Setelah mendengar Wang Li, Wen Xiangyang melirik ke arah wanita itu dan berkata, "Wang Li, apa yang kamu katakan tadi terdengar sangat penuh amarah. Mungkin itu semua adalah pengalaman pribadimu?"
Begitu Wen Xiangyang membuka mulut, Wang Li tidak bisa mengalahkannya. Ia hanya bisa memelototi Wen Xiangyang dan berseru, "Wen Xiangyang, kau tunggu saja! Tunggu!"
Wang Li berbalik badan dan kemudian pergi. Yan Xin memandang punggung Wang Li yang semakin menjauh. Sedikit marah, ia berkata, "Xiangyang, haruskah aku meminta pacarku untuk melenyapkan orang itu? Kenapa dia seperti seekor lalat? Sungguh menjengkelkan."
Wen Xiangyang menyadari bahwa apapun yang terjadi, ia masih memiliki teman yang setia kepadanya yaitu Yan Xin. Perasaannya jadi sedikit lebih baik. "Xiao Xin, bukannya kau meninggalkan pacarmu di depan pintu masuk? Tapi, tidak masalah. Sebelum memutuskan untuk datang ke pesta ini, aku sudah menyiapkan diri untuk menghadapi situasi ini."
Yan Xin menghela napas. "Xiangyang, aku tidak bisa membantumu lagi. Andaikan saja kakakku ada di sini."
"Kau jangan beritahu Kakak."
Wen Xiangyang tidak sebanding dengan Wang Li. Namun, Wang Li tidak akan menyerah. Cara terbaik baginya ialah menghancurkan reputasi Wen Xiangyang. Karenanya, ketika ia menghampiri sekelompok tamu, ia mulai berbicara buruk tentang Wen Xiangyang dengan berbagai cara.
"Lihat. Apakah itu wanita yang mengenakan blazer warna hijau itu? Jangan tertipu wajahnya yang polos. Sebenarnya, dia adalah seorang pelacur."
"Aku tidak tahu berapa banyak pria yang pernah 'bermain' dengannya di kampus. Ketika masih di sekolah, dia terus-terusan mengejar dan ingin menggaet ketua kami, Tuan Lin. Sangat memalukan, dan bahkan dia berani datang hari ini."
"Apa iya? Benarkah? Bagaimana mungkin ada wanita yang tak tahu malu seperti itu?" sekelompok orang ini mulai bergosip, seketika mengarahkan pandangan kepada Wen Xiangyang.
Chen Yunxi tidak memiliki teman di pesta itu. Setelah mendengarkan kata-kata Wang Li, mereka semua merasa bahwa itu sebuah kebetulan sekaligus peluang yang bagus untuk Chen Yunxi. Ia bergegas pergi ke hadapan Wen Xiangyang, kemudian berteriak tepat di depannya. "Kau masih tidak tahu malu? Kau sudah menjadi orang ketiga, tertarik pada pacar wanita lain, bahkan hingga datang ke pesta pernikahannya!"
Wen Xiangyang belum menjawab, tapi Chen Yunxi buru-buru melanjutkan, "Itu saja, kau masih tidak juga pergi dari tempat ini? Jika aku adalah ibumu, setelah melahirkan anak yang tidak bermoral sepertimu, lebih baik aku pergi melarikan diri."
Orang kaya baru, diikuti oleh sekelompok orang kaya baru. Perkataan mereka sungguh sangat tidak enak didengar.
"Tidak tahu malu! Keluar!"
"Pergi! Keluar dari sini!"
Lebih brutalnya lagi, Chen Yunxi mengambil sebuah piring berisi buah-buahan, lalu melemparnya ke arah Wen Xiangyang. Karena Wen Xiangyang dan Yan Xin berasal dari keluarga terpandang, mereka tidak pernah melihat orang yang begitu kasar sejak kecil. Mereka tidak siap diserang, hingga akhirnya Wen Xiangyang terkena lemparan jeruk.
Yan Xin melihat Wen Xiangyang yang dilempari Chen Yunxi. Ia pun segera ke depan Wen Xiangyang untuk menghalau lemparan itu. "Xiangyang, kau tidak apa-apa?"
Yan Xin menghadang lemparan Chen Yunxi dan sekarang, lemparan itu mengarah padanya. Wajah Wen Xiangyang benar-benar membeku. Setidaknya ada sepuluh orang wanita yang melempari mereka. Baik tua maupun muda, semuanya melemparinya.
Seorang wanita mengambil jeruk di atas meja dan melemparkannya ke arah Wen Xiangyang. Wen Xiangyang cepat-cepat menarik Yan Xin, lalu meraih jeruk itu dan membidik balik wanita yang baru saja melemparinya.
Peng!
Lemparan Wen Xiangyang segera menghantam balik wanita itu, tepat sekali hingga mengenai hidung wanita itu. Wanita itu tiba-tiba menjerit kesakitan. Sekelompok perempuan yang sedari tadi melempari mereka berdua pun tiba-tiba gemetar ketakutan. Kini, tidak ada yang berani melanjutkannya.
Wen Xiangyang melirik ke sekeliling dan memandang mereka yang masih ingin beraksi. Ia berseru dengan galak, "Siapa lagi yang mau mencoba? Aku biasa bermain baseball dan semuanya strike! Aku ingin melempari mata kalian, dan nanti itu tidak akan meleset mengenai hidung kalian!"