"Iya, geri itu sebenernya suka sama aku. Dia sering datang kerumahku buat kerjain tugas dan kita juga ngobrol hal lain "
Siang ini kimi yang telah pergi ke kantin dengan kedua temannya dan harus kembali karena uang jajannya tertinggal di dalam tas mendengar pembicaraan popi teman sekelasnya dengan teman sebangkunya.
"Tapi geri kan pacarnya kimi? "
"Dia cuma pura-pura saja karena tidak suka sama anak yang nakal seperti kimi " jawab popi, "supaya si kimi itu nurut dan mau bersikap baik di dalam kelas, dia belum tahu aja kalau ternyata geri yang mempermainkannya "
"Dasar tukang gosip! " kimi masuk ke dalam kelas dan mengejutkan mereka berdua.
Dia berjalan menghampiri popi yang duduk di bangkunya.
"Bukannya kamu anak sakit-sakitan, tapi kenapa kalau membicarakan orang semangat sekali! " sindirnya.
"Kamu mau terlihat baik di depan semua orang dengan wajah lugu kamu, tapi mereka tidak tahu kalau mulutmu lebih jahat! "
"Bilang saja kamu suka sam geri! " sambungnya.
"Geri emang suka sama aku, kamunya aja yang kecentilan baru dikasih coklat aja sudah percaya diri tingkat kelurahan! "
Mendengar itu kimi merasa ada sulutan emosinya, dia lalu mendekat ke arah popi dan menggebrak meja.
"Kamu belum tahu kalau geri itu pacar aku? " kimi bicara dengan sedikit teriakan ke arah popi sambil menunjuk wajahnya dengan dengan jari telunjuknya.
"Geri gak bakalan suka sama cewek penyakitan kayak kamu! "
"Biarin penyakitan, daripada cewek nakal seperti kamu! "
'Dasar mulut ember! ' cetus kimi semakin marah, dia lupa diri dan kedua tangannya menarik rambut panjang popi.
"Aww, sakit kimi! " teriak popi.
Tapi dia tidak tinggal diam, dan melawan kimi dengan melakukan hal yang sama. Pada akhirnya mereka berdua seperti seorang petarung yang bergulat dengan kedua tangan yang menjambak rambut lawannya.
"Kalian tidak ada kegiatan lain selain berkelahi di kelas? "
Karena teman sebangku popi tidak bisa melerai mereka berdua, akhirnya dia melpaorkannya ke guru BP dan hasilnya mereka berdua sekarang berada di kantor tempat semua anak-anak bermasalah mendapat pembinaan dengan rambut mereka yang masih acak-acakan.
"Mau dibilang hebat kalian? "
"Popi yang mulai pak " jawab kimi.
"Kimi yang menjambak rambut saya duluan pak " popi pun membela diri.
"Sudah diam "
Pak uman memperhatikan kimi dari atas sampai bawah.
"Kamu mau jadi apa kimi? seragam kekecilan masih kamu pakai, sering dihukum guru karena tidak mengerjakan tugas, mengobrol ketika sedang belajar dan sekarang berkelahi di kelas? "
"Mau jadi dokter pak " kimi masih sempat juga menjawab pertanyaan guru BP nya itu.
"Dokter itu belajarnya tidak main apalagi berantem kimi! " cetusnya masih dengab nada sabar.
"Iya pak, saya cuma ikut-ikutan lagunya susan sama kak ria enes aja pak " kimi pun masih sempat-sempatnya bercanda ketika dinarahi oleh gurunya itu.
"Kamu bapak hukum, bersihkan rumput lapangan olahraga "
Kimi terkejut dan membulatkan matanya, "tapi pak lapangan olahraga kan rumput semuanya, apa saya dapat bantuan mesin yang sering dipakai pak asep? "
Pak uman menarik nafasnya mendengar kimi yang masih bisa berceloteh ketika mendapatkan hukuman darinya.
