Bibi Tang menelpon bukan untuk mengajak Chen Fan makan bersama semata, tapi juga meminta tolong pada Chen Fan untuk menemani Jiang Churan pergi ke pesta ulang tahun sahabatnya.
Setelah mengetahui hal itu, Chen Fan kemudian makan sebentar dan setelahnya menelpon Ranran: "Halo, apa ini Ranran? Aku Chen Fan."
"Benar, ada apa?" jawab Jiang Churan dengan nada yang sangat dingin.
Chen Fan tak peduli dan melanjutkan kata-katanya, "Bibi Tang menyuruhku untuk menemanimu pergi ke pesta ulang tahun sahabatmu."
"Oh, aku di Starbucks pusat, kamu kesini saja." Jiang Churan mengerti bahwa ibunya yang menyuruh Chen Fan.
…
"Ranran, siapa yang menelpon?"
Di samping Jiang Churan, ada seorang perempuan yang seluruh tubuhnya terpasang barang-barang branded.
Perempuan itu adalah orang kaya yang juga menjadi sahabat Jiang Churan, namanya Zhang Yumeng, dan dia juga yang sedang berulang tahun hari ini. Selain Zhang Yumeng, di sisi Jiang Churan ada juga seorang perempuan yang wajahnya terlihat cuek.
Dua perempuan itu telah bersahabat dengan Jiang Churan sedari mereka masih kecil.
"Tidak perlu dibahas. Dia adalah anak dari sahabat ibuku. Aku tak mengerti mengapa ibuku kagum padanya dan ingin sekali agar aku dan dia berpacaran," ucap Jiang Churan dengan wajah bingung sambil meletakkan ponselnya.
Zhang Yumeng mulai membicarakan gosip: "Bagaimana penampilannya? Latar belakangnya bagaimana? Jika dibandingkan dengan Yang Chao hasilnya bagaimana?"
Yang Chao adalah anak laki-laki yang tampan, posturnya tinggi dan juga seorang kapten sepakbola di sekolah. Dia adalah pacar Zhang Yumeng. Orangtua Yang Chao membuka hotel berbintang lima, "Hotel Tian Sheng", yang berlokasi di Kota C.
Hotel Tian Sheng memiliki peringkat kelima dan karena itu pula harta kekayaan Yang Chao masih lebih banyak dibandingkan dengan harta kekayaan keluarga Zhang Yumeng.
Banyak perempuan yang berusaha mendekati Yang Chao, termasuk Zhang Yumeng yang sangat berusaha keras untuk menjadi pacarnya. Setelah Zhang Yumeng menjadi pacar Yang Chao, dia langsung merasa sombong.
"Kamu, sebagai perempuan yang terlalu mengutamakan kekayaan, sudah pasti akan melihat penampilan dan latar belakang saja," ucap perempuan yang berwajah cuek itu.
"Aku memang melihat penampilan dan latar belakang kok, bukan hal lainnya. Memang begitulah aku. Jadi kalau laki-laki tidak tampan dan tidak kaya ingin mendekati aku, jangan berharap terlalu lebih!" jawab Zhang Yumeng.
"Sudah… sudah… aku tahu kualitas laki-laki kategori Mengmeng yang seperti apa," Jiang Churan berusaha meredakan suasana. Jiang Churan kembali berkata, "Namanya Chen Fan, asalnya dari Kabupaten Z. Dia tidak punya latar belakang apapun, dan menurut ibuku, dia anak yang baik dan jujur."
"Jujur? Memangnya jujur bisa dimakan?" balas Zhang Yumeng.
Kawan satunya lagi berbicara dengan serius: "Ranran, cara berpikir Mengmeng memang berlebihan. Tapi kalau apa yang kamu bilang itu benar, bahwa dia (Chen Fan) tidak memiliki latar belakang dan penampilannya biasa saja, dan seandainya kamu menyukainya dan kalian kemudian hidup bersama, tampaknya kalian berdua akan hidup menderita. Kalau dipikir-pikir, gaya kehidupan kita sedari kecil memang sudah berbeda, dan karena perbedaan itulah yang akan membuat penderitaan."
