Kimi membuka kedua matanya di pagi hari dan mendapati dirinya berada di ruangan kesukaannya, yaitu kamarnya sendiri.
"Sembilan tujuh... " dia belum beranjak dari tempat tidurnya ketika melihat ke arah kalender mini yang tersimpan di meja samping tempat tidurnya.
"Ahh, seragam itu... " dan lalu kedua matanya tertuju pada seragam putih biru yang tergantung di balik pintu kamar tidurnya.
Dan lalu dia beranjak dari tempat tidurnya dan mandi.
"Wah, ternyata dulu aku memakai seragam yang mini sekali! " kimi mencoba menarik ke rok seragamnya yang sudah mulai naik di atas lututnya.
"Aku memang anak yang pemberani! " cetusnya melihat dirinya sendiri di depan cermin dengan seragam putih biru, rok yang mulai menciut dan berada di atas lututnya.
Kaos kaki putih yang hampir menutupi betisnya dan sepatu hitam yang wajib dipakainya.
"Tapi ternyata aku memang cantik dari kecil! " dia memuji dirinya sendiri sambil berjoget kecil mendengarkan lagi come on over baby milik christina aguilerra yang sedang hits.
Dia keluar dari kamarnya dan mendapati ibunya yang sedang menyiapkan sarapan untuknya.
"Mama kan sudah belikan kamu rok seragam yang baru kimi " ucap mamanya.
"Kenapa masih pakai yang itu! " sambungnya, "sudah kekecilan tapi masih kamu pakai! "
"Mama ini itu trend! " ucap kimi sebelum akhirnya dia meneguk segelas susu yang disiapkan mamanya.
"Rambut kamu juga buat apa pakai warna merah " lagi-lagi dia kena omelan sang mama.
"Apa guru di sekolahmu tidak memarahi kamu karena rambut warna-warni seperti itu? "
"Mama " panggil kimi, "ini itu palsu, lihat jepit ini, jadi rambutnya bisa dipasang dan dicopot dengan mudah! "
"Buat apa coba, supaya kamu terlihat seperti gambar yang ada di kamarmu itu? "
Kimi memperlihatkan senyumannya, "dia itu christina aguilera, penyanyi top markotop ma! "
"Pasti mama gak bakalan tahu " sambung kimi, "mama kan tahunya marimar, esmeralda, cinta paulina sama telenovela yang ceritanya sama yang miskin menikah sama orang kaya! "
Kimi berdiri seraya membetulkan posisi tasnya, "karena hidup itu tidak seindah telenovela, bisa kaya kalau bekerja bukan menikah dengan laki-laki kaya! "
Setelah dia mencium tangan mamanya kimi berjalan ke arah luar untuk segera berangkat ke sekolah.
Ketika dia sekolah menengah pertama, seperti itulah dia dan ibunya setiap pagi. Selalu beradu argumen dan kadang membuat keributan kecil atau bahkan besar yang membuatnya menginap di rumah temannya beberapa hari karena kesal.
'Aku merasa kehidupan paling terbaikku itu disaat SMP dan SMU! ' cetus kimi dalam hatinya ketika telah sampai di sebuah gerbang sekolah kebanggaannya.
Dia memiliki banyak teman yang sepemahaman dengannya di masa ini.
'Lalu kesalahan apa yang pernah aku buat di waktu smp? ' kimi lalu bertanya pada dirinya sendiri.
Dia masih terus menyusuri jalan menuju ke kelasnya sambil terus memandangi setiap sudut sekolah yang membuatnya rindu akan keindahan masa smp nya.
"Hei! " ada seseorang yang menepuk bahunya dari arah belakangnya.
"Sendiran aja! "
Kimi menghentikan langkahnya dan berbalik, dia melihat sosok anak sebayanya dengan rambut yang terurai panjang di bawah bahunya. Memakai aksesoris yang sama dengan kimi, jepitan dengan secuir rambut palsu warna-warni. Memakai seragam dengan rok di atas lutut dan kaos kaki putih panjang. Semuanya sama persis dengan yang kimi pakai sekarang ini.
Kimi melebarkan senyumannya, "kiki! "
"Kamu bikin aku kaget tahu! "
Temannya itu nyengir, dia aneh melihat kimi yang reaksi terkejutnya sangat lambat.
