Jeon Sean sangat mengerti apa yang kini dirasakan Valery sekarang, karena kejadian itu pasti membuat dia akan terus menerus menyalahkan dirinya sendiri,
"Valery berjanjilah padaku sekarang dan seterusnya kamu tidak akan menyalahkan dirimu sendiri" ucap Jeon Sean, dia tidak tahu harus bagaimana untuk menyelesaikan masalah ini, bukan hanya Valery yang merasa kehilangan tapi Sean pun juga Sona adalah kekasih Sean, orang yang sangat dia cintai dan juga dia sayangi
"tidak! Tuan Sean pada kenyataannya aku adalah seseorang pembunuh, adikku meninggal itu ka...."
ucapan itu terhenti, ketika Sean sudah sangat muat dengan cepat mencium bibir Valery tanpa keizinnya, sejujurnya Sean sangat ingin menghibur Valery tapi dia tidak tahu harus melakukan apa untuk menghiburnya? dia hanya mencium Valery untuk membuatnya berhenti membicarakan hal yang omong kosong dan setelah itu dia melepas ciuman itu, Sean juga menghapus jejak Air mata yang ada diwajah dan dipipi Valery,
"Valery lebih baik kamu beristirahat sekarang" dia menidurkan tubuhnya dan menutupnya dengan selimut lalu tidak lupa untuk mematikan lampu.
"Tuan" seperti kali ini Valery tidak ingin tidur sendiri, dia memutuskan untuk menarik tangan Sean, sebelum dia benar-benar pergi meninggalkannya sendirian dikamar.
"tolong jangan tinggalkan aku, aku tidak ingin sendirian, temani aku untuk malam ini" ucap Valery, dia mencoba menatap Sean dengan tatapan sendu.
Sean berbalik, dia melangkah naik keranjang, memposisikan tubuhnya didepan Valery.
"Valery namaku adalah Sean, bisakah kamu berhenti memanggilku Tuan aku bukan majikanmu ataupun bosmu, biasakanlah untuk memanggiku Sean"
dalam lubuk hati Sean ingin sekali lebih dekat dengan Valery tapi reaski Valery masih menganggapnya sebagai orang asing.
"....."
Valery sangat bingung untuk menjawab itu, Valery hanya menganggukan kepalanya sebagai jawabannya .
"Valery mulai hari ini dan seterusnya tinggallah disini" dengan gerakan yang lembut Sean menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan tubuh Valery.
"Tuan..Eh Sean kenapa kamu begitu baik padaku" Tanya Valery, dia tidak berani untuk menatap Sean, jadi Valery memilih untuk membelakanginya.
"kamu akan tahu nanti, sekarang bukanlah waktu yang tepat untukku memberitahu sesuatu" Sean mrngulurkan tangannya, dia memrluk tubuh mungil Valery dengadn posesif dengan tangan yang berada diperut Valery dan dahu yang berada diperpotongan leher Valery.
sebenarnya Sean ingin mengatakan bahwa dia dan Sona adalah sepasang kekasih tapi sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk mengatakan itu, dan mengingat Valery juga sedang berduka.
Untuk malam ini Valery tidak ingin sendirian dan memutuskan Sean untuk menemaninya bukanlah hal yang buruk.
bahkan sekarang dia merasa lebih baik, tapi tetap saja kenyaman ini masih membuatnya sedih dan terus memikirkan Sona.
Keesokkan paginya...
cahaya matahari sudah menghangatkan bumi dengan sinar yang bahkan memberikan kehidupan yang tinggal dibumi, cahaya itu masuk kedalam sebuah kamr dimana ada sepasang isan yang masih tertidur lelap didalam hangatnya selimut. sampai cahaya itu menerangi kamar dan membangunkan salah satu dari mereka.
Jeon Sean sudah bangun lebih awal, dia memandangi wajah Valery yang sedang tertidur, wajahya yang sangat pucat dan didaerah matanya sedikit bengkak tapi tidak mengurangi kecantikannya, sejak kapan seorang Jeon Sean berubah menjadi seorang laki-laki yang begitu perduli terdapat wanita lain selain Sona.
Apakah dia mulai jatuh cinta pada Ryui Valery ?, melihat tanda-tanda Valery akan bangun dengan cepat Sean menutup kedua matanya dia mencoba berpura-pura tertidur.
Saat pertama kali Ryui Valery membuka matanya dia langsung bertemu dengan wajah Jeon Sean yang masih tertidur, wajah Sean terlihat sangat tampan dan imut, Valery tersenyum sangat melihat wajah imut seorang Jeon Sean.
"Tuan berupa usiamu? kenapa kamu terlihat sangat imut dan tampan" tanpa Valery sadari kata-kata itu keluar dari mulutnya begitu saja.
"aku ini Sean bukan majikanmu, umurku 24 tahun Valery dan aku bukan bayi, aku pria dewasa!" Valery terkejut sangat dia ketahuan menatapnya, Valery ingin menghindari tapi Sean sudah lebih dahulu menariknya, membuatnya bertabrakan dengan dada telanjang Sean.
'kenapa pria ini tidak memakai pakaian?' dengan sangat gugup Valery melihat tubuh telanjang dada Sean. dia berkali-kali mencoba menjauh, kondisi ini sangat tidak baik untuk jantungnya dan juga pernafasannya.
"Valery sampai kapan aku harus meningatkanmu untuk berhenti memanggilku 'Tuan' sekali lagi kamu memanggilku 'Taun' aku akan menghukummu!! Mengerti!!" cengkraman yang berada ditangan Valery semakin kencang saat Sean mengatakan kata itu.
Valery hanya mengganguk dan dia berkata "aku akan mencobanya mulai sekarang, dan selamat pagi Sean"
Sean mengelengkan kepalanya dan kemudian naik ketubuh Valery dan mencium bibirnya sekilas lalu bangun nurun dari ranjang, berjalan begitu saja melangkah pergi menuju kamar mandi.
"ini baru namanya ucapan selamat pagi Valery yang benar" ucap Sean sebelum menutup pintu kamar mandi, dengan sengaja dia menunjukan senyuman iblisnya kepada Valery
Valery hanya bisa terdiam karna berbuatan Sean, dia menatap langit-langit kamar dengan tatapam kosong, bagaimana pria itu bisa dengan santainya melakukan itu padahal Valery mati-matian untuk menahan degup jantungnya saat dia didekat Sean.
'aku harus segera pergi sebelum semua ini semakin membuatku jatuh cinta padanya' ucap Valery dalam hatinya.
********
Di meja makan Ryui Valery hanya melihat sarapannya tanpa ada niat untuk memakannya.
"Valery kenapa kamu tidak memakan sarapanmu? apa kamu tidak suka sarapan dengan roti? Apa kamu ingin sarapan yang lain?" Jeon Sean sangat bingung melihat Valery yang belum menyentuh sarapannya sedari tadi.
"aku tidak lapar" Valery tidak ingin memakan apapun pikirannya tidak bisa melupakan Sona, kenapa dia begitu rapuh dan merasa kosong seperti nyawanya sudah tidak berada diraganya .
"Valery apa kamu memikirkan Sona adikmu?" Sean bertanya,
"aku merasa sangat hampa dan rapuh, aku tidak tahu harus menjalani kehidupan ini tanpanya, aku.. sangat.. merindukannya" Valery tidak bisa menahan untuk tidak menangis,
Sean tidak ingin Valery menangis lagi dengan cepat dia menghapus Valery matanya dan menariknya kedalam pelukannya.
"Sean aku tidak ingin tinggal bersamamu, aku tidak ingin menjadi beban untukmu"
"Itu tidak akan pernah terjadi Valery, kamu milikku, kamu tidak akan bisa pergi dariku, aku akan pergi bekerja sekarang tolong jaga dirimu baik-baik jangan menangis lagi"
Sebelum pergi kekantor Sean menyempatkan dirinya untuk mencium kening Valery, sebenarnya sangat berat untuknya harus meninggalkan Valery disaat dia membutuhkan seseorang untuknya dan menemaninya.
namun Seorang Jeon Sean tidak bisa meninggalkan pekerjaan demi seorang wanita yang bahkan Sean pun tidak tahu harus memperlakukanya seperti apa? Sean juga takut malah akan menjadi masalah baru jika menyembunyikan hubungannya dengan Sona, dia juga tidak ingin menyakiti Valery jika nanti suatu saat dia jatuh cinta padanya, Sean juga harus menentukan waktu yang tepat untuk mengatakan semuia ini sebelum Valery mengetahuinya dan malah akan membenci dirinya dan juga Sona.