"Tapi pak, kenapa popi tidak dapat hukuman yang sama? "
"Bapak percaya popi anak yang baik, dia tidak pernah bermasalah di sekolah selama ini "
Kimi mendengus kesal melihat senyum sinis popi ke arahnya kali ini, dia sepertinya puas kimi telah mendapatkan hukuman sendirian.
Dan inilah yang membuat kimi membenci sosok guru BP nya itu, dia merasa diperlakukan tidak adil olehnya. Hanya karena penampilannya yang urakan membuat apa yang dikatakannya tidak dipercayai sama sekali dan popi yang penjilat dan pembohong itu bisa dengan mudah dipercaya karena keluguannya yang hanya topeng di depan semua orang.
"Kamu harus balas kimi! " cetus kiki yang menemaninya ketika kali ini kimi membersihkan rumput yang sudah meninggi di lapangan.
"Percuma karena si popi itu wajahnya udah orang baik, pasti banyak yang percaya! " sofie mengomentari ajakan kiki untuk membalas popi.
Kimi hanya fokus pada rumput-rumput yang dia bersihkan, di bawah terik matahari dia tetap menjalani hukumannya itu.
"Kimi, ada motor pak uman tuh! " cetus kiki, "gimana kalau kita kempesin ban nya buat balas karena dia hanya memberikanmu hukuman! "
Kimi lalu menoleh ke sebuah motor vespa berwarna biru terparkir di dekat lapangan yang sedang dia bersihkan.
Dia lalu seketika teringat hal yang dulu pernah dilakukannya dengan kedua temannya itu, karena sakit hati mendapatkan hukuman dia membuat ban motor itu kempes.
Saat pulang sekolah dia melihat pak uman yang sedang terburu-buru untuk pulang menjadi kesulitan karena ban motornya yang sudah kempes.
Dan, keesokan harinya dia mendengar bahwa putra paling kecil pak uman meninggal karena terlambat di bawa ke rumah sakit menunggu guru BP nya itu yang harus pulang naik angkutan umum ke rumahnya. Dan dia terlambat karena perbuatan kimi padanya.
"Kimi! " dia mendapat pukulan kecil dari kiki di bahunya yang membuat lamunannya buyar.
"Malah melamun lagi " kiki kembali berucap.
"Mau nggak? kita kempesin ban nya! "
Kimi tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.
"Jangan, biar seperti itu pak uman tetap guru kita yang dihormati " ucap kimi, walaupun dia tidak tahu apakah tindakannya yang begitu terlambat ini akan merubah kenyataannya atau tidak. Tetapi dia hanya sedang mencoba memperbaiki kesalahannya sedikit demi sedikit.
"Kalian masuk saja ke kelas, bel masuk sudah berbunyi. Hukumannya biar aku selesaikan sendiri "
Kedua temannya itu terkejut melihat perubahan kimi yang sangat tiba-tiba, sambil berjalan meninggalkan kimi mereka terus menoleh ke arah sahabatnya itu yang berubah setelah mendapatkan hukuman.
"Ini air minum buat kamu " kimi melihat sosok geri berdiri di depannya dan menyodorkan botol berisi air minum untuknya.
"Tidak usah, terima kasih " kimi menjawabnya dengan nada sinis dan wajahnya yang dingin.
"Kamu pasti lelah " ucap geri, dia terus mengikuti langkah kimi di belakang.
"Geri! " cetus kimi kesal karena dia masih mengikutinya, "masuk saja ke kelas dan perhatikan pacar kamu si popi, dia kan cewek idaman kamu! "
"Baik, pintar, sopan dan tidak pernah membuat masalah seperti aku! "
"Siapa bilang popi pacarku " geri sama sekali tidak mau pergi dari hadapan kimi, "aku kan sudah nembak kamu jadi pacarku "
"Jadi pacarku itu kamu! "
"Iya, tapi cuma buat supaya aku tidak buat masalah lagi di kelas kan? "
Geri mengerutkan dahinya, "kamu percaya semua yang popi bilang? dia itu pembohong, makanya aku sama sekali gak suka sama popi "
"Aku bela-belain bolos jam pelajaran kali ini cuma buat temani kamu! " sambung geri.