"Aku tidak mengatakan kalau aku suka padanya. Kalian jangan khawatir. Orang yang suka kalau dia berjodoh denganku adalah ibuku, bukan diriku sendiri," balas Jiang Churan.
"Pantas saja kamu tidak suka padanya. Nanti kubantu kamu untuk membuatnya tak nyaman," Zhang Yumeng menimpali.
Jiang Churan terdiam.
…
Ketika Chen Fan sampai, dua sahabat Jiang Churan telah mengetahui siapa Chen Fan.
Tahun 2007, banyak sekali pemuda-pemudi yang sering hang out di Starbucks. Mereka datang ke Starbucks untuk mengobrol satu sama lain, meminum kopi, menikmati suasana sambil memakan beberapa kue.
Sudut ruangan Starbucks adalah tempat yang paling disenangi oleh Jiang Churan.
Perkumpulan Jiang Churan bersama kedua temannya, yang satu berwajah cuek dan satunya lagi memiliki karakter yang humoris, membuat mereka menjadi pusat perhatian.
"Ranran," panggil Chen Fan sambil berjalan ke arahnya. Dia juga tersenyum kepada dua orang teman Jiang Churan.
Sebenarnya, Chen Fan selalu merasa pusing jika berkumpul dengan para perempuan, namun karena Bibi Tang yang menyuruhnya, dia tidak bisa menolak. Bagaimanapun, Bibi Tang telah banyak berbuat baik pada Chen Fan, dan chen Fan sendiri tidak mau membuat hati Bibi Tang terluka.
"Kamu sudah datang," balas Jiang Churan sambil mencoba untuk menjaga jarak dengan Chen Fan.
Salah satu teman Jiang Churan menampakkan wajah emosi, dingin, dan tak sedikitpun menatap Chen Fan. Dia hanya mengangkat cangkir kopinya, melihat-lihat ke arah luar ruangan. Benar-benar perempuan yang cuek dan dingin.
"Jadi, kamu yang bernama Chen Fan?" tanya Zhang Yumeng dengan wajah yang merendahkan.
Zhang Yumeng mengenakan pakaian dan sepatu yang kalau harganya dijumlahkan akan muncul nilai sebanyak sepuluh ribu. Tas milik Zhan Yumeng merk-nya LV, baju pink-nya bermerk Channel, sepatunya berasal dari Italia bermerk Mauro Leone. Semua produk itu tidak bisa didapatkan di dalam negeri, semuanya diimport dari luar negeri oleh orangtuanya.
Sementara itu, pakaian Chen Fan saat ini adalah pakaian yang bisa dibeli di mana saja, yang harganya hanya beberapa ratus saja. Kalau Zhang Yumeng dan Chen Fan berdiri secara berdampingan, orang pasti akan tahu perbedaan besar antara keduanya.
"Chen Fan, kamu mau mengejar-ngejar Ranran? Tidak sadar dirimu siapa? Apa kamu tidak tahu bahwa banyak anak laki-laki yang mendekatinya di sekolah?
Orang seperti kamu, baik memiliki uang atau tidak, tampan atau tidak, punya keahlian atau tidak, semua itu kalau kamu memilikinya maka siapa yang telah memberikannya?" tanya Zhang Yumeng ketus.
"Mengmeng!" Jiang Churan menatap mata Zhang Yumeng dan menyalahkan karena dia telah berlebihan.
"Tenang saja. Aku kesini karena diperintah Bibi Tang untuk menemani Ranran makan. Aku tidak punya maksud untuk mendekatinya," balas Chen Fan dengan santai.
"Kamu jangan salah paham dulu, tak ada maksud dari Mengmeng untuk bicara kasar," Jiang Churan berusaha memberi penjelasan.
"Kalau begitu, apa yang dia maksud?" Chen Fan tersenyum, tampak tidak peduli.
