Keluarga Jiang menerapkan beberapa aturan ketika waktu makan tengah berlangsung, salah satunya tidak boleh berbicara selagi makan. Namun, pada saat ini, Jiang Haishan sedang tidak enak makan karena hatinya masih merasa kecewa pada Chen Fan.
Sementara itu, Chen Fan makan sambil mengingat-ingat masa lalunya. Kemudian ia berkata lirik dalam hati: "Telah lama aku tak makan di rumah bersama keluargaku sendiri, tapi hari ini aku malah makan di rumah Bibi Tang."
Ingatannya juga menggambarkan suasana rumah itu: pernikahan Bibi Tang tidak harmonis, karena Jiang Haishan memiliki kekayaan dan kekuatan sehingga hari-harinya dihabiskan untuk mencari hiburan di luar rumah dan jarang berada di rumah.
Padahal Jiang Haishan pernah menjadi orang miskin, bahkan untuk makan pun dia harus datang dulu ke rumah Bibi Tang. Bagi Jiang Haishan, masakan Bibi Tang sangat enak.
"Bibi Tang adalah seorang perempuan yang cantik, baik, tulus, dan pandai memasak. Tapi semua itu menjadi kehancurannya ketika dia harus menikah dengan Jiang Haishan," Chen Fan berbisik dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.
Bibi Tang kemudian melihat Chen lalu berbicara padanya: "Xiaofan, karena ini adalah pertama kalinya kamu tinggal di Kota C, coba kamu jalan-jalan keluar, lalu membeli beberapa kebutuhan untuk sehari-hari… peralatan di dalam rumah sewaan tidak selengkap yang ada di rumah sendiri."
"Baik, Bibi Tang. Tapi sepertinya aku harus meminta bantuan dari Ranran," balas Chen Fan.
Jiang Churan hanya mengangguk, namun dalam hatinya ia ingin sekali mengusir Chen Fan dari rumahnya.
Waktu makan telah usai, dan Chen Fan pamit pada Bibi Tang, lalu langsung menuju keluar rumah. Ranran yang ikut berjalan bersama Chen Fan tidak mengeluarkan sedikit pun senyum dari wajahnya, bahkan dia enggan untuk melihat wajah Chen Fan.
Tak lama kemudian, Jiang Churan menoleh ke arah Chen Fan dan membuka pembicaraan dengan dingin: "Chen Fan, kamu pergi sendiri saja, aku masih punya urusan lain.
Dari sini kamu bisa naik taksi ke jalan pusat. Aku jamin, kamu tidak akan tersasar."
Pada saat itu Jiang Churan menduga bahwa Chen Fan akan memaksa dirinya untuk tetap pergi menemaninya. Tapi Chen Fan membalas, "Aku sudah tahu." Jawaban itu sangat menohok, sebab membuat perasaan dan dugaan Jiang Churan salah.
Oleh karena itu, Jiang Churan menjadi tidak tega untuk membiarkan Chen Fan pergi seorang diri, sehingga terbesit niat dalam hati Jiang Churan untuk memanggil Chen Fan kembali dan pergi bersamanya.
Meski terbesit niat seperti itu di hati, pikiran Jiang Churan mengatakan hal lain: "Jiang Churan, laki-laki itu banyak kekurangan. Dia tidak layak berjalan bersamamu. Hapuslah niatmu itu!"
Alhasil, Jiang Churan lebih patuh pada pikirannya. Dia pulang ke rumah, lalu Ibunya langsung bertanya: "Mana Xiaofan?
Kenapa kamu pulang lebih dulu, apa kalian tidak berjalan bersama?"
"Katanya, dia ingin berjalan sendiri saja," jawab Jiang Churan.
"Anak itu sepertinya suka dengan putriku, tapi apa dia tidak sadar akan kekurangannya sendiri?" Jiang Haishan menimpali dengan dingin.
