Part 21
Flashback.
Key dengan masker diwajah nya mendatangi mobil ema, ia dengan sengaja memutus kan tali rem mobil ema. Key sudah tidak tahan lagi pada ema yang semakin lengket saja pada nial. Bagi nya nial hanya untuk nya, siapa pun yang menghalangi nya orang itu akan hilang.
Setelah semua nya beres key langsung membuang maskernya ketempat sampah.
Ema baru saja selesai melakukan pemotretan dengan majalah 'the day' ia dan sari bersiap untuk pulang. Saat tiba dilobby nial bersandar didinding sambil memainkan ponsel nya menunggu ema.
"ah pujaan hati sudah datang menjemput, senang nya" ujar sari menggoda ema sambil menyenggol lengan ema. Bukan nya tersipu malu ema malah melotot kearah sari.
"pujaan hati dari hongkong!" katanya
"kau pulang lah, hati-hati" ujar ema memberikan kunci mobil pada sari.
"aku pulang, pak danial tolong jaga model kami jangan sampai ada goresan barang sedikit saja"
Ema geleng-geleng kepala lalu menghampiri nial.
Flashback off.
Ami menghidupkan lagi dj kesukaan nya sambil bersenandung, hari ini juga ia harus menuntaskan apa yang harus ia tuntas kan.
Ami memberhentikan mobil nya didepan rumah key, ami keluar dari mobil nya tak lupa tas yang berisi
barang kesukaan nya ia bawa juga pada nya.
Ami menekan bel rumah key menunggu seseorang keluar.
"kau! Kenapa kau kesini?" tanya key ketika membuka pintu ia menemukan ema ah maksud nya ami.
"hanya berkunjung saja" jawab ami santai lalu masuk begitu saja tampa meminta persetujuan tuan
rumah.
Key menatap ami dari belakang sambil menerka-nerka ada apakah maksud kedatangan ami kerumah
nya.
"akan kuambil kan minum" ujar key membuat ami menatap sekilas key dan detik kemudian ia mengangguk.
Ami menatap sekeliling rumah key, tidak ada yang istimewa tapi ada satu yang menarik perhatian nya. Ada foto nial dengan key didinding disebelah jam dinding. Sangat besar, mungkin akan membuat orang awam mengira itu adalah suami dari key. Ck, menghayal ditengah hari.
Tak lama kemudian key datang dengan jus ditangan nya.
Ami mengambil minuman nya lalu meminum nya.
"jus yang kau buat tidak manis" ujar ami membuat key langsung meminum jus nya juga. Key mengerutkan kening nya, jus yang ia buat sudah sangat manis lalu kenapa ami mengatakan jika jus nya tidak manis.
"ini manis"
"tidak. Yang manis itu darah mu" jawab ami membuat key langsung tertawa.
"kau bercanda hahaha.. lucu sekali...langsung keinti nya saja ada apa kau tiba-tiba datang kerumah ku"
"aku hanya ingin menunjukan barang-barang koleksi ku, itu saja" jawab ami meletakan tas nya diatas meja.
"aku tidak mau lihat, kau pergi lah"
"tapi kau harus lihat, ini sangat menyenangkan untuk dilihat"
"terserah, aku mau pergi kau tau pintu keluarkan" ujar key bangkit dari duduk nya, dengan gerakan cepat ami menggapai tangan key.
"ais, kau nakal sekali. Duduk disini aku akan melihatkan pada mu" ujar ami mendudukan key disebelah nya lalu ami membuka tas nya lalu mulai mengeluarkan isi tas nya
"kita mulai dari yang paling kecil tapi sangat menyakitkan" ujar ami mengeluarkan silet dengan beragam jenis. Key tidak menangkap apa yang ingin ditunjukan oleh ami.
Ami lalu mengeluarkan koleksi pisau nya dari pisau buah, pisau dapur, hingga pisau berkarat ia keluarkan.
"gila. Jika kau hanya ingin menunjukan itu lebih baik kau pergi sekarang!"
"kau terlalu terburu-buru sayang, aku masih ingin bermain dengan mu" ujar ami menghadap key lalu mengambil bisau dapur nya.
"saat aku mengatakan darah mu manis, aku sama sekali tidak bercanda!" bisik ami tepat ditelinga key dengan pisau dapur yang terus berjalan dilehar key membuat key merinding.
"apa maksud mu!" ujar key sedikit gugup
"kau bodoh sekali, sudah jelas aku ingin meminum darah mu" ujar ami mulai menggoreskan pisau dileher key.
"jangan macam-macam, aku akan teriak"
"terserah saja, berteriak lah dan keluarkan semua suara mu."
"emmm, kau takut sayang. Berteriak lah, aku sungguh menantikan nya"
Key sudah mulai berjkeringat dingin, mau kabur sudah terlambat bagi nya. Sebenar nya ini tidak terlalu membuat nya takut karena ia sudah bertemu orang yang sama seperti ami. Tapi, tetap saja ia berkeringat dingin dengan jantung yang berdetak tak karuan.
"AKU TIDAK TAKUT!" teriak key membuat ami menatap nya tajam lalu mencekik leher key.
"kau harus takut!"
"aku tidak. Takut."
Karena merasa kesal ami menggores lebih dalam leher key lalu mencicip darah nya.
"auh, darah mu sangat pahit" ujar ema melemparkan pisau nya kedalam tas nya, lalu mengambil pisau berkarat yang menjadi andalan nya.
"karena kau tidak takut pada ku, aku malas bermain lagi. Tapi ada satu permainan yang ingin aku coba" ujar ami mengelus rambut panjang key.
"mau..mau apa kau..!"
"aku?, aku mau membuat menjerit kencang"
"tidak akan!"
"kau terlalu percaya diri sekali"
Ami menarik paksa rambut key lalu memotongnya dengan pisau berkarat nya yang membuat key langsung berteriak kencang.
"TIDAK!"
Ami menatap key tanpa minat, lalu mulai memasuki barang-barang nya.
"aku mau pulang, bermain dengan mu tidak terlalu menyenangkan" ujar ami mendorong key hingga jatuh kelantai.
"kuingatkan jangan bermain terlalu dalam jika tidak mau menderita" bisik ami tepat ditelinga key.
Setelah ami pergi tangis key pecah, rambut yang amat ia sayangi menjadi sangat buruk. Dalam hati key memantapkan niat nya untuk menyingkirkan ema.
'Kau tunggu saja'
Tbc...