***
"begini Rani, kedatangan papa kesini karena papa ingin mengenalkan kamu dengan calon suami mu. namanya Elard Quinn." setelah papa berucap, lelaki itu pun menghampiri ku sambil menyodorkan tangan nya untuk berjabat tangan. karena aku tak enak hati, akhirnya aku pun menjabat tangannya. namun, cengkraman nya begitu kuat hingga aku mengernyitkan dahi, nyeri. tampak ku lihat ia tersenyum samar ke arahku. dan setelah itu, ia pun melepaskan tangannya. aku begitu ngeri dengan raut wajah nya juga cengkraman nya barusan.
"Rani, bisa kamu duduk sebentar. ada hal lain lagi yang ingin papa bicarakan dengan mu." aku pun menurut dengan ucapan papa, aku mulai duduk di seberang papa dan si lelaki ngeselin itu. dia hanya menatap ku datar saja. benar-benar tipe cowok sialan! maki ku dalam hati. tak lama, mama datang dengan membawa nampan yang diatasnya ada minuman ringan. setelah menaruh gelas di meja, mama pun duduk disebelah ku. dan jadilah, aku yang merasakan sesuatu hal yang tak ingin ku inginkan saat ini.
"jadi, papa sudah memberitahu mama mu soal Elard. dan akhirnya, mama kamu pun setuju. bagaimana dengan kamu, ran?'' tanya papa dengan intonasi suara pelan dan tatapan lembutnya yang menatap ku. seketika aku menghindari tatapan papa dengan mengarahkan kedua bola mataku keatas. tampak aku sedang berusaha keras untuk menjawab pertanyaan papa.
"pa," sebelum kalimat ku meluncur keluar, lelaki yang bernama Elard itu segera menyambar. "maaf jika saya lancang, tapi bisakah pernikahan ini secepatnya di laksanakan." bukan kalimat pertanyaan yang ia lontarkan tapi pernyataan lah yang justru membuat ku membelalakkan mata lebar dengan mulut ternganga, tak ku duga jika ia begitu lihai di sini! tak hanya aku saja yang terkejut dengan ucapannya tadi, kedua orang tua ku pun sama syok nya dengan ku. dan setelah menyampaikan kalimat yang cukup membuat ku tak bisa bernafas dengan benar adalah, senyuman mautnya yang merontokkan keangkuhan ku!