Ngomong-ngomong, Jiang Haishan saat ini menjabat sebagai salah satu pimpinan biasa di sebuah perusahaan, dan dia juga ingin sekali untuk berada di posisi yang lebih tinggi dari jabatannya yang sekarang, namun sangat sulit dilakukan---dia masih perlu tenaga yang besar dan waktu yang banyak. Seandainya ada orang di kota ini yang bisa membantunya untuk mewujudkan cita-citanya, pasti akan mudah sekali bagi Jiang Haishan untuk menjabat sebagai salah satu direksi di perusahaan tersebut, dan tentu saja akan menghemat pengeluaran tenaga dan waktu.
Lagipula, di Kota C ini ada seorang anak laki-laki yang terlahir di keluarga kaya raya dan jatuh cinta pada Jiang Churan. Mereka bersekolah di sekolah yang sama. Anak laki-laki itu sempat melihat Jiang Haishan beberapa kali, tapi tidak berani mengungkapkan perasaannya karena dia sadar dirinya dan Jiang Churan masih sangat muda.
Mengenai Chen Fan, Jiang Haishan tidak mau gegabah, dia harus mengecek latar belakangnya. Awalnya, sebelum mereka bertemu, Jiang Haishan masih memberikan kesempatan pada Chen Fan. Akan tetapi, setelah mereka bertemu dan berbincang-bincang, Jiang Haishan merasa kecewa berat karena latar belakang Chen Fan dengan Li Yichen tidak setara.
Jiang Haishan kemudian berbicara pada istrinya: "Kalau bisa, jangan semua anak laki-laki dikenalkan dengan putri kita yang masih kecil, karena dia masih harus belajar. Dan ini yang terpenting."
Raut wajah Bibi Tang berubah dan membalas ucapan itu, "Apa yang kamu bicarakan? Apa kamu pikir aku tidak bisa mengurus segala sesuatu untuk putri kita?"
Melihat kedua orangtuanya mau bertengkar, Jiang Churan langsung pergi ke kamar dan kejadian itu membuatnya semakin tidak menyukai Chen Fan.
…
Keluar dari Taman Longjing, Chen Fan tidak memanggil taksi dan jalannya pun bukan ke pusat kota, tapi ke Danau Yangui. Di tengah perjalanannya Chen Fan hanya merasakan aura bumi dan langit yang sedang berubah, dan karena itu pula dia tidak terlalu memikirkan keluarga Jiang.
Aura pada setiap tempat sifatnya bisa berbeda-beda. Sebagai contoh: aura seperti air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Ada pula tempat yang auranya semacam kumpulan dan menyatu, seperti jurang laut. Ia adalah tanah yang diberkati oleh aura surgawi, dan bisa dikatakan sebagai tanah rohani.
Tempat untuk melatih diri sendiri bisa memiliki kecocokan dengan beberapa tempat dan bisa pula tidak memiliki kecocokan. Salah satu tempat yang tidak cocok untuk melatih diri adalah sungai yang airnya mengalir tapi dangkal.
Chen Fan berjalan di sepanjang tepi Danau Yangui, dan terakhir ia hanya berdiri tegak, lalu mengatakan, "Setelah berjalan sejauh 10 kilometer akhirnya aku tahu, inilah tempat yang auranya paling kuat."
Kemudian Chen Fan menggeleng dan berkata lagi, "Tempat ini memiliki dua suhu, panas dan dingin."
Chen Fan menemukan sebuah pohon tua, dan di bawahnya dia duduk bersila serta tersenyum sambil memandangi Danau Yangui.
Danau Yangui merupakan danau terbesar di Kota C, jaraknya juga dekat dengan pusat kota yang memiliki banyak gedung tinggi. Beberapa hotel didirikan di sekitar Danau Yangui. Dengan demikian, Kota C memiliki pesona daerah selatan kendati berada di utara Provinsi Hu Dong.
Cuaca memang terasa panas, tapi bagi Chen Fan yang sedang duduk di bawah pohon, memandangi danau serta merasakan sejuknya hembusan angin, itu sangat menyenangkan.
