Chereads / Pembalasan Gadis Peliharaan / Chapter 7 - Tampan, Bukankah Urusan Kita Berdua Sudah Selesai?

Chapter 7 - Tampan, Bukankah Urusan Kita Berdua Sudah Selesai?

Wen Xiangyang meraih bantal dan melemparnya ke arah pintu. Orang-orang di luar sana tidak bisa mendengarnya. Namun, kemudian ia mendengar suara dentuman keras yang membuatnya takut dan langsung bangkit dari tempat tidur.

Peng——

Rasa kantuk Wen Xiangyang seketika menghilang. Ia berdiri dan menggerutu di depan pintu. "Siapa, siapa di luar?"

"Xiangyang, kau membuatku takut. Aku pikir kau mengalami kecelakaan! Aku mendengar tentang kau tadi malam dan segera pergi mencari kakakku untuk membantu. Tapi saat aku mengikuti kakakku ke bar untuk mencarimu, kau tidak ada! Dari mana saja kau?"

Wen Xiangyang menyipitkan matanya. Ia baru saja membuka pintu, tapi tiba-tiba seluruh tubuhnya dipeluk dengan erat. Wen Xiangyang menggosok matanya lalu melihat bahwa temannya, Yan Xin memeluknya dengan erat. Kakak laki-laki Yan Xin, Yan Junyi, turut berada di sana. Wajah Yan Junyi membeku dan tampak ada kemarahan yang disembunyikan di matanya.

"Aku ada di sini sepanjang waktu." Wen Xiangyang menghindari tatapan mata Yan Junyi yang tajam dan menatap Yan Xin sambil tersenyum. "Kau tahu ketika aku mabuk, aku pasti bertindak gila."

"Axin, tolong kau pergi sebentar," pinta Yan Junyi.

"Kakak?"

Yan Junyi menatap Wen Xiangyang dengan amarah menggebu-gebu. Suaranya terdengar rendah. Yan Xin pun memandang Wen Xiangyang dengan cemas. Kemudian, ia menepuk pundak Wen Xiangyang dan menghiburnya. "Jangan khawatir, Xiangyang. Aku sudah bercerita kepada kakakku. Kakakku bisa membantumu."

Wen Xiangyang tersenyum dan melambaikan tangan santai pada Yan Xin. Matanya jatuh pada sosok Yan Junyi yang mematung, lalu ia tersenyum dan bertanya, "Kak, mengapa wajahmu memerah?"

Wen Xiangyan, Yan Junyi, dan Yan Xin tumbuh besar bersama. Setiap kali Wen Xiangyang mendapat masalah, Yan Junyi selalu mengkritiknya lalu mencoba untuk menenangkannya. Namun, suatu saat nanti Yan Junyi pasti akan menikah. Jadi, Wen Xiangyang tidak bisa bergantung pada Yan Junyi seumur hidupnya.

"Xiangyang, jangan pergi ke tempat seperti bar itu lagi. Aku akan membantumu menyelesaikan masalahmu," larang Yang Junyi. Ada sedikit ketidakberdayaan dalam nada bicaranya yang dibalut amarah.

"Kak, itu urusanku dan aku akan menanganinya sendiri. Aku bukan anak kecil. Aku bahkan beberapa bulan lebih tua dari Axin."

"Xiangyang, akhir-akhir ini aku rasa kau menjauhiku. Apakah ada sesuatu yang terjadi?"

"Hah?" Wen Xiangyang sontak terkejut menjawabnya dan dengan cepat menyangkal, "Tidak, Kak! Sama sekali tidak! Aku berani bersumpah!"

"Baiklah jika tidak. Baik-baiklah beristirahat. Serahkan sisanya padaku."

Yan Junyi berbalik dan berjalan keluar. Sosok pria berbadan tinggi itu perlahan menghilang dari hadapan Wen Xiangyang.

"Kak!"

Wen Xiangyang ingin menghentikan Yan Junyi karena ia sudah mendapatkan foto-foto yang ia butuhkan. Ia hanya tinggal mengirim foto-foto itu ke ayahnya yang brengsek dan lelaki tua itu. Masalah akan terselesaikan, tanpa perlu merepotkan Yan Junyi. Ia tidak ingin masalah ini membuatnya kehilangan Yan Junyi, apalagi membuat Yan Junyi menderita.

Terdengar suara keras yang membuat Yan Junyi berhenti dan berbalik. Sepasang mata memandang ke wajah Wen Xiangyang, menyaksikan Wen Xiangyang menelan perkataannya sendiri. Namun, Yan Xin dan Yan Junyi tetap melangkah pergi.

Wen Xiangyang berdiri di ambang pintu sebentar. Ia tiba-tiba teringat bahwa ia hendak mengirimkan foto-foto itu. Ia tidak membutuhkan bantuan Yan Junyi lagi. Teringat akan hal itu, membuat Wen Xiangyang berbalik dan menutup pintu. Ia hendak bergegas ke kamar untuk mengambil ponselnya.

Ketika Wen Xiangyang baru menutup pintu sampai setengah, satu tangan menghalangi langkahnya. Ia menatap aneh ke lengan yang tiba-tiba terjulur masuk. Namun kemudian, pintu itu dibuka dengan kasar. Ia terkejut melihat orang yang membukanya.

"Pria tampan, kau kenapa? Bagaimana bisa kau menemukan rumahku? Bukankah urusan kita berdua sudah selesai?"