Chereads / Retaknya Sayap Merpati / Chapter 38 - Makan Malam

Chapter 38 - Makan Malam

Nia sudah diantar pulang oleh Romeo hingga sampai ke apartemen Riri, Nia keluar dari mobil dan merenggangkan otot pinggangnya sebentar. Magang hari ini lumayan membuat dirinya lelah, mungkin akan ada kelelahan lain setelah dirinya mulai terbiasa dengan banyak pekerjaan disana.

"Makasih ya Romeo, hati hati dijalan.. jangan ngebut". Kata Nia yang melambaikan tangan ke arah Romeo.

"Besok mau aku jemput gak? kita berangkat bareng, biar kamu gak capek naik busway. bisa irit juga kan". Tawar Romeo yang tersenyum senang.

"Yaudah, tapi jangan telat ya.. Aku tunggu". Setelah mengatakan itu Romeo mengangguk dan Memberikan jempolnya, Mobil Romeo berjalan perlahan lalu meninggalkan perantara apartment.

Nia yang sudah melihat Mobil Romeo menjauh akhirnya Baru berjalan masuk dan menyapa satpam yang sedang berjaga. Nia masuk ke dalam lift dan lift tertutup, Nia sesekali memijat lehernya yang pegal. mungkin karena ini pertama kalinya Nia bekerja dengan full waktu dari pagi hingga sore. belum lagi nanti saat pulang Nia harus mengecek email tentang revisi bab 3 nya. Tapi Nia tidak ingin mengeluh, setidaknya akan ada kebahagiaan dari hasil jerih payahnya ini.

Lift terbuka dan Nia berjalan ke arah ruangan apartemen milik Riri, Membuka kunci dan masuk kedalam. Saat masuk Nia sudah dapat mencium aroma masakan lagi.

"Kamu bener bener bosen dan masak terus?" Tanya Nia yang sudah berjalan ke arah dapur dan melihat Riri yang sedang bersenandung riang memegang penggorengan dan memutar mutar isi masakan ala chef.

"Iyadong, abis aku bosen banget seharian ini dirumah aja.. gak ada yang bisa diajak main, anak anak yang lain udah pada sibuk sama masa depan masing-masing. Bingung deh jadinya..". Kata Riri yang memang sedikit kesal karena semua temanya sudah berhenti bermain-main dan fokus dengan masa depan masing masing.

"Kamu juga cari kesibukan, ikut aja les Masak.. atau buat akun YouTube tentang masak atau makan makan, setidaknya ngebuat kamu Happy. Oh iya, ini aku bawain sayuran sama beberapa macam lauk mentah buat isi kulkas". Nia menaruh barang belanjaannya di atas meja makan dan memilah-milah Antara sayur, buah dan beberapa lauk mentah.

Riri mematikan kompornya dan menuangkan fillet ayam teriyakinya kedalam mangkuk yang sudah ada di meja makan.

"Tumben kamu belanja sebanyak itu, memangnya uang kamu cukup untuk sampai akhir bulan? jangan dipaksa Nia, kalau memang cukup hanya beli sayur. beli sayur saja, aku kan cuma bercanda saat meminta tadi pagi". Riri berkata masih sambil memegang penggorengan dan memandang selidik ke arah Nia.

"Tenang aja, itu sebagian Seperti ayam, ikan sama Nugget dibeliin Sama Romeo. aku cuma beli sayur sama buah aja, gak mahal kan kalau cuma sayur dan buah. Tadi aku pulang bareng Romeo, aku minta mampir sebentar ke supermarket karena aku bilang kamu mau buatin aku sarapan terus setiap pagi kalau aku mau belanja. Dia juga senang dan membantu mencari bahan bahan, sampai sebanyak ini. aku sempat marah sih, soalnya dia gak mikir mikir kalau ngambil.. tapi dia bilang katanya dia mau traktir kita, yaudah aku sih terima terima aja, lumayan kan rejeki". ujar Nia yang sudah cengengesan tidak jelas, Riri yang mendengar Cerita Nia hanya bisa mengangguk senang dan memberikan satu jempolnya.

"Oh ya, kamu udah tau kalau Romeo kerja di perusahaan yang sama dengan kamu?". Tanya Riri yang sudah menaruh penggorengannya dan mengambil dua piring serta nasi hangat ke atas meja.

"Iya aku baru tau, kaget sih.. sebel juga, tapi ternyata Romeo bisa sedikit lebih profesional saat di kantor, setidaknya dia gak ganggu-ganggu amat". Nia dan Riri sama sama tertawa karena tau bagaimana sikap manja seorang Romeo, Nia menggulung kemeja yang ia pakai dan mulai memasukan bahan-bahan ke dalam kulkas satu persatu dan ditata dengan rapih.

"Bagus dong kalau dia bisa profesional, dia tuh udah kasih tau aku sejak lama kalau dia juga kerja di perusahaan itu. tapi dia bilang katanya jangan kasih tau kamu, pas kita tau kamu juga mau magang disana. yaudah deh, aku bungkam saja". Riri cengengesan dan sibuk dengan ayam teriyaki yang dia sudah olah dengan sempurna. "Yuk makan, mumpung masih panas nih". Ajak Riri yang sudah duduk di kursi meja makan menunggu Nia.

Nia yang mendengar itu langsung menutup kulkas lalu mencuci tangan dan mencuci mukanya di wastafel dapur. setelah itu duduk di depan Riri dan mereka saling berhadapan. Nia mencium lagi aroma makanan Riri yang begitu menggugah selera makannya. Padahal tadi Nia baru saja makan semangkuk Mie ayam ceker, perutnya ini memang bisa menampung banyak makanan.

"Nih.. makan yang banyak, aku masak spesial loh.. ini pertama kalinya aku masak ayam teriyaki pedas, ternyata rasanya enak. menurutku sih, gak tau kalau menurut kamu". Riri berkata dan memberikan satu piring nasi yang berisi ayam teriyaki kepada Nia. Nia menerima dengan senang hati dan Mulai mengambil sendok dan meminum air putih terlebih dahulu.

Kemudian menyendokan nasi ayam teriyaki kedalam mulutnya, satu suapan pertama membuat Nia langsung tersenyum dan membuat isi mulutnya terasa melumer enak.

"Enak banget, rasanya otentik jepang loh.. kamu pintar ya memasukan bumbu gitu, bisa sama gini rasanya seperti di restauran yang pernah kita makan dulu". Nia memuji dengan memberikan dua jempolnya kepada Riri, Riri yang dipuji seperti itu langsung tersenyum bangga dan mulai ikut makan seperti Nia.

"Senang deh, kalau dipuji.. besok besok aku coba coba menu baru lainnya". Ucap Riri yang bersemangat karena masakannya sudah dua kali berhasil.

"Sip, aku pasti makan apa aja yang kamu masak". Nia bersemangat makan dan mengambil banyak banyak ayam teriyakinya.

"Oh ya, Btw kamu katanya jadwal sempro Minggu depan ya? aku dapet kabar dari temanku yang dospemnya sama dengan dospem kamu". Tanya Riri penasaran.

"iya sepertinya, tadi siang dospem aku bilang kalau dia udah kirim email revisi. katanya dia ajukan skripsi aku buat ikut sempro Minggu depan, aku disuruh perbaiki sedikit yang dia revisi sama buat Ppt sederhana buat di presentasikan". Nia hampir lupa memberitahu Riri tentang ini, untung saja Riri yang bertanya duluan. Sahabatnya ini memang selalu tau apa yang Nia lakukan.

"Bagus ya, Alhamdulillah kalau gitu.. semoga lancar, aku ikut senang skripsi kamu lurus terus kayak jalan Tol.. Jangan capek-capek.. kasih tau Romeo kalau kamu udah mulai lelah dalam pekerjaan, biar Romeo yang Urusin". Saran Riri pada Nia, Nia hanya mengangguk. walaupun Nia tidak yakin akan memberikan tanggungjawab pekerjaannya kepada Romeo.