Seseorang yang sedang melatih diri dan berupaya melepaskan kekotoran batin tentu saja bisa menjadi Dewa, namun ada beberapa tingkatan yang harus dilaluinya, yaitu Lianqi (teknik pelatihan napas), Xiantian, Yuanying, Huashen, Fanxu, Hedao, dan Dujie. Tingkatan paling dasar adalah Lianqi, dan tingkatan Lianqi dibagi lagi menjadi tiga bagian: Zhu Jijing, Tong Xuanjing, dan Shen Haijing.
Hal pertama yang harus dilakukan menjadi Dewa adalah melampaui tingkatan Lianqi. Setelah menjadi Dewa, ada kekuatan tersendiri yang ia miliki dan mampu mengontrol kekuatan itu dengan membaca beberapa mantra.
Dewa yang berada di tingkat Tongxuan dan Shenhai pada saat bersamaan, berarti telah mencapai "Tingkat Shentong" dan kekuatannya pun bernama Shentong. Dengan kekuatan itu, Dewa akan mampu mendatangkan angin dan hujan, lalu mengubah kacang menjadi tentara. Semua itu pastilah sesuatu yang menakjubkan di mata manusia.
Setelah Lianqi akan berlanjut pada tingkatan Xiantian, dan di sini Yuqi (pengolahan napas) sudah melalui angin sejauh 90.000 mil dan usia mampu mencapai lebih dari 500 tahun tahun. Ini bukan dewa, lalu apakah dewa?
Chen Fan kemudian berpikir dan bertanya-tanya: "Tingkat Xiantian masih sangat jauh, maka lebih baik dimulai dari tingkat yang paling dasar saja.
Akan tetapi, bagaimana cara membangun sebuah fondasi untuk bisa berlatih dari tingkat yang paling rendah?"
Chen Fan masih berpikir keras: "Di kehidupan yang lalu, aku bisa dan pernah menjadi Dewa karena adanya bantuan dari Guruku, namun yang menjadi persoalan waktu itu adalah aku masih kurang stabil.
Saat ini aku harus melatih diriku kembali untuk melepaskan kekotoran batin. Dulu, aku mampu mencapai terobosan pada tiap-tiap tingkat, tapi tak pernah benar-benar menguatkan fondasiku di berbagai tingkatan tersebut.
Satu hal yang paling baik sekarang adalah aku terlahir kembali ke dunia, sehingga pengulangan hidup ini bisa memberikanku kesempatan untuk melatih diriku kembali dan bisa benar-benar menguatkan ulang fondasiku," Chen Fan berpikir panjang dan merasa beruntung karena dirinya ditakdirkan bisa terlahir kembali untuk memulai lagi proses pelatihan diri dan pelepasan kotoran batin.
Hal pertama dan utama untuk menjadi Dewa adalah menguatkan fondasi. Awalnya fondasi itu terlihat tidak penting, tapi Chen Fan sadar ternyata fondasi adalah sesuatu yang paling penting. Oleh karenanya, Chen Fan ingin membuat fondasinya di tingkat dasar menjadi kuat terlebih dahulu, kemudian membuat fondasi di tingkatan selanjutnya serta memperkuatkannya pula. Dengan begitu, ketika Chen Fan menjadi Dewa, dia bisa memiliki fondasi-fondasi yang kuat pada tiap-tiap tingkatannya.
"Selama lima ratus tahun ini aku telah belajar banyak kekuatan, Shengong, namun semuanya tidak begitu berhasil. Untuk satu fondasi saja aku masih banyak kekurangan, sementara jumlah fondasi yang biasa-biasa saja sebanyak 13.726 jenis.
Sebelumnya, aku pernah menjadi murid Zhenwu Xianzong dan melatih diri dengan metodenya, yaitu Fondasi Zhenwu. Latihanku hampir sempurna dengan menggunakan metode itu, tapi untuk sekarang aku tidak akan berlatih dengan menggunakan metode Fondasi Zhenwu lagi."