Kimi terdiam sejenak dan melihat ke arah geri, "kenapa kamu bolos? "
"Aku pacar kamu dan aku peduli pada kamu, bukan karena supaya kamu berhenti membuat onar di kelas "
"Beneran? " kimi bertanya lagi untuk meyakinkan pikirannya.
"Iya, bener "
"Ya sudah, sini airnya! " dia lalu meraih botol yang berisi air minum di tangan geri dan membukanya.
Dia meneguknya karena terik matahari membuat kerongkongannya kering.
"Terima kasih " ucap kimi.
Geri tersenyum memandangi wajah kimi.
"Kenapa? Ada yang salah dengan wajahku? "
Geri masih tersenyum ke arah kimi dan kali ini menyodorkan sebungkus tisu pada kimi.
"Muka kamu kotor " ucap geri.
Kimi dengan cepat mengelap wajahnya dengan tisu yang diberikan oleh geri, dia malu sekali ketika tisu yang awalnya berwarna putih itu telah berubah menjadi coklat setelah digosokkan ke wajahnya.
"Aku juga belikan ini buatmu " dia lalu menyodorkan sebuah ikat rambut berwarna biru langit dengan manik-manik lucu pada kimi.
"Aku pikir kamu akan sangat cantik kalau rambutmu kamu ikat satu "
Kimi tersipu malu menerima ikat rambut tersebut dan menguncir mulai menguncir rambutnya.
"Senang sekali bisa melihatmu lagi kimi... " tiba-tiba geri mengucapkan kata-kata aneh yang membuat kimi memandanginya sekarang.
"Aku ingin mengatakan bahwa hari itu aku bukan sengaja tidak menemuimu ketika kamu akan pindah sekolah ke luar kota " geri kembali berucap, "tapi terjadi sesuatu hal yang membuatku tidak bisa menemuimu untuk selamanya, aku mengalami sebuah kecelakaan. Motorku menghantam sebuh truk karena aku terlalu terburu-buru ingin menemui untuk mengatakan bahwa aku hanya menyukaimu dan kamu adalah pacar satu-satunya buatku sampai kapanpun "
"Geri, kamu sekarang... " kimi merasa tidak percaya ketika mendengar perkataan dari geri yang berubah.
Sosok geri berubah menjadi pria dewasa yang berdiri di hadapannya, dan kimi remaja pun berubah menjadi sosok dewasa.
"Kamu tetap cantik walaupun sudah dewasa " puji geri.
"Kamu sudah harus memiliki seorang pasangan sekarang "
"Geri, aku pikir sekarang kamu sudah menikah dan memiliki banyak anak " ucap kimi, "dan melupakan aku yang hanya menjadi anak pembuat masalah di kelas "
Geri tersenyum, "kamu harus menghilangkan pikiran burukmu tentang orang, aku minta maaf karena kejadian itu kamu harus menunggu lama dan kecewa padaku "
"Dan mulai sekarang kamu hilangkan kebencianmu pada laki-laki, tidak semua laki-laki sama ada banyak dari mereka yang baik dan tulus "
"Aku senang sekali diberi kesempatan untuk mengatakan ini padamu, kamu benar-benar menjadi wanita yang cantik dan sukses itu sangat membuatku bahagia "
"Geri " kimi mengerti mengapa dulu ketika dia dan geri berjanji bertemu di suatu tempat sebelum dia pindah ke luar kota tidak datang.
Dan baru kali ini dia mengetahuinya, setelah sekian lama dia menutup mata dan telingabya menghindari untuk bertemu dengan semua teman smp nya.
"Aku minta maaf.... " ucap kimi.
"Aku yang seharusnya meminta maaf padamu, mulai sekarang kamu harus menjalani hidupmu tanpa harus menyimpan kebencian padaku lagi " jawab geri.
"Aku akan tetap mencintaimu walaupun di tempat yang berbeda... "
Dan itulah perkataan geri yang terakhir di dengarnya sebelum akhirnya sosok geri perlahan-lahan memudar...