Menurut Chen Fan, yang paling penting saat ini adalah berupaya kembali untuk melepaskan kekotoran batin dan melatih diri.
Untuk dapat menjadi Dewa ada delapan tahapan yang harus dilalui: Lianqi; Xiantian; Jindan; Yuanying; Huashen; Fanxu; Hedao; Dujie.
Dewa Chanqing, yang juga merupakan Guru bagi Chen Fan, sudah hidup selama 840.000 tahun, dan Beliau baru sampai di tahapan Hedao. Dewa yang telah mencapai tahap Hedao pasti akan disebut sebagai "Dewa Sejati"; dan usianya pasti akan berkisar jutaan tahun. Dewa Chanqing juga termasuk salah satu Dewa yang penting bagi eksistensi alam semesta ini: dia bisa menghancurkan bintang-bintang di langit, menelan matahari. Singkatnya, mewujudkan dunia merupakan hal yang mudah bagi Dewa Chanqing.
Lima ratus tahun yang lalu, Dewa Chanqing melatih diri dan akhirnya bisa mencapai tingkatan Dujie. Dengan begitu, Dewa Chanqing telah melampaui tingkatan gurunya sendiri, kemudian Beliau mendapatkan julukan sebagai "Dewa Senior Beixuan."
Sangat jarang sekali Dewa bisa sampai pada tingkatan Dujie. Kalau dibuat perbandingan maka hanya ada satu saja dari ratusan Dewa lainnya yang bisa sampai pada tingkatan Dujie. Ketika Dewa telah menduduki tingkatan Dujie, Dewa tersebut akan disebut sebagai "Dewa Senior".
Sementara, bagi Chen Fan saat ini, tingkatan Dujie masih sangat jauh sekali.
"Di kehidupan sebelumnya, aku pernah kembali ke bumi, dan saat itu bumi sudah tidak cocok lagi untuk melatih diri dan melepas kekotoran batin. Sulit untuk membandingkan pelatihan diri bersama Zhenwu Xianzong dan gurunya untuk mengembangkan 'Cang Ming Jie' (istilah untuk tempat pelatihan diri). Kalau memang ada manusia yang ingin berada di 'Cang Ming Jie, mereka pasti akan cepat berhasil, bahkan mendapatkan diri yang lebih kuat ketimbang melatih diri di bumi."
Chen Fan saat ini merasakan perbedaan aura antara langit dengan bumi.
Terakhir kali Chen Fan kembali ke bumi sekitar seratus tahun yang lalu dan dia sudah berada di tingkatan Huashen. Kemudian, dia berusaha keras melatih diri, melewati jutaan triliun tantangan baru, agar bisa sampai di bumi.
Bumi sendiri telah mengalami berbagai persoalan dalam jangka waktu yang lama dan membuat kehidupan manusia terpecah-pecah. Negara-negara telah membubarkan diri. Akan tetapi, manusia sepakat untuk pindah ke Mars dan membangun kehidupan di sana. Mereka akan berada di tata surya yang berbeda dan telah siap memasuki era kehidupan antarbintang.
Kala itu, Chen Fan hidup di dunia hanya selama dua puluh tahun dan tidak pernah merasa bahwa dirinya pernah melakukan kehidupan asketik untuk menghilangkan kekotoran batin hingga menjadi seorang Dewa.
Chen Fan menggelengkan kepala dan berkata dengan suara pelan: "Aura langit dan bumi saat ini lebih baik dibandingkan ratusan tahun yang lalu, meski bumