Rasanya kepala Helena berputar-putar dengan pandangan kabur. Tubuhnya terpental cukup jauh dan menabrak pada sisi pagar kayu yang tadinya penuh dengan hiasan bunga.
Ledakan kedua kalinya baru saja terdengar, lebih besar dari ledakan pertama. Sialnya bagi Helena, lokasi ledakan itu berdekatan dengan tempat dia berada.
Helena terkapar posisi menelungkup, rambutnya yang sudah disanggul rapi tampak berantakan. Dia menggumam sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya,
"Apa... apa yang terjadi," ucap Helena sambil terus mendapatkan penglihatannya kembali.
Perlahan dia menegakkan wajahnya dan menggerakann kepalanya agar bisa melihat situasi yang terjadi di sekitarnya. "Ah... rasanya sakit sekali," ucap Helena sambil memegangi sisi kanan kepalanya.
"Darah? Aku berdarah?" Helena melihat tangannya yang penuh dengan lumuran darah.