'Aku selalu ingat teman-teman satu genk ku.. ' ucap kimi dalam hatinya.
'Genk cantik!! ' lalu kimi tertawa dalam hatinya lagi.
Dia ingat dengan kiki dan satu temannya lagi bernama sofie dia membentuk genk tersebut. Wajah mereka lumayan cantik dan terkenal menjadi incaran banyak anak laki-laki di sekolahnya. Dari mulai kakak kelas, adik kelas dan ada juga beberapa teman satu angkatannya yang terus menerus mengejar mereka karena suka.
"Ada yang baru jadian sama geri nih! " cetus sofie teman satu genk nya yang lain ketika kimi sudah berada di dalam kelas.
Kiki yang sebangku dengannya memberi sikutan kecil pada kimi.
"Cie... " ucap kiki, "cowok sombong dan pinter itu akhirnya nembak juga! "
"Ahh, itu... " kimi tertawa kecil.
Dia ingat sekali prestasi yang paling membuatnya sangat bangga ketika smp itu, ketika dia akhirnya bisa membuat cowok paling sombong dan pintar di kelasnya itu menyukainya.
"Hal seperti yang membuatmu bangga! " tiba-tiba G.A muncul di sudut ruangan kelas kimi sambil menertawakan kebanggan kimi yang sangat aneh.
"Dasar kamu memang diciptakan tidak dengan hati! " gerutu kimi dengan memperlihatkan delikan matanya ke arah G.A yang sedang menertawakannya.
"Awas saja nanti, geri yang sedingin es aja bisa bertekuk lutut kenapa aku gak bisa buat kamu juga menjadi seperti geri! "
Kimi memperlihatkan tawa sinisnya yang dia perlihatkan ke arah G.A.
Laki-laki itu semakin memperlihatkan tawanya karena geli mendengar pernyataan kimi.
"Aku kan sudah bilang, tidak suka wanita sombong dan sok cantik seperti kamu! "
Kimi hanya menanggapi ucapan G.A itu dengan senyuman, karena jika dia sudah bertekad apapun akan dia lakukan nanti.
Dia lalu tertegun memandangi sesosok laki-laki dengan seragam putih biru yang sangat bercahaya dan aura ketampanannya muncul ketika ujung matanya tampak melirik ke arah kimi.
"Asik, pacar datang! " celetuk kiki menyikut tangan kimi.
Kimi mengerutkan dahinya, geri memang paling tampan yang pernah dilihatnya tapi dia itu terlalu bersikap cuek. Sampai diapun yang sudah menjadi pacarnya tidak pernah di sapa langsung olehnya di kelas.
"Sebentar lagi guru akan datang! " tiba-tiba geri menghampiri kimi yang sedang mengobrol dengan kedua temannya itu.
Kimi melihat ke arah mejanya yang di pukul sedikit kuat oleh geri, dan mendapati sebungkus coklat di depan matanya.
"Kamu harus lepas bulu warna-warni di rambutmu atau nanti pak angga marah dan mengeluarkanmu lagi dari kelas! " dia mengatakan itu dengan wajah datar tanpa ekspresi indah yang seharusnya diperlihatkan seorang laki-laki pada pacarnya karena mereka itu belum lama jadian.
"Ciee.... " ledek sofie dari belakang kimi sambil menusuk-nusuk punggungnya dengan satu jari.
Wajah kimi memerah karena malu mendapatkan perhatian dari pacarnya itu, tapu sayang dia tahu kimi sering dihukum keluar kelas oleh guru dan itu sangat membuatnya terpukul. Kedua tangannya dengan hati-hati melepaskan aksesoris dari rambutnya.
"Seperti itu ya rasanya pacaran sama anak paling pintar di kelas... " ucap kiki sambil menghayalkan dirinya mendapatkan laki-laki yang sama.
"Malu sekali, apalagi pas kita harus di hukum guru! " celetuk kimi yang membuat tawa kiki muncul.
Dia tahu kimi itu tidak benar-benar suka dengan geri, dia hanya sedang membalas sakit hatinya karena geri pernah mempermalukannya di depan semua teman-temannya hanya karena dia salah menjawab pertanyaan dari guru dan membuatnya di tertawakan oleh teman sekelasnya.
Ternyata dia berhasil membuat laki-laki itu akhirnya jatuh juga dan berbalik menjadi pengikutnya sekarang ini...