Alasan dari ucapannya itu adalah Chen Fan hanya ingin melepaskan kekotoran batin, terlebih lagi ada sebuah rencana yang ia miliki: Xu Kong Lian Ti Jue.
Metode itu sangat terkenal bagi orang-orang yang ingin melatih diri dan melepaskan kekotoran batin, namun belum bisa digunakan untuk melepaskan kekotoran batin secara sepenuhnya.
Seperti yang sering dikatakan, metode "Xu Kong Lian Ti Jue" adalah sebuah pelatihan yang diawali dari tingkat paling dasar dan kesulitannya bermula dari tingkat dasar itu hingga tingkat yang paling tinggi. Namun demikian, kekuatannya lebih tinggi daripada metode lainnya, dan efeknya pun memberikan fondasi yang kuat.
"Melatih diri di bumi yang auranya tidak terlalu baik tidak bisa sepenuhnya mendukung, karena itu aku harus memiliki beberapa hal yang bisa membantu: beberapa jenis obat-obatan, harta ajaib, bahkan roh-roh jahat sekalipun. Itu semua bukan hal-hal yang pokok, melainkan persyaratan tambahan. Dan di bumi ini, aku akan melatih diri menggunakan metode Da Dao Zong (Xu Kong Lian Ti Jue), karena metode inilah yang paling sesuai dengan keadaan bumi," pikir Chen Fan matang-matang.
Latihan kali ini, meski melibatkan aura yang tidak baik seperti roh jahat dan emosi yang tidak stabil, bisa membantu Chen Fan menambah kekuatan. Orang-orang yang ingin menjadi Dewa biasanya memiliki metodenya masing-masing, lalu setelah sampai tingkat Jindan, orang tersebut baru bisa mengambil kekuatan-kekuatan dari berbagai makhluk lainnya untuk menambah kekuatannya sendiri.
Namun, Da Dao Zong (Xu Kong Lian Ti Jue) yang berada pada fondasi awal sudah bisa mempersiapkan kekuatan di tingkat Jindan. Adapun arti dari "Xu Kong" adalah "makhluk besar", "ruang tanpa batas", "jutaan kekayaan", yang semuanya itu harus dilatih.
"Aku sendiri memiliki metode Da Dao Zong, meski pada dirinya ada jutaan metode."
"Sayangnya Da Dao Zong memiliki ambisi yang besar, tapi jika memang ingin menjadikannya satu metode daripada jutaan metode lainnya, apakah mungkin dapat dijalankan dengan mudah?
Lagipula dengan metode itulah seseorang bisa mencapai posisi tertinggi Kedewaan," Chen Fan menggeleng dan menghela napas dalam-dalam.
Da Dao Zong memang sangat baik, tapi melatih menggunakan metode itu berarti harus berfokus pada satu hal. Zhenwu Xianzong adalah metode yang luar biasa dan bisa membuat Dewa mampu memiliki kehadiran dalam setiap tingkat Kedewaan.
Chen Fan sudah mengambil keputusan, dan mulai mengingat metode 'Xu Kong Lian Ti Jue'. Akan tetapi, dia juga merasa kebingungan di mana tempat yang cocok untuk melakukan latihan. Ini karena banyak tempat di sekelilingnya yang memiliki aura yang kurang mendukung, bahkan aura yang buruk itu telah memengaruhi tubuhnya. Dalam jarak sepuluh meter, dia sudah tidak bisa merasakan angin, dan beberapa cabang pohon berhenti bergerak.
Beruntung daerah yang sedang Chen Fan kunjungi merupakan daerah yang sepi, sehingga dia bisa melakukan latihan dalam satu hari.
Waktu berjalan… dan tak terasa senja tiba. Chen Fan membuka mulutnya dan ada cairan putih yang mengalir. Lalu, beberapa saat kemudian cairan itu sudah menghilang.