part 23
ema sampai dirumah sakit pukul 23.09, sedari apartemen dante tadi ema mampir dulu ke minimarker untuk membeli cemilan.
"kau dari mana?" tanya sari ketika ema meletakan cemilan keatas meja.
"dari beli ini" jawab ema santai membuat sari mendelik tajam kearah ema.
"tadi nial menelpon" ujar sari mengambil cemilan diatas meja. ema mengangguk lalu menelpon nial, jika tidak diitelpon segera nial pasti datang kerumah nya.
drttt...drt...
panjang umur, belum sempat ema menelpon nial, nial sudah menelpon nya terlebih dulu.
"dimana kau?!"
"dirumah sakit"
"jangan bohong, aku sudah menelpon sari katanya kau pergi"
"benar tadi aku keluar sebentar mencari cemilan, sekarang aku sudah dirumah sakit lagi"
tut..
ema mengangkat kedua bahu nya lalu meletakan ponsel nya diatas meja.
"kau pulang lah saja, besok kau ada pemotretan pagi"
"aku akan menginap" jawab ema membuat sari bangun dari tidur nya.
"eh, mau kemana kau?"
"pulang"
"ah, baiklah. baiklah aku pulang sekarang" kata ema mengambil ponsel nya dan memasukan kedalam tas kecil nya.
"kalau ada apa-apa telpon aku"
"iya, kau hati-hati dijalan"
"hm"
sampai diparkiran ema bertemu dengan nial, nial baru saja menutup pintu mobil nya.
"mau kemana lagi kau?" tanya nial menghampiri ema
"pulang, kenapa kau kemari"
"kau tadi tidak menjawab telpon ku"
"astaga, aku kira apa. ayo pulang" ajak ema menggandeng tangan nial.
"pakai mobil ku saja"
"oke"jawab ema menurut.
sehabis belajar memasak tadi nial langsung menghubungi ema, namun yang dihubungi nya tidak menangkat panggilan nya. hingga panggilan kelima baru dijawab itu pun bukan ema yang menjawab telpon nya. nial tentu saja ingin mendengar suara ema. ia rindu, itu saja.
"sudah berapa kali aku katakan, ponsel selalu dibawa jika tidak buang saja" gerutu nial sambil menyetir, ema menoleh kearah nial.
"hm, seperti nya besok akan hujan"
"besok cerah, sesuai dengan ramalan cuaca. kenapa suka sekali hujan?" sahut nial
"begitukah, hanya suka saja"
"hm"
ema menatap keluar jendela, banyak sekali bintang dilangit dan juga bulan sabit yang menarik perhatian ema.
"cantik sekali" guman ema pelan tapi masih bisa terdengar oleh nial. nial melihat kearah langit sebentar, benar sangat indah.
nial melajukan mobil nya kekediaman nya.
ema telah selesai mandi, dan ia sama sekali tidak menemukan nial dikamar. tadi sewaktu ema akan mandi, ia mengira jika nial akan langsung tidur.
ema mencari nial keruang kerja nya, benar sekali nial berada disana. dengan kemeja yang berantakan dan rambut yang berantakan. sexy, tipe ema sekali. ema menghampiri nial.
"tidak tidur?, sudah malam" tanya ema duduk diatas meja sambil memperhatikan nial yang sedang bekerja.
"sebentar lagi" jawab nial tersenyum kearah ema.
ema memperhatikan jari-jari nial yang banyak goresan bekas luka dan luka baru.
"jari mu kenapa?" tanya ema mengambil tangan nial dan memperhatikan jari-jari nial yang luka.
"em, aku..jariku.."
"sudahlah tidak usah dijawab, dimana kotak p3k"
"ada diatas kulkas"
ema berjalan mengambil kotak p3k dan langsung mengobati luka-luka nial.
"apapun yang kau lakukan kau harus lebih hati-hati" ujar ema lembut sesekali ema meniup jari nial. nial menatap ema terpana. lalu mencium sekilas bibir sexy itu.
"terimakasih"
tbc..