Chereads / Retaknya Sayap Merpati / Chapter 35 - Hari pertama Magang

Chapter 35 - Hari pertama Magang

Nia sudah siap dengan pakaian kerjanya, hari ini seharusnya hari kedua Nia magang. namun karena kemarin dirinya mendadak tidak enak badan dan masuk rumah sakit, Romeo mengatakan bahwa Nia mendapatkan ijin sakitnya. entah bagaimana Romeo mengatakan pada bagian HRD tentang hal seperti ini, semoga saja saat Nia datang nanti. Nia tidak di cap sebagai anak baru yang kurangajar, bisa habis reputasi Nia nantinya..

Setelah memoles sedikit lipstik sebagai make up terakhir, Nia mengambil tas nya dan memakai high heels 5cm. Penampilannya cukup bagus untuk anak magang, tidak terlihat berlebihan dan tidak biasa biasa juga..

Nia keluar dari kamarnya dan menutup pintu, aroma makanan langsung tercium di hidung Nia.

"Harum banget Nih, siapa yang sudah masak pagi pagi ya". Teriak Nia yang berlari pelan menghampiri meja makan, Riri yang mendengar suara Nia hanya menggelengkan kepala heran. bagaimana bisa Nia bersikap seperti anak kecil hanya karena mencium aroma makanan.

"Aku buatin sarapan untuk sahabat tercintaku, biar dia semakin semangat kerjanya dan dapat uang banyak. jadi bisa traktir traktir deh". Kata Riri yang sudah meledek Nia.

"Tenang saja, jika aku sudah mendapatkan gaji pertamaku. kita akan makan steak enak di pusat kota, kamu boleh memilih apapun. aku yang bayar". Nia berucap bangga, Nia bisa berkata seperti ini karena memang gajinya sebagai anak magang cukup besar di perusahaan yang akan Nia jalani.

"Ahhh senangnya bisa makan gratis nanti, gak sabar akhir bulan". Nia dan Riri tertawa bersama memikirkan perkataan mereka yang terdengar konyol, bagaimana bisa akhir bulan? hari pertama magang saja belum dijalani.

"Kamu masak Apa Ri?". tanya Nia yang sudah mencuci tanganya dan melihat Riri menuangkan sesuatu kedalam piring.

"Capcay bakso, dan udang saus tiram. Nanti sekalian dibawa yang buat bekal, jadi gak usah beli makanan di kantor. pasti mahal mahal". kata Riri yang sudah menuangkan nasi hangat kedalam piring Nia beserta lauk serta sayurnya.

"Enak banget sih, baik banget sahabatku satu ini. jadi makin cinta akutuh". Nia mencium pipi Riri dan Riri hanya mendengus jijik lalu mengusap bekas ciuman Nia.

"Minta dihajar ya pagi pagi? main cium cium aja, jijik tau Nia". kata Riri yang sudah duduk di bangkunya dan memulai untuk makan, Nia hanya tertawa dan ikut duduk bersama Riri.

"Canda sayang, marah marah Mulu ya.. Cepet tua nanti". Nia menyendokan makanannya ke dalam mulut, mengunyahnya perlahan dan Merasakan sensasi nikmat. "Enak banget ih, makin pinter aja sahabatku masak. bisa dong buatin sarapan sama bekal tiap hari". Nia tertawa dibalik mulutnya yang masih mengunyah makanan, Riri mendelik kesal dan mulai menyendokan makanan juga kedalam mulutnya.

"Bayar, mahal tau bahan bahan masakan sekarang". kata Riri tidak terima sahabatnya ini selalu ingin yang gratisan.

"Ih perhitungan, nanti pulang magang. Nia mampir ke supermarket deh, buat beli bahan belanjaan". Kata Nia memberikan senyum manis yang dibuat buat.

"Giliran ada maunya aja, rajin bener mampir supermarket. coba gak ada maunya, ke Indomaret depan aja malasnya gak ketulungan". Riri sengaja meledek Nia, Nia hanya menyengir kuda yang menampilkan gigi putihnya.

"Kan kita saling bekerjasama, Tumben banget kamu mau masak gini Ri? bosen ya gak ada kerjaan selain skripsi?". Tebak Nia..

"Iya Bosen banget, pusing aja gitu kerjaan cuma liatin laptop sama buku terus. setidaknya dengan memasak bisa membuat mood dan suasana baru aja, biar gak gila aja gitu". Ujar Riri yang sedikit tertawa memikirkan bagaimana hari harinya terasa menjenuhkan karena perihal skripsi yang gak kelar kelar.

"Ikut magang aja Ri". Saran Nia pada Riri.

"Gak mau, capek.. Aku gak suka kerja sama orang, aku lebih baik buka bisnis kecil kecilan aja, tapi gak disuruh suruh orang lain. kamu tau sendiri aku orangnya gak bisa diatur-atur". Ucap Riri enteng.

"Iya juga sih bener, lagian kamu mah gak usah kerja juga pasti warisan banyak". Ledek Nia, setelah ini Riri pasti marah, dia paling tidak suka jika sudah membahas tentang warisan.

"Warisan terus bahasnya, kamu mau jadi anak Orang tua aku? daftar sana, siapa tau kebagian warisan". ujar Riri, Nia tertawa karena jawaban Riri pasti selalu sama jika membahas tentang warisan. Riri itu paling malas jika harus mendapatkan warisan, katanya pusing.. banyak yang harus diurus, belum lagi kalau saudara-saudara Riri yang terkadang suka iri melihat Riri yang mendapatkan banyak jatah. padahal jika Nia yang ada di posisi Riri, pasti Nia akan sangat bahagia dan melakukan apapun agar benar benar mendapatkan warisan tersebut..

Nia sudah menghabiskan sarapannya, mengangkat piring dan mencucinya. Tidak mungkin Nia menumpuk piring begitu saja, bisa habis kena omel oleh ibu Riri yang terhormat nanti.

Setelah mencuci piring, Nia mengambil kotak bekal dari dalam lemari. Mengambil nasi, lalu berjalan ke arah meja makan. mengisi lauk serta sayur ke dalam kotak bekal, makan siangnya akan sangat enak nanti dan Nia tidak perlu keluar uang lebih.. Sahabatnya memang yang terbaik..

"aku langsung berangkat ya, takut telat.. Jalanan ibukota gak bisa di prediksi". Kata Nia yang sudah memasukan kotak bekal ke dalam tas.

"Iya, hati hati ya.. kalau ada apa apa langsung kabarin, lipstiknya pakai lagi, ke hapus gara gara makan tuh, jangan terlihat jelek di hari pertama".

"Iya nanti aku pakai lipstiknya pas turun dari busway saja, Daa Riri". Nia mencium pipi kanan dan kiri Riri, lalu berjalan keluar dari pintu apartemen.

Tidak sabar menjalankan hari baru di dunia kerja sesungguhnya, ya walaupun hanya magang. tapi setidaknya Nia akan mendapatkan banyak pengalaman disana nanti. Setelah turun dari apartemen, Nia berjalan sedikit ke arah tempat menunggu busway. Tidak lama, karena busway sudah ada saat Nia datang, Nia naik ke dalam busway dan berpegangan dengan erat. maklum saja pagi hari di ibukota jangan harap mendapatkan tempat duduk, karena bisa masuk saja sudah bersyukur.

Jalanan tidak terlalu padat dan tidak terlalu lenggang, Lajunya busway hingga sampai di depan gedung perusahaan hanya sekitar 30 menit..

Nia turun bersama beberapa orang lain, Dengan perlahan menyebrang jalan dan sampailah Nia di depan Loby gedung. Nia bahkan tidak henti hentinya berdecak kagum karena besarnya gedung yang akan menjadi tempat Nia magang, Sebuah keberuntungan karena Allah mengabulkan Permintaan Nia yang satu ini. Semoga saja semua akan berjalan baik sampai bulan terakhir kontrak magang.

Nia masuk ke dalam gedung, langsung menaiki lift menuju lantai 5. dimana informasi yang Nia dapat waktu terakhir wawancara adalah Nia harus berada di lantai 5. Lift dimasuki banyak karyawan lain, Nia harus sedikit bergeser karena tubuhnya beberapa kali di dorong tanpa sengaja.

Setelah lift tertutup dan berjalan perlahan melewati lantai demi lantai, sampailah Nia di lantai 5. dengan sabar Nia mengucapkan permisi agar dirinya bisa lewat dan keluar dari lift.

Nia rasanya ingin berteriak saat beberapa orang enggan memberi jalan, tapi yasudahlah. namanya juga senior, mereka biasanya seperti pemilik perusahaan ini saja. beruntung Nia belum bertemu senior seperti kakak kelasnya dulu, yang setiap melihatnya pasti bisa marah begitu saja. Nia bergidik ngeri mengingat bagaimana kakak kelasnya dulu sangat menyeramkan..

setelah berada di lantai 5, sekarang Nia bingung harus kemana?

Nia melihat kesekeliling gedung, cukup sepi. Nia berinisiatif berjalan dan mencari seseorang, saat Nia melihat ada seorang perempuan yang berada di depan sebuah pintu. Nia langsung menghampiri dan menarik nafas perlahan.

"Permisi Kak, Saya boleh tanya?". Kata Nia berucap sesopan dan semanis mungkin. perempuan yang ada di depan Nia menengok ke arah Nia dan ikut tersenyum Ramah.

"Iya silahkan, mau tanya apa?" Katanya lembut.

"Saya Dania, anak magang baru di perusahaan ini. kalau boleh tau saya harus kemana ya kak? soalnya waktu wawancara terakhir saya hanya diberitahu untuk datang di lantai 5 saja, tidak diberitahu di ruangan apa". Kata Nia berusaha memberi tau alasan yang jelas.

"Oh anak magang, memangnya kemarin tidak datang ya? soalnya anak magang sudah diberi job desknya masing-masing, jadi mereka hari ini sudah mempunyai pekerjaan sendiri. mungkin kamu bisa ke ruangan HRD saja, ruanganya ada di lantai 10. Di depan pintu tertulis ruangan HRD". Kata Perempuan itu memberitahu Nia.

"Iya Kak kebetulan saya kemarin sakit, Kalau begitu saya naik ke lantai 10 ya kak. terimakasih Kak, maaf mengganggu waktunya",. Kata Nia yang menundukkan kepalanya sopan.

"Iya sama sama". Jawab Perempuan itu.

Nia undur diri dan mulai melangkahkan kakinya untuk menaiki lift menuju lantai 10, semoga saja tidak ada hal buruk yang terjadi. Nia sebenarnya takut jika HRD berkata hal yang tidak bagus karena kemarin Nia sempat sakit.

Setelah menaiki lift yang sudah sepi, Nia memencet tombol angka 10, lift tertutup dan berjalan perlahan untuk naik.

Lift berdenting dan Nia sudah sampai di lantai 10, saat Nia keluar dari lift. terlihat banyak orang yang berlalu lalang, sepertinya ini divisi HRD. Kemarin Nia memang sempat wawancara, tapi ruangan HRD bukan berada di lantai ini. Mungkin ruangan itu hanya khusus untuk wawancara saja sepertinya. dan sekarang Nia sudah berada di ruangan sebenarnya.

Nia mengikuti langkah kakinya dan mencari-cari pintu yang bertuliskan ruangan HRD. setelah Nia menemukannya, Nia melihat sebentar Papan nama itu. apakah Nia langsung masuk saja? tapi Nia merasa takut, Tapi jika tidak masuk. maka Nia tidak akan mendapatkan pekerjaan apapun. Nia menarik nafasnya dan perlahan membuang, Mengetuk pintu dua kali. Lalu Tak berapa lama seorang laki laki yang sama yang pernah melakukan sesi wawancara dengan Nia membuka pintu.

Nia tersenyum hangat dan menjabat tangan Sang HRD.

"Selamat pagi Pak, saya Dania". kata Nia sopan.

"Oh Dania, yang kemarin ijin sakit ya. kamu sudah sembuh? ayo ayo masuk kedalam, saya akan beritahu Job desk untuk kamu". Nia tersenyum, dan memegang hidungnya sebentar. semoga di dalam ruangan itu tidak akan terjadi sebuah sindiran atau cemooh karena Ijinnya Nia kemarin..