Chereads / Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 3 - Jadwal Yang Padat

Chapter 3 - Jadwal Yang Padat

Tata telah memiliki teman yang ternyata satu negara bahkan satu kota, dia mengajak Naya tinggal bersamanya agar ada yang bisa diajak ngobrol dan bertukar pikiran. Naya senang sekali bisa tinggal bersama Tata, karena dia belum sempat mencari apartement untuk tinggal selama kuliah disitu.

Jadwal kuliah yang padat membuat Tata tidak memiliki waktu untuk selalu berhubungan dengan sahabat-sahabatnya. Bahkan dengan orang tuanya saja dia kadang lupa menelpon.

" Sombong amat lo, Ta!" kata Manda saat Tata melakukan Vc dengannya.

" Astaga, Man! Sorry! Jadwal gue padet banget! Gue aja sampe lupa telpon ortu!" jawab Tata.

" Bukan karena lo udah punya temen baru?" tanya Manda sewot.

" Gue denger!" sahut Naya yang memang sedang menyalin tulisan dari buku Tata.

" Sialan! Ada manusianya disitu?" tanya Manda.

" Iya! Dia lagi nyalin buku!" jawab Tata. Kemudian mereka berbicara panjang lebar, sesekali Naya ikutan nimbrung juga dengan Tata dan Manda.

Tata memiliki beberapa teman cewek dan ada beberapa cowok juga. Tahun pertama Tata kuliah di Kampus SSS sangat menyenangkan walau dia jarang pergi keluar bersama teman-temannya, tidak seperti Naya yang hampir tiap weekend dia selalu pergi bersama mereka. Pernah Naya mencoba merayu Tata agar ikut dengannya, tapi Tata menolak dengan alasan takut mabuk dan terjadi sesuatu padanya.

" Astaga, Ta! Jaman gini lo masih jomblo? Nggak salah lo?" tanya Naya suatu hari.

" Nggak! Gue emang belum pernah pacaran dan nggak mau pacaran! Terserah lo mau bilang gue kuno ato apa, tapi gue memang sangat menjaga diri gue!" tutur Tata panjang.

" Jadi lo belum pernah disentuh cowok?" tanya Naya penasaran.

" Belum!" jawab Tata.

" Dicium?" tanya Naya.

" Belum juga!" jawab Tata.

" Wah! Lo ternyata sebuah berlian!" ucap Naya.

Saat liburan Tata tidak pulang ke Negara A karena dia ingin menyelesaikan kuliahnya dengan menambah beberapa mata kuliah. Sebagai gantinya mami dan papinya yang datang ke Negara S.

" Gimana kuliahmu, cah ayu?" tanya papinya.

" Baik, Pi!"

" Kamu nggak aneh-aneh'kan?"

" Astaga, Pi! Ya, jelas nggak lah!"

" Syukur, cah ayu!"

" Papi sama mami sehat?"

" Seperti yang kamu lihat, kami sehat!"

" Syukur, Pi!"

" Papi sepertinya agak pucat!" ucap Tata yang memperhatikan wajah papinya.

" Nggak papa! Papi baik-baik aja!" jawab papinya.

" Akhir-akhir ini papimu memang sedikit kurang sehat!" kata mami Tata.

" Mi!" tegur papinya.

" Papi sakit, mi?" tanya Tata.

" Kenapa dibawa kesini?" tanya Tata lagi.

" Papimu yang maksa, karena kangen sama kamu katanya!"

" Kalo papi sakit, kan bisa Tata yang pulang!"

" Tapi kamu kan terlanjur ambil mata kuliah, cah ayu!"

" Bisa di cancel, pi!

" Sudahlah! Kita bahas yang lain saja!" kata papinya. Papinya bercerita tentang perusahaannya yang sudah mulai maju, papinya merasa tidak mampu jika harus bekerja sendiri. Hal ini yang ditakutkan Tata, karena papinya akan selalu mengingatkannya tentang perusahaan keluarga.

" Papi'kan punya Mas Yusman! Dia bisa membantu papi!"

" Tapi dia kan orang luar, Ta!"

" Dia masih saudara jauh kita, Pi!"

" Iya! Tapi tetap aja dia orang luar!"

" Pi!"

" Iya! Iya! Maaf, papi salah!"

Tata menghela nafas panjang melihat kegigihan papinya yang selalu membicarakan tentang perusahaan keluarga padanya. Mas Yusman adalah orang kepercayaan papi, dia adalah saudara jauh dari keluarga mami. Dia seorang pekerja yang ulet dan tekun, sejak dia berkerja dengan papi, perusahaan papi mengalami kemajuan yang sangat significan. Karena ada orang tua Tata di apartement Tata, sementara waktu Naya mengungsi dulu di apartemen Zoya, teman mereka satu kampus.

" Ada yang ingin papi sampaikan ke kamu!"

" Apa, pi?"

" Setelah lulus kuiah papi mau kamu tunangan denga Yusman!"

" Pi!"

" Papi nggak pernah minta apa-apa sama kamu, cah ayu! Kali ini papi minta kamu mau mengabulkan permintaan papi!"

" Mi!" rengek Tata ke maminya.

" Nduk! Yusman itu tidak ada kurangnya! Dia ganteng, gagah, pintar, pekerja keras! Kamu mau mencari yang bagaimana lagi?" tanya maminya.

