Setelah menjelaskan kenapa saat ini Jiang Lei telah pulang ke rumah, dia pun membuat kontak mata kepada Jiang Yao agar Jiang Yao mengikutinya keluar. Jiang Yao dengan cepat melepaskan Lu Xingzhi ketika Jiang Lei mengatakan bahwa dia terkejut. Meskipun Jiang Lei adalah kakaknya sendiri, tapi Jiang Yao juga merasa malu. Setelah mengerti arti kontak mata Jiang Lei, Jiang Yao merasa malu dan berpura-pura tidak melihatnya.
"Kamu duduklah di kamarku sebentar, aku keluar sebentar." Jiang Yao menunjuk ke tempat tidurnya dan berkata kepada Lu Xingzhi, lalu dia keluar dari kamarnya. Saat dia baru melangkah keluar dari pintu kamar, dia langsung ditarik oleh Jiang Lei sambil berlari ke halaman rumahnya.
"Jiang Yao, kamu dan suamimu sudah cukup ya. Di rumah keluarga Lu, hanya berpelukan masih tidak cukup, ya? Harus kembali ke sini dan berpelukan lagi. Kalian tidak merasa bosan ya?" Jiang Lei langsung meletakkan tangannya di bahu Jiang Yao. Dia tertawa seperti anak nakal. "Aku tidak menyangka bahwa hubungan kalian berdua ternyata begitu baik ya? Untungnya, waktu kemarin aku ingin membawa kamu pergi, aku ketahuan oleh ayah dan ibu. Jika tidak, mungkin aku sudah memutus hubungan kalian berdua"
"Lu Xingzhi dan aku adalah suami istri yang telah punya sertifikat nikah. Apakah salah jika kami yang saling memeluk?" Jiang Yao menendang betis Jiang Lei lalu melepas tangan Jiang Lei yang berada di bahunya.
Jiang Lei tidak berbicara omong kosong. Sebelum menikah, Jiang Yao selalu marah dan menentang keluarganya. Setelah Jiang Lei mengetahui hal ini, Jiang Lei pulang ke rumah dan tinggal di rumah selama dua hari. Melihat Jiang Yao selalu tidak bahagia, dia berpikir untuk membawa Jiang Yao keluar dan membawa Jiang Yao kembali saat dia mulai sekolah. Dia juga ingin Jiang Yao menghindari pernikahan terlebih dahulu.
Namun, saat dia baru saja memikirkan hal ini, dia langsung ketahuan oleh ayah dan ibu Jiang. Kemudian, mereka selalu mengawasi dia, jadi dia tidak punya kesempatan. Tetapi, Jiang Lei tidak menyerah dan memberikan uang kepada Jiang Yao. Jiang Lei meninggalkan nomor telepon seorang teman kepada Jiang Yao dan meminta Jiang Yao mengambil uang di kota dan menelepon temannya itu, biar temannya mengurus Jiang Yao selama dua hari. Tetapi, pada akhirnya uang itu juga disita oleh ayah Jiang.
"Ya ya ya, tidak apa-apa. Sia-sia saja aku mencemaskanmu. "Jiang Lei menggoyangkan lengannya dan melihat Jiang Yao dengan sedih. "Benar, setelah mempunyai suami, kakak tidak lagi dibutuhkan. Lihat saja, sejak menikah, berapa kali kamu pulang ke rumah? Jika bukan karena aku sering ke sekolahmu melihat kamu, namamu mungkin sudah bukan lagi Jiang Yao tetapi Lu Yao, bukan?"
Setelah mengejek Jiang Yao sebentar, Jiang Lei tidak menyalahkannya lagi dan mulai tampak peduli padanya. "Apakah Lu Xingzhi bersikap baik kepadamu setelah menikah? Orang-orang dari keluarga Lu tidak ada yang kasar kepadamu, kan? Aku mendengar ayah dan ibu bilang kamu mendaftar Universitas Kedokteran Nanjiang ya? Ini adalah hal yang baik, Ayah dan ibu bilang bahwa keputusan untuk mengizinkan kamu pergi ke Universitas Kedokteran Nanjiang, dan bukan Universitas Kedokteran Kyoto adalah keputusan Lu Xingzhi?"
Mengenai jawaban ini, Jiang Lei sangat skeptis. Dia dan Jiang Yao suka membuat masalah sejak kecil hingga besar. Dia tidak mungkin tidak tahu Jiang Yao adalah orang yang terlihat patuh tapi punya banyak ide. "Dia sangat baik dan orang-orang di keluarga Lu juga sangat baik padaku." Jiang Yao tersenyum. "Jadi kamu tidak perlu khawatir tentang hal ini. Masalah kuliah sudah diputuskan, yaitu aku akan pergi ke Universitas Kedokteran Nanjiang."
"Lebih dekat juga baik. Jika aku pergi ke Nanjiang, aku bisa menemuimu. Kakakmu ini masih belum sempat menyayangimu dengan benar, dan kamu sudah menikah dan menjadi istri orang, sedangkan kamu sudah berpikir ingin pergi ke negara asing dan pergi belajar sendirian. Kakakmu ini sangat mencemaskanmu."Jiang Lei menghela nafas dengan sungguh-sungguh.
"Kakak kedua, kamu berlebihan." Jiang Yao menatap Jiang Lei dengan tatapan penuh keterkejutan."
"Kata-kata seperti ini, sepertinya hanya kakak yang akan mengatakannya."