Chereads / Jodoh Untuk Rani / Chapter 6 - BAB VI

Chapter 6 - BAB VI

***

jika ada sebuah lagu yang bisa mendeskripsikan kisah ku, mungkin lagu bergenre mellow yang mengiringi nya. dan jika ada sebuah kalimat yang pantas untuk cerita yang ku alami, mungkin ini lah suratan takdir.

tak ku sangka, jodoh yang di kirim kan oleh sang ilahi, begitu cepat. tak terduga dan tak terprediksi sama sekali!

aku bukan ingin menolak itu, hanya saja hati ku belum siap untuk menjalani biduk rumah tangga. dan kembali mengenal sesosok pria dari awal.

yah, dulu aku memiliki teman dekat lelaki. ia cukup tampan dan orang yang baik. namun, ada satu hal yang tidak bisa kami satu kan.

cinta beda agama.

sederhana, terdengar klise dan biasa saja.

tapi menyimpan luka dan menyayat hati jika di kenang kembali.

lelaki itu telah menikah beberapa bulan yang lalu dengan wanita yang tentu saja satu keyakinan.

aku berusaha keras untuk melupakan dan mengikhlaskan apa yang sudah terjadi.

***

"Rani, mama mohon sama kamu. mungkin ini lah saat nya kamu menikah, mempunyai pasangan hidup yang akan menemani kamu." ucap mama sendu, sambil menggenggam kedua tangan ku.

"tapi, ma.." aku berusaha mengelak, namun ucapan ku terpotong.

"mama bahagia jika kamu menikah." setelah mengucapkan kalimat yang penuh dengan makna. mama keluar dari kamar ku. aku hanya bisa menyembunyikan tangis yang sejak tadi aku tahan di hadapan mama, dan saat ini aku menangis dengan rasa yang sulit di artikan. ada kecemasan, ketakutan, dan rasa yang sulit aku jabarkan.

***

kantor saat ini cukup sepi, dikarenakan Sabtu pagi ini, hanya aku dan beberapa karyawan saja yang sedang lembur. sebenarnya, aku hanya ingin mengalihkan stress di pikiranku dengan cara bekerja. jika aku pergi ke tempat hiburan, aku tak punya teman untuk mengobrol karena teman ku hanya Elsa seorang. dan jika aku di rumah, pasti mama akan terus membujuk ku untuk menerima pinangan dari pria yang datang kemarin. mengingat pria itu, membuat ku jadi kehilangan mood di pagi yang cerah ini. kertas yang sedang ku tulis untuk menyalin beberapa hal penting, malah menjadi coretan abstrak yang ku lihat. ku lemparkan saja pulpen yang ku genggam, dan ku sandarkan punggung di kursi. menutup mata, menarik nafas, dan menghembuskan nya lewat mulut. tatapan ku kini melihat keatas, aku tidak ingin menyakiti hati mama. karena mama adalah satu- satunya orang terdekat ku yang aku sayangi. kenapa ini begitu sulit?

"apa yang sedang kamu lamunkan?"

suara itu?! seperti suara yang... dan saat aku menoleh kearah sumber suara itu, jantungku rasanya seperti berhenti berdetak!!!