Semua orang terkejut melihat tingkah Wen Xiangyang. Mereka yang tahu siapa Mu Lingqian berusaha menahan napas. Suasana berubah menjadi menegangkan. Banyak orang memilih bersembunyi, tetapi ada juga yang tidak bisa bersembunyi. Mereka berusaha menghadap tembok, atau berpura-pura melihat ke langit-langit.
Melihat kecerobohan Wen Xiangyang yang berani berkata begitu, wajah Mu Lingqian seketika berubah menjadi masam. Mu Lingqian cemberut, tatapan matanya menjadi semakin dingin.
Wen Xiangyang benar-benar mabuk. Masih tidak sadar, ia malah memanfaatkan kesempatan untuk mencoba meraih ujung jas Mu Lingqian dan menyentuh pria itu. "Kenapa kau diam, pria tampan? Oh, aku tahu. Manusia sesempurna dirimu pasti agak sombong. Tapi, tidak masalah. Jangan bicara tentang uang. Mari kita membicarakan hal lain. Kita bisa berbicara tentang puisi atau yang lainnya. Aku mengerti sedikit! "
Wen Xiangyang menarik kembali tangannya dari Mu Lingqian, lalu mengangkat wig merah yang terlihat seperti jengger ayam itu. Dengan senyum muram, ia berkata, "Kau pasti belum pernah melihatku yang begitu muda dan begitu cantik, tapi juga seperti seorang tamu dari zaman kuno, kan?"
Mu Lingqian tidak menjawab barang sepatah kata pun. Bibir tipisnya rapat menjadi garis lurus yang dingin. Tiba-tiba, ia berkata, "Pak satpam, tolong keluarkan wanita ini!"
"Hah?" Wen Xiangyang mengerjapkan mata dengan kebingungan. Bulu mata lentiknya sampai naik-turun berkali-kali. "Apa kau pikir aku tidak punya uang? Jika kau bisa membuatku nyaman, aku tidak akan memperlakukanmu dengan buruk!"
Wen Xiangyang bisa melihat bahwa wajah Mu Lingqian semakin lama semakin muram. Ia pun cepat-cepat mengubah strategi. Ia mengeluarkan setumpuk uang seratus ribuan dari tasnya dan menyodorkannya ke tangan Mu Lingqian.
Wen Xiangyang memohon pada pria itu. "Pria tampan, aku tidak mengenal orang-orang di sini. Aku langsung tertarik padamu sejak pandangan pertama. Tidak mudah bagiku untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku menghancurkan harga diriku sendiri. Tidak bisakah kau mengasihaniku?"
"Menghancurkan?" ulang Mu Lingqian. Mendengar satu kata ini membuat sorot matanya berubah dingin hingga suasananya jadi sedikit tegang.
Tubuh kecil Wen Xiangyang meringkuk. Menganggukkan kepalanya, kemudian ia memelas. "Ya. Aku harus menemukan seorang pria malam ini. Jika kau tidak membantuku, maka aku harus mencarinya lagi. Jujur saja, aku percaya padamu."
Peng—
Terdengar suara keras. Tepat ketika Wen Xiangyang kira Mu Lingqian akan setuju, yang terjadi justru sebaliknya. Mu Lingqian malah mengusir Wen Xiangyang keluar. Wen Xiangyang terbanting ke dinding, membuatnya terbatuk keras. Belum sempat Wen Xiangyang bangkit, ia didorong ke dinding oleh Mu Lingqian.
"Pria tampan?"
Wen Xiangyang berpikir bahwa pria tampan dan keren memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan dan bersikap begitu dingin. Ada perasaan gugup saat ia menatap pria itu. Namun kemudian, rahang Wen Xiangyang ditekan keras oleh Mu Lingqian. Mencondongkan tubuh ke arah Wen Xiangyang, wajahnya perlahan mendekat.
Jantung Wen Xiangyang berdebar kencang ketika ia merasakan napas Mu Lingqian semakin dekat. Ketika ia panik memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, Mu Lingqian mendekatkan mulut ke telinganya. Dengan dingin, Mu Lingqian berkata, "Keluar!"
Wen Xiangyang yang diusir kini malah tersulut emosi. Amarahnya terbakar. Ia melangkah maju, mengulurkan tangan, dan berhenti di depan Mu Lingqian. "Mengapa kau tidak menerima tawaranku? Percaya atau tidak, aku akan pergi ke bosmu untuk mengeluhkan padanya!"
"Wanita ini…"
Pada akhirnya, seorang pelayan memberanikan diri untuk menjelaskan yang sebenarnya kepada Wen Xiangyang. "Pria yang berada di depan Anda bukanlah seorang koboi, tetapi bos besar kita!"
Melihat seseorang mencoba melerainya, Wen Xiangyang berbalik badan dan menatap tajam pelayan itu. "Ini urusan saya dengannya. Anda tidak perlu ikut campur! Saya harus memesannya hari ini!"