Sang Ratu Aarez menatap pada kukunya yang sudah berwarna merah, jari jemarinya sengaja ia renggangkan karena perawatan kukunya masih belum kering.
"Kenapa kau tidak menjawabnya, Permaisuri Emira?" tanya Calista tanpa melihat ke arah Emira.
"Sebenarnya, apa yang membuat kau sangat takut? Apa kau takut... jika Raja Louis tidak akan peduli padamu lagi?" cibir Calista.
"Ratu Calista, harusnya kau tahu bagaimana Helena begitu... diutamakan oleh Yang Mulia, bahkan dia sudah memberikan keturunan pertama untuknya. Aku hanya berpikir... apa kau sedang mengambil resiko?" tanya Emira.
Akhirnya Calista menatap pada wajah Emira, dagunya yang ia angkat dengan sorot mata yang dingin, menandakan Calista sedang menunjukkan sikap dominan, menunjukkan bahwa dialah yang berkuasa saat itu.
Calista bangkit dari duduknya, berjalan mendekati Emira dengan sorot mata yang belum berubah.
"Resiko? Lucu sekali Permaisuri Emira," ucapnya dengan jarak yang dekat.