Muse Bar adalah bar kelas atas yang terbesar dan termewah di Kota Nande. Kabarnya, di balik bar itu ada seorang bos yang sangat kuat dan sangat hebat. Hanya orang-orang kaya raya yang sanggup menghabiskan uang di Muse. Wen Xiangyang masih tidak percaya bahwa di dalam ruangan terdapat kamera pengintai. Kamera itu menjadi bukti bahwa Wen Xiangyang diam-diam mengambil foto bersama Mu Lingqian.
"Kata sandi. Aku tidak akan mengatakannya untuk yang ketiga kalinya!"
Nada suara Mu Lingqian yang sangat acuh tak acuh membuat jantung Wen Xiangyang berdebar. Wen Xiangyang tahu bahwa pria di depannya itu tidak akan berhenti hingga ia mendapatkan foto itu kembali.
"Aku akan memberitahumu, oke?"Wen Xiangyang memicingkan matanya dan mencoba berkompromi, "Kau kembalikan ponselnya kepadaku. Aku sendiri yang akan membuka kuncinya."
Mu Lingqian melirik ke arah Wen Xiangyang dan melemparkan ponsel itu padanya. Wen Xiangyang mengambilnya dan cepat-cepat membuka kuncinya. Diam-diam, ia berniat mengunggah foto itu ke tempat lain. Tetapi, begitu ia membuka kata sandinya, ponselnya dirampas kembali oleh Mu Lingqian.
Mu Lingqian membuka album foto dan menemukan foto-foto yang diambil oleh Wen Xiangyang pagi tadi. Ia melihat Wen Xiangyang tersenyum bangga, seperti bunga yang sedang merekah. Sambil melirik ke arah Wen Xiangyang, jari ramping Mu Lingqian menggeser layar ponsel. Sekali memencet tombol hapus, semua foto itu terhapus!
Ketika ponselnya hendak dirampas lagi, Wen Xiangyang tahu bahwa rencananya telah gagal total. Ia telah menghabiskan 20.000 Yuan secara sia-sia. Pengalaman pertamanya kehilangan keperawanan dan semuanya menjadi sia-sia.
Mu Lingqian telah menghapus semua foto itu, tetapi ia tidak segera mengembalikan ponsel itu kepada Wen Xiangyang. Wen Xiangyang masih terbenam dalam kesedihan karena foto-foto yang diambilnya telah dihapus. Ia tidak peduli lagi jika Mu Lingqian mengembalikan ponselnya. Ia bahkan lebih tidak peduli lagi kapan Mu Lingqian pergi.
Begitu Wen Xiangyang tahu, ia akan mati selama delapan belas generasi leluhur Mu Lingqian. Jika bukan karena kesalahannya, ia pasti akan memprotes Mu Lingqian!
Tepat ketika Wen Xiangyang yang kesal berniat pergi ke Muse untuk protes soal Mu Lingqian, bel pintu kembali berbunyi. Masih dipenuhi amarah, ia berjalan untuk membuka pintu itu. Ia ingin memarahi seseorang, tapi ia justru menemukan orang asing berkacamata berdiri di pintu.
"Ini ponselmu."
Asisten Zhang menyerahkan ponsel kepada Wen Xiangyang, kemudian ia berbalik badan dan pergi begitu saja. Wen Xiangyang merasa kebingungan. Apakah ponsel ini milikku? batinnya.
———
Di lantai bawah apartemen, sebuah Lamborghini sedang diparkir. Banyak orang-orang yang mengerti soal mobil kini memandangnya. Asisten Zhang berjalan cepat menuju mobil itu, lalu melapor kepada orang yang duduk di dalam mobil.
"Bos, ponselnya sudah dikirim."
Mu Lingqian memainkan ponsel Wen Xiangyang di tangannya. Matanya terlihat sendu, Layar ponsel menunjukkan foto Wen Xiangyang yang tersenyum bangga.
"Kembali ke perusahaan."
"Ya, Bos."
———
Wen Xiangyang membongkar dus yang diterimanya. Itu adalah ponsel merek Vivo dengan fitur face beauty. Wen Xiangyang tidak suka mengambil swafoto dan ia juga tidak tahu siapa yang memberinya ponsel seperti itu. Ia kemudian melemparkan ponsel itu ke samping, Wen Xiangyang naik ke ranjang dan bersiap untuk tidur. Ketika ia bangun nanti, baru ia akan memikirkan masalah ini.
Belum lama Wen Xiangyang naik ke ranjang, lalu telepon rumahnya berdering.
Yan Junyi dulu memaksanya untuk memasang telepon rumah. Karena sejak pindah dari rumah, Wen Xiangyang sering membiarkan ponselnya kehabisan daya hingga ia menjadi sulit dihubungi. Karenanya, Yan Junyi lah yang memaksanya untuk memasang telepon rumah.
Wen Xiangyang naik ke ranjang lalu mengangkat telepon. Ia disambut suara marah Yan Xin di panggilan itu.
"Xianyang, kau keterlaluan! Sungguh keterlaluan! Lin Hao akan menikah dengan Chen Yunxi. Lin Hao tidak tahu malu! Dia mengirimiku undangan dan memintaku pergi bersamamu!" Yan Xin langsung menggerutu panjang lebar, "Dia juga sengaja meminta kita membawa pacar kita masing-masing. Sangat menjijikan. Mengapa dia masih punya muka untuk mengundang kita? Apakah dia ingin kita mengirim karangan bunga atau membakar uang kertas untuknya? Itu benar-benar membuatku jengkel."
Lin Hao adalah mantan pacar Wen Xiangyang. Chen Yunxi adalah teman sekolah Wen Xiangyang. Penipuan kedua orang ini sudah tak ada bedanya dengan drama yang memuakkan.
Yan Xin adalah gadis yang baik. Ia bukan tipikal gadis yang mudah memarahi orang lain saat marah. Namun, jika Yan Xin bisa marah hingga seperti ini, tidak ada hal lain yang memungkinkannya kecuali kejadian ini.