Harika merasa gelisah, sudah beberapa hari ini dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa menceritakan, permasalahan besar ini pada Helena.
"Tapi… apakah itu benar wanita itu adalah Calista? Bagaimana kalau itu hanya seseorang yang mirip saja. Bukankah aku harus mencari tahu terlebih dahulu," Harika semakin frustasi didalam kamarnya.
Dia sudah tampak rapi saat itu, seharusnya dia sudah kembali menemui Helena di Paviliun. Tapi… kenyataannya dia sedang duduk dengan gelisah, dan kedua kakinya yang terus saja bergerak.
"Harika… berpikirlah… berpikir…" Ucapnya dengan sikap yang semakin gelisah.
Harika sudah menegakkan tubuhnya, keyakinannya sudah sangat membulat. "Aku harus menceritakannya, ya… aku harus bertemu dengan Permaisuri Helena."
Dengan keyakinan dan kepastian yang tidak bisa diganggu gugat, Harika sudah mengarah kembali kearah Paviliun. Langkah kakinya terlihat pasti, sepertinya tidak ada yang bisa mengubah keputusannya saat itu.