Delapan tahun sudah berlalu, semenjak Touma bertemu dengan kakeknya, Hiko Seijuro XIII. Saat ini Touma sudah jauh bertambah kuat dari dirinya di masa lalu sebagai Saotome Ranma. Touma sekali lagi sudah menguasai semua tehnik bela diri dari Aliran tanpa Diskriminasi secara sempurna berkat bantuan dari Hiko yang melatihnya dengan level yang jauh lebih brutal dari pada latihan yang diberikan oleh Genma di masa lalu.
Aliran Hiten Mitsurugi milik Hiko juga ia kuasai secara sempurna, walaupun ia belum mencapai level Hiko. Bagi Touma yang di kehidupannya yang dulu sebagai Ranma hampir tidak pernah menggunakan senjata apa pun. Menguasai salah satu aliran pedang terhebat di dunia merupakan tantangan tersendiri untuk dirinya. Touma sendiri membutuhkan waktu tiga tahun untuk bisa mempelajari tehnik pedang tersebut dari Hiko.
Tapi apa saja yang dilakukan Touma selama delapan tahun terakhir? Untuk mengetahuinya mari kita lakukan sedikit flashback!
Pada saat Touma berumur tujuh tahun lebih, ia memulai latihan rutin seminggu sekali bersama kakeknya, untuk belajar mengendalikan Imagine Breaker dan juga para naga beserta sesuatu yang tidak terlihat. Selain itu ia juga tidak lupa melatih aliran bela diri tanpa diskriminasi miliknya.
Di usia delapan tahun, Hiko mulai mengajari Touma tehnik pedang aliran Hiten Mitsurugi, meskipun pada awalnya Touma sama sekali tidak mau mempelajari tehnik itu karena Touma merasa lebih nyaman tidak menggunakan senjata sama sekali.
Ketika Touma berusia sepuluh tahun, ia di kirim ke kota Akademi oleh kedua orang tuanya. Karena dari waktuTouma berusia tujuh tahun sampai ia berusia sepuluh tahun, Shiina dan Touya bisa melihat kalau Touma menunjukkan tanda-tanda yang abnormal dalam tiga tahun terakhir. Touma bisa berlari jauh lebih cepat dari Touya yang mengendarai sepedanya, ia juga pernah secara tidak sengaja menghancurkan tembok rumahnya hanya dengan satu hantaman dari telapak tangannya ketika Touma mencoba untuk menepuk nyamuk yang menempel di tembok.
Semua hal abnormal yang ditunjukkan oleh Touma membuat Shiina dan Touya kuatir kalau suatu saat Touma akan dikucilkan oleh orang lain yang akan menganggap Touma Sebagai monster. Karena itu Shiina dan Touya merasa mengirim Touma ke kota Akademi adalah pilihan terbaik yang mereka lakukan untuk Touma karena di kota Akademi, ada banyak orang abnormal seperti Touma. Lagipula di kota Akademi tinggal Hiko yang masih menjalankan misinya, sehingga Shiina dan Touya tidak merasa kuatir mengenai keberadaan Touma di kota Akademi karena ada Hiko yang bisa menjaga Touma.
Ketika Touma tiba di kota Akademi, dan para staff dan juga para ilmuwan di kota Akademi memeriksa tubuh Touma, ia diklasifikasikan sebagai Gemstone. (Akan ada lebih banyak Gemstone di novel ini, dari pada di novel original)
Karena sebelum Touma sempat menjalani program kurikulum dari kota Akademi, ia sudah menunjukkan kemampuan uniknya meniru telekinesis dari salah satu esper level 2 dengan menggunakan Empathy Mimicry setelah tanpa sengaja ia melihat esper level 2 berlatih menggunakan kemampuan espernya.
Awalnya pihak kota Akademi menyangka kalau Touma adalah esper Gemstone dengan kekuatan telekinesis, tapi setelah Touma menunjukkan banyak kemampuan lain yang sudah ia tiru ketika ia berada di dekat banyak esper. Akhirnya pihak kota Akademi menyadari, kalau kekuatan Touma bukanlah sekedar Telekinesis.
Setelah pihak kota Akademi memeriksa DNA milik Touma. Mereka menemukan kalau mampu untuk berbaur dengan DNA Esper lain, Seperti warna dalam mosaik, DNA Touma mengurutkan ulang dirinya sendiri untuk meniru kemampuan Esper di sekitarnya layaknya sebuah sponge seperti Peter Petrelli di Heroes.
Hanya saja kemampuan Touma jauh lebih unggul dari Peter, karena Touma tidak akan berada dalam bahaya meskipun ia menyerap kemampuan Esper yang tidak stabil.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Karena kemampuan Empathy Mimicry milik Touma yang begitu unik dengan potensi yang sangat besar dan juga karena kemampuan tersebut mampu membuat Touma memiliki lebih dari satu kemampuan, Touma mendapat peringkat sebagai peringkat 0 dari Level 5 dengan julukan The Faker. Ia dianggap sebagai level 5 karena dengan semua kemampuan yang Touma tiru, Touma bisa disebut sebagai bencana berjalan.
