Pagi hari itu Calista sudah tampak rapi, dibantu dengan Katia. Ia sudah mengenakan pakain terbaiknya, sesekali ia berjalan dengan kedua kakinya sendiri, tanpa harus menggunakan kursi rodanya.
"Ratu Calista, kau terlihat canti," Puji Katia.
Calista mengangkat tinggi cermin bulat yang besar, dan berada ditangannya. Melihat tatanan rambut hitamnya yang rapi, senada dengan dress panjang berwarna biru yang ia pilih sendiri.
"Rasanya aku seperti baru terbangun dari mimpi buruk, tapi ini semua nyata karena aku adalah… Ratu Aarez," ucap Calista dengan seringai yang lebar.
Katia tersenyum tipis, "Aku yakin… tidak ada wanita yang cantik selain kau, Ratu Calista."
"Jangan memujiku seperti itu, cantik itu tidak penting sepertinya untuk seorang Louis Aarez. Aku sempat terkejut, karena dia bisa memiliki keturunan dengan permaisuri pilihan Revania. Hmmm… aneh sekali." Gumam Calista tampak berpikir.
"Apa yang aneh menurut, Ratu Calista?" tanya Katia yang menjadi penasaran.