" Kamu pikirkan saja dulu! Papi juga nggak tergesa-gesa, masih ada 2 tahun lagi!"

" Baik! Beri Tata waktu, Tata akan memikirkannya!"

Tata baru tahu kenapa akhir-akhir ini Yusman sering mengirim pesan padanya, sangat perhatian padanya dan sangat banyak memberikan dia masukan, ternyata ini jawabannya. Maminya memang benar, Yusman adalah laki-laki yang sempurna untuk dijadikan suami, saat pertama mengenal Yusmanpun Tata pernah dibuat salah tingkah oleh Yusman. Tapi itu saat dia masih duduk di kelas 1 SMU. Sejak kelas 2 dia jarang bertemu dengan Yusman, karena dia sering jalan bersama teman-temannya.

Papi dan maminya pamit pulang setelah seminggu berada di sana, Tata mengantar mereka sampai bandara.

" Jaga diri baik-baik, cah ayu!"

" Iya, Pi!"

" Jangan lupa makan!" pesan maminya seperti biasa.

" Iya, Mi!"

" Ingat! Pikirkan yang papi katakan kemarin!"

" Iya, Pi!

Lalu mereka berdua masuk ke dalam bandara dan Tata pergi meninggalkan bandara menuju ke apartementnya.

Tata larut dalam kuliahnya, karena di tahun kedua ini dia benar-benar berusaha agar mendapatkan beasiswa untuk kemajuan pendidikannya, walaupun orang tuanya mampu membiayainya. Naya tertinggal dengan Tata dalam mata kuliahnya, karena dia mengikuti kuliah seperti biasa saja. Sesekali dia minta tolong kepada Tata untuk membantunya menyelesaikan pekerjaannya.

" Ta!" panggil Naya.

" Hmm?"

" Mau pergi nggak? Ada yang pengen kenalan!"

" Siapa?"

" Namanya Robert! Katanya dia sering melihat lo duduk di taman kota sambil membaca buku!"

" Mahasiswa mana?"

" Dia nggak kuliah! Anak orang kaya!"

" Sorry, gue nggak suka cowok pemalas!"

" Tapi dia tajir melintir, Ta!"

" Ambil aja!"

" Andai dia mau sama gue! Dia maunya lo!"

" Nggak!"

" Nggak asyik lo, Ta!"

" Biarin!"

" Untung temen gue, lo! Kalo nggak udah gue umpanin lo!"

" Awas aja kalo berani!"

Naya menjulurkan lidahnya pada Tata lalu masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Tata masih asyik dengan laptopnya. Ponsel Tata bergetar, dilihatnya nama Yusman tertera di layar. Dengan sedikit berdebar, Tata mengangkat panggilan itu.

" Halo! ...Ya, Mas! ...Malam! Disini udah malam mas! ...Belum! Masih ada tugas! ...Sedikit! ...Nggak papa! Mas Ada perlu? ...Iya, sudah! ...Gue bilang gue minta waktu! ...Ya? ...Iya, mas! Gue juga lagi mikirin! ...Iya! ...Hmm? ...Trima kasih atas cinta yang Mas Yusman rasakan untuk gue! Tapi Mas nggak papa'kan kalo kasih gue waktu? ...Trima kasih! ...Ya! ...Malam!"

Jeda waktu antara negaranya dan Negara S adalah 4 jam, saat ini disini jam 9 malam, jadi disana jam 5 sore. Tata mengirim pesan ke Manda dan Saras tentang rencana papinya. Pesan balasan dan panggilan dari mereka masuk bergantian. Tata tidak membuka ataupun mengangkatnya, karena ini udah malam dan besok dia harus presentasi di kelas. Akhirnya Tata tidur tanpa menjawab atau membalas mereka. Pagi harinya Tata bangun dan mandi kemudian sarapan roti dan pergi menuju ke kampusnya yang jaraknya dekat dari apartementnya. Sementara Naya masih molor akibat semalaman chatting dengan Robert. Tata pagi itu memakai pencil skirt berwarna navy dengan blouse berwarna cream tidak lupa dengan low top sneaker putih di kakinya. Dia terlihat cantik sekali memakai pakaian itu. Beberapa mahasiswa memperhatikannya, tapi dia tidak menghiraukan mereka.

" Jerk!" ucap seorang gadis yang ada lewat disampingnya. Tata tahu gadis itu hanya ingin membuat masalah dengannya, tapi Tata tidak pernah terpancing sama sekali.

" Are you deaf?" ucap gadis itu lagi. Tata tetap tak bergeming. Tiba-tiba gadis itu menarik tangan Tata dan mendorongnya hingga Tata terbentur loker. Tata meringis kesakitan.

" Rose!" teriak Mr. Norman yang ternyata melihat kelakuan Rose. Rose yang di panggil kaget dan melihat ke arah Mr. Norman.

" My office, Now!" teriak Mr. Norman lagi. Rose berjalan mengikuti Mr. Norman dan mencibir ke arah Tata.

" Crazy girl!" kata beberapa gadis.

" You, Ok! Ta?" tanya Cecilia.

" Ya! I am fine, thanks!" jawab Tata. Lalu Tata masuk ke dalam kelasnya.