Sebagai prototype dari semua level 5, sekaligus pengguna Dual Skill pertama yang sebelumnya dianggap tidak mungkin bagi para ilmuwan di Kota Akademi. Kerahasiaan identitas Touma sangat dijaga agar tidak ada orang yang tahu mengenai nomor zero dari level lima di kota Akademi sendiri hanya ada sedikit orang yang tahu mengenai identitas Touma, bahkan data mengenai Touma ditulis dengan cara manual tanpa komputer untuk mencegah kebocoran data. Bagi para ilmuwan dan peneliti di kota Akademi, Touma adalah bahan penelitian yang sangat berharga.
Tapi sayangnya penelitian yang bisa mereka lakukan pada Touma sangat terbatas, karena selain pengetahuan para ilmuwan mengenai Empathy Mimicry sangat terbatas, Hiko yang merupakan wali dari Touma di kota Akademi melarang pihak kota Akademi untuk menjadikan cucunya sebagai kelinci percobaan. Dan karena pihak kota Akademi mengetahui kalau Hiko adalah seseorang yang sangat kuat dan memiliki banyak pengaruh. Mereka sama sekali tidak dapat melakukan apa-apa terhadap Touma.
Aleister Crowley sendiri sebagai pendiri kota Akademi dibuat kebingungan dengan keberadaan Touma yang bertentangan dengan semua hal yang ia ketahui. Menggunakan sihir dan ramalan, Aleister bisa mengetahui kalau Touma adalah pemilik baru Imagine Breaker yang merupakan faktor penting dari rencana yang ia miliki. Tapi Empathy Mimicry yang dimiliki oleh Touma membuat Aleister berpikir keras, kenapa Touma bisa memiliki kekuatan Esper meskipun ia memiliki Imagine Breaker di tangan kanannya. Karena bagi Aleister adalah mustahil untuk pemilik Imagine Breaker untuk memiliki kekuatan Esper.
Kejanggalan yang ada pada Touma membuat Aleister harus merancang ulang semua rencana yang sudah ia buat.
Hiko Seijuro XIII merasa senang, ketika ia tahu Touma cucunya memiliki satu lagi kemampuan unik yang membuat cucunya itu mendapat tambahan kekuatan untuk melindungi dirinya sendiri. Sebelumnya Hiko merasa kalau mustahil untuk Touma mendapatkan kekuatan Esper dari kota Akademi, karena keberadaan dari Imagine Breaker.
Tapi setelah ia di beri tahu kalau Touma adalah Gemstone dengan kekuatan unik untuk meniru kekuatan Esper lain, Hiko membuat teori kalau Touma bisa memiliki kekuatan Esper sekaligus dengan Imagine Breaker berkat Empathy Mimicry yang membuat tubuhnya bisa beradaptasi dengan kedua kekuatan yang berlawanan.
Pada usia dua belas tahun, tepat dua tahun setelah Touma tinggal di kota Akademi. Ia di bawa oleh kakeknya ke suatu tempat yang bernama Fairy Coffin, sebuah situs penggalian kuno dimana kakeknya Hiko di sewa sebagai bodyguard untuk melindungi para arkeolog yang melakukan penggalian di tempat itu.
Di tempat itu, terjadi suatu kejadian yang tidak terduga ketika sebuah peti berisi vampir berwujud gadis kecil ditemukan di tempat itu, ada sekelompok teroris vampire bernama Black Death datang menyerang ke tempat itu untuk mengambil peti berisi vampir itu. Hiko dan Touma berhasil membunuh semua vampir itu, tapi salah satu vampir yang menyerang berhasil melukai vampir berbentuk gadis kecil yang berada di dalam peti dan menyebabkan gadis vampir itu sekarat.
Di saat yang bersamaan dengan gadis vampir itu sekarat, salah satu dari naga berwarna putih yang tersegel di tangan kanan Touma keluar dari tangan kanannya Touma secara misterius dan melahap tubuh dari gadis vampir tersebut secara utuh. Touma dan Hiko dibuat heran dengan perilaku dari naga itu, kenapa naga itu harus melahap tubuh gadis vampir itu? Apa maksud dan tujuan dari naga itu dengan melahap tubuh vampir itu?
Pada awalnya Touma dan Hiko menduga kalau salah satu naga itu hanya menganggap tubuh dari gadis vampir itu sebagai makanan makanya ia melahap tubuh gadis vampir itu secara utuh.
Tapi beberapa hari kemudian setelah terjadi keanehan pada tubuh Touma, yang jadi memiliki karakteristik seperti vampir selain itu ketika kakeknya melakukan pemeriksaan pada tubuhnya Touma. Hiko menemukan kalau ada tambahan dua belas mahluk sihir yang tersegel di dalam tubuh Touma termasuk roh dari gadis vampir itu.
Hiko dan Touma akhirnya mengerti apa tujuan dari naga berwarna putih itu dengan melahap tubuh dari gadis vampir itu, ternyata untuk menambah jumlah mahluk sihir yang ada di dalam tubuh Touma. Dan untuk pertama kalinya setelah dua belas tahun Saotome Ranma bereinkarnasi menjadi Kamijou Touma, ia mengucapkan kata-kata yang menjadi ciri khas dari Kamijou Touma yaitu: "Betapa malangnya!"