lalu ditidurkannya di ranjang. Valen berada diatas Tata, diciumnya kembali bibir Tata.
" Buka matamu sayang! Aku ingin kamu melihat wajahku saat kita bersama!" kata Valen. Perlahan Tata membuka matanya, dia tersenyum malu, pipinya merona, dilihatnya wajah tampan dan dada bidang juga perut sixpack cinta dalam hidupnya.
" Pipimu merona sayang!" goda Valen. Tata tersipu malu, lalu dia terpekik saat Valen memainkan jarinya di miliknya.
" Ahhh, Val! Ahhh!" teriak Tata karena gerakan cepat jari Valen.
" Akhhhhhhh!" lolongan nikmat Tata menggema di kamar itu akibat pelepasannya, tubuh Tata lemas dan menggeliat. Tanpa menunggu lagi, Valen melepas celana dalamnya dan membuka kaki Tata lalu menaikkannya di atas pahanya perlahan dia memasukkan miliknya pada Tata, lumayan sempit, mungkin karena lama nggak dipakai, pikir Valen. Tata yang masih lemas tersentak merasakan miliknya telah dimasuki benda besar dan dia melihat wajah Valen yang sangat tampan sedang menggoyang dirinya.
" Kamu suka sayang?" tanya Valen.
" Iya sayang! Ahhh!" erang Tata merasakan kenikmatannya.
" Sebut namaku, sayang!" kata Tata.
" Val! Ahhh! Val! Aku mencintaimu, sayang!" ucap membuat Valen semakin menggila dan mempercepat gerakannya dan mereka akhirnya lepas secara bersamaan.
" Akhhhhhh!" teriak Valen lalu cairan itu menyembur ke dalam rahim Tata lalu terjatuh diatas tubuh Tata. Tata merasakan sesuatu yang sangat menakjubkan dalam hidupnya, dia baru merasakannya lagi setelah sekian tahun lamanya, perasaan yang tidak pernah dia dapatkan saat bersama lewis.
" Kamu puas sayang?" tanya Valen lirih di telinga Tata. Tata menganggukkan kepalanya dan mengecup bibir Valen lembut.
" Iya, sayang! Terima kasih! Aku mencintaimu!" ucap Tata.
" Aku lebih mencintaimu!" jawab Valen, lalu dia menggeser tubuhnya ke samping Tata dan Tata meringsek mendekati Valen dan menggunakan tangan Valen sebagai bantalnya. Valen mengecup kening Tata lalu mereka tertidur karena malam semakin larut dan Valen juga baru saja baik