Jiang Churan menatap tajam pada Zhang Yumeng dan tak menjelaskan apa-apa lagi pada Chen Fan. Pada satu sisi, sebenarnya Jiang Churan setuju dengan apa yang diucapkan Zhang Yumeng.
Kembalinya Chen Fan ke bumi kali ini tanpa bersama Xiaoqiong, dan dia sesungguhnya tidak memiliki perasaan ketertarikan pada perempuan yang ia lihat. Jiang Churan sendiri tidak memiliki perasaan pada Chen Fan, lalu mengapa Chen Fan harus mengikuti gaya mereka?
Tentu saja, Dewa Dujie memiliki kehormatannya tersendiri.
Zhang Yumeng tidak menyukai Chen Fan dalam banyak hal. Dan dia telah mengeluarkan ketidaksukaannya pada Chen Fan melalui pertanyaan ketus tadi. Tujuannya telah tercapai. Saat ini Zhang Yumeng tak peduli dengan Chen Fan dan dia hanya membaca-baca majalah di dalam kedai kopi itu.
Chen Fan kemudian memesan segelas cappucino dan mencari tempat duduk yang kosong. Sungguh, Chen Fan sendiri tidak peduli pada Jiang Churan maupun Zhang Yumeng. Akan tetapi perempuan berwajah cuek dan dingin itu…. Xu Rongfei!
Xu Rongfei, salah satu sahabat Jiang Churan, pernah memiliki kisah cinta dengan Chen Fan di kehidupan sebelumnya.
Xu Rongfei terlihat sangat keren. Ini mungkin karena dia mengenakan kaos oblong berwarna hitam dan cocok dengan tubuhnya yang berpostur tinggi, memiliki pinggang ramping, dan juga tampak tangguh. Adapun bagian bawahnya mengenakan celana pendek denim yang ketat, memperlihatkan sepasang kaki indah ultra-panjang yang mendebarkan. Kulitnya putih dan tampak bersinar ketika berada di bawah sinar matahari. Dia juga memakai sepatu lari berwarna putih yang cocok dengan banyak pakaian.
Xu Rongfei tidak menggunakan barang-barang mewah, tapi karena badannya tinggi, dia bisa terlihat seperti seorang model meski mengenakan pakaian apapun.
Wajah Xu Rongfei memang terlihat dingin, tapi sesungguhnya dia adalah anak yang baik. Di kehidupan sebelumnya, dia pernah memberitahu Chen Fan siapa orang yang disukai oleh Jiang Churan, bahkan menyarankan Chen Fan untuk melanjutkan kehidupannya (move on) dan mencari perempuan lagi yang bisa benar-benar menjadi tambatan hatinya.
Xu Rongfei berbeda jauh dengan Zhang Yumeng yang angkuh, senang memakai barang branded, dan terlahir dari keluarga kaya. Zhang Yumeng juga, di kehidupan sebelumnya, tidak terlalu memerhatikan Chen Fan.
Sambil meminum kopi, Chen Fan mengingat sesuatu: "Aku ingat Xu Rongfei adalah mahasiswi fakultas seni, dan di tahun depannya dia diterima di Akademi Film Yanjing.
Dia juga memainkan peran beberapa serial TV populer, yang judulnya Empat Bunga Kecil dari sebuah Generasi."
Di kehidupan sebelumnya, Xu Rongfei adalah seorang aktris dan Chen Fan bisa akrab dengan dia karena Chen Fan adalah penerus Perusahaan Jinxiu.
Mereka berdua bisa bertemu ketika pesta mode diselenggarakan oleh sebuah perusahaan besar di bidang industri. Teman-teman sekelas dalam satu sekolah bertemu dalam satu acara tersebut, salah satunya adalah Chen Fan yang merupakan pewaris Perusahaan Jinxiu yang total kekayaannya satu miliar. Dan di antara mereka juga hadir bunga kecil yang populer.
Ketika mereka masih sekolah, mereka sudah berteman. Kemudian, ketika reuni diadakan, ada beberapa dari murid itu yang saling mencintai.
Sangat disayangkan, sebelum mereka bisa hidup bersama, Chen Fan telah lebih dulu mendapatkan tantangan yang membuat hidupnya berubah total: ibunya meninggal dunia dan perusahaannya bangkrut. Chen Fan banyak mengurus segala sesuatu, membuat dirinya sangat sibuk dan sering kelelahan, hingga akhirnya dia lupa tentang percintaannya sendiri.
Chen Fan akhirnya kembali ke Kota C seorang diri. Dia mendengar rumor dari temannya bahwa Xu Rongfei dikabarkan telah menyinggung bos besar di dunia perfilman. Bahkan banyak pula rumor negatif yang mendera dirinya. Pada akhirnya, Xu Rongfei tidak tahan dengan semua rumor itu, dia depresi, kemudian bunuh diri. Sangat sayang sekali, perempuan yang sangat cantik itu harus mengakhiri hidupnya ketika usianya di bawah tiga puluh tahun.
Kala itu Chen Fan sangat senang ketika dirinya bisa bertemu lagi dengan teman-temannya. Dia juga berpikir bahwa dirinya adalah pemimpin di antara teman-teman sekelasnya dan teman-teman lainnya. Akan tetapi, tak disangka-sangka, dalam sekejap dia putus asa dan bunuh diri.
"Hidup ini tidak kekal," ucap Chen Fan sambil menghela napasnya dalam-dalam.
Seolah memperhatikan tatapannya yang tidak biasa, Xu Rongfei mengerutkan kening, memutar kepalanya dan bertanya:
"Apa kamu kenal denganku?"
Xu Rongfei memang terlihat dingin dan cuek, tapi dia juga memiliki suara yang lembut, cara bicaranya pun juga centil. Dia bukan perempuan yang materialistis, dan ada pula beberapa laki-laki yang mengejar cintanya.
Hal inilah yang membuat Chen Fan mengingat kembali bahwa Xu Rongfei adalah seorang aktris yang terkenal. Sayang sekali, di akhir-akhir, Xu Rongfei adalah aktris yang paling menderita dibandingkan dengan aktris lain.
"Tidak. Aku tidak kenal denganmu. Tapi, aku bisa meramal orang." Hati Chen Fan saat ini sedang bahagia sekali karena bisa bertemu dengan Xu Rongfei.
"Ini adalah kali pertama kita bertemu, tapi aku tahu kamu nantinya adalah seorang mahasiswi seni. Namamu juga ada kata 'Xu'".
"Oh, benarkah? Lalu hal lain apa lagi yang kamu tahu?" Xu Rongfei penasaran.
"Ya, ada lagi." Chen Fan berpikir sejenak, lalu berkata lagi: "Di masa depan kamu akan diterima di Akademi Film Yanjing dan akan menjadi seorang aktris terkenal."
"Bagaimana kamu tahu kalau aku mau mendaftar di Akademi Film Yanjing? Dan memang benar, impianku adalah menjadi seorang aktris!" Xu Rongfei terkejut.
"Hahaha!" Zhang Yumeng tertawa terbahak-bahak.
"Heh… kawanku yang bermarga Xu, kamu adalah tokoh utama kami di Sekolah Qing Teng, jangan mau terpedaya. Chen Fan bisa saja mencari informasi mengenai dirimu dari orang lain," ucap Zhang Yumeng sambil memeluk Xu Rongfei dan mencium pipinya.
Setelah memeluk Xo Rongfei, Zhang Yumeng berbalik mengarah ke Chen Fan berkata-kata lagi: "Hei, laki-laki dari Kabupaten Z, kalau ingin mendekati perempuan jangan hanya lewat mulut. Terlihat sekali kalau kamu ini seorang playboy. Baru saja ditolak oleh Ranran, sekarang menyasar pada Xu Rongfei. Jangan anggap kami orang bodoh!"
Jiang Churan mengangkat kedua alisnya dan mengira bahwa Chen Fan hanya bisa berbicara belaka tanpa kejujuran. Selain itu, dia kira, Chen Fan juga seorang laki-laki yang hanya bisa berbicara tanpa menyertai bukti.