Hari telah menjadi minggu, dan minggu berlalu begitu saja hingga Hari berjalan begitu cepat, sudah tidak terasa Valery sudah sebulan tinggal di Rumah Sean, Semakin hari sifat Sean terhadapanya semakin baik pada hari itu, semenjak dia mengatakan bahwa dia mencintai Valery, dia berubah menjadi lelaki yang lebih mengerti Valery.
Tapi perubahan yang terjadi padanya, Valery sama sekali tidak bisa merasa jika dirinya dicintai oleh seorang Jeon Sean. walaupun Valery belum pernah merasakan namanya dicintai oleh seorang pria, tapi perasaan seorang wanita tidak pernah salah. Sean melakukan semua itu karna ke terpaksaan dan Valery tahu itu semua, namun dia hanya bisa diam.
Hari ini mereka berencana akan pergi ke paris bukan untuk berlibur tapi karna Sean mempunyai urusan pekerjaan di sana, kali ini Sean ingin mengajak Valery pergi bersamanya, mengingat Sean akan mungkin lama ada disana daripada meninggalkan Valery sendirian lebih baik dia membawanya, sekalian Sean menjaga Valery..
"Valery, dalam lima menit lagi kita harus segera berangkat, apa kamu sudah selesai merapikan barangmu? karna waktu kita sudah tinggal sedikit lagi, kita tidak punya banyak waktu " Ucap Sean yang sedang mengecek keperluan yang akan dia bawa nanti untuk tinggal diparis beberapa minggu kedepan.
"aku sudah selesai, kamu tunggu saja dimobil aku akan segera turun" teriakan Valery yang berasal dari kamarnya. dia masih sibuk mengemasi barang-barang yang akan dia bawa.
"baiklah aku akan menunggumu dibawah, cepatlah sedikit, tidak perlu membawa banyak pakain kita bisa membeli disana, kita sudah hampir terlambat Valery" Sean mulai berjalan keluar dengan kopernya menuju temoat bagasi mobilnya dan meninggalkan Valery didalam rumah.
Setelah Sean pergi, Valery keluar kamar dan pergi menuju bagasi mobil sambil membawa koper yang besar mengingat dia akan satu bulan diparis, beberapa menit kemudiam sampailah Valery digarasi mobil, di sana Sean sudah menunggu didalam mobilnya dan tampaknya sepertinya dia sedang menerima telpon dari seseorang.
Sean: " Ada apa karan, aku sedang sibuk "
Karan: " aku adikmu tapi kenapa kamu menganggapku seperti orang Asing. Aku hanya ingin meminta uang, untukku, aku akan pergi berlibur"
Sean: "berapa uang yang kamu butuhkan?"
Karan: "tidak banyak aku hanya membutuhkan 15 juta won, tolong transfer sekarang, aku akan menunggumu"
dengan cepat Karan mematikan sambungan panggilan itu, dia tahu kakaknya akan memarahinya. tapi tetap saja dia sangat menyayangi kakaknya, dan sebaliknya semarah apapun Sean dia akan tetap mengabulkan keinginan adik laki-lakinya itu.
Melihat Valery yang sudah berada diluar mobil, dia langsung membuka pintu untuk Valery masuk.
"apa kamu menunggu terlalu lama diluar? tadi adikku menelponku jadi aku tidak menyadari kamu sudah datang" Ucap Sean, dia mulai menyalakan mesin mobil dan tak lupa untuk memakai sabuk pengaman.
Setelah pintu terbuka Valery langsung duduk disamping Sean dan berkata
"tidak aku lama, sudah kita harus segera berangkat" setelah menutup minta Valery juga memakai sabuk pengamannya.
"baiklah Ayo kita berangkat jangan lupa untuk memakai sabuk pengaman Valery" Sean melaju mobilnya menuju bandara dengan kecepatan tinggi melewai jalanan kota Seoul yang masih sepi.
Akhirnya mereka sampailah dibandara dalam kurung waktu tiga puluh menit.
"sekali saya mengingatkan untuk penerbangan korea-paris akan segera berangkat dalam 10 menit"
Setelah mendengar pemberitahuan itu Valery dengan cepat menarik tangan Sean.
"Sean! kita harus cepat! pesawat akan segera berangkat"
"kamu duluan saja, aku yang akan mengurus koper kita"
setelah selesai dengan segara urusan merekasebelum masuk kedalam pesawat, kini akhirnya mereka bisa duduk tenang pesawat, kali ini Valery ingin memilih untuk duduk didekat jendela .
"Valery apa kamu ingin minum sesuatu?" tanya Sean
Valery mengelengkan kepalanya dan tersenyum manis, dia terlihat sangat imut hingga membuat Sean ingin menciumnya tapi dia ingat bahwa mereka sedang berada dipesawat jadi Sean hanya memilih untuk mencubit pipinya.
"aku ingin menelpon seseorang jika ada sesuatu yang kamu butuhkan telpon aku dan jika kamu bosen kamubisa tidur saja atau meminta sesuatu pada pramugark disni" setelah mengatakan itu Sean pergi meninggalkan Valery,
Sebenarnya Valery sangat tidak suka jika Sean pergi meninggalnya sendiri, Valery hanya bisa menghela nafas dan melihat keluar jendela pemandangan di luar begitu indah. dia bisa melihat kota Seoul dari atas pesawat itu
Saat Sean kembali setelah menelpon seseorang, dia melihat Valery sudah tertidur dengan sangat nyenyak, dengan sangat hati-hati Sean memindahkan kepala Valery ke bahunya agar wanita itu bisa lebih nyaman dalam posisi tidurnya dan secara perlahan dia ikut nyusul Valery kedalan alam mimpi.
******
Penerbangan mereka menuju paris berjalan dengan lancar, mereka sudah tiba di paris. mereka tiba sana saat matahari sudah terbenam.
"Sean kita akan kemana?" tanya Valery yang berjalan mendekatk Sean sambil menyeret kopernya.
"kamu harus pergi kehotel terlebih dulu, aku harus bertemu dengan seseorang, maafkan aku Valery aku harus meninggalkanmu terus " sebenarnya Sean mengajak Valery ke paris karena dia ingin melamar Valery, tapi pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkannya membuatnya harus menunda lamarannya.
Menghentikan taksi Sean dan Valery langsung menuju ke hotel, selama perjalan mata Vakery tidak pernah meninggalkan pandangannya ke arah jendela, sebelumnya dia tidak pernah jalan-jalan keluar negeri, ini adalah pertama kalinya untuknya bisa pergi kekota yang banyak di rekomendasikan untuk sepasang kekasih yang ingin berlibur.
jalan kota Paris sangat indah hingga tidak sadar, mereka sudah berhenti disebuah perhotelan terbaik dipusat kota Paris. Hotel ini terlihat sangat indah dengan gaya klasiknya.
kini Sean danValery sedang berada dilantai bawah atau bisa dibilang lobby, Sean berjalan mendekati Valery yang sedang duduk, dia menyerahkan kunci kamar pada Valery dan berkata
"Valery kamu bisa melakukannya sendirikan? dan ini kunci kamarnya, kamu tidak perlu membawa barangmu nanti aku akan menyuruh seseorang mengantarnya, aku akan kembali mungkin larut malam, jadi tidak usah menungguku"
"kamar ini berada dilantai berapa?" tanya Valery, sebenarnya di sedikit takut karna masih bingung.
"aku lupa! kamu naik list menuju kelantai 18, dia kunci itu ada nomor kamar, kamu hanya perlu mencarinya saja"
"baiklah kamu bisa pergi Sean, aku bisa melakukannya sendiri"
"sampai jumpa nanti" ucap Sean, sebelum pergi dia memberikan kecupan di kening Valery, "I love you"
Valery hanya tersenyum pada Sean yang mulai melangkah pergi, Valery mulai berjalan mendekati lift terdekat. tubuh terasa begitu lelah. "mungkin dengan mandi air panas, tubuhku akan merasa lebih ringan" ucap Valery yang sudah berada di dalam lift.
"Tuhan, kenapa dia semakin baik padaku?"
di dalam lift pikiran Valery hanya dipenuhi dengan Sean, hari ini dia tidak ada beda dengan hari biasanya tapi Valery sama sekali tidak bisa merasakan perasaan yang tulus dari Sean. Dia selalu merasa jika Sean bukankah dirinya jika sudah berhadapan dengannya, Valery ingin sekali bertanya padanya, dia ingin Sean lebih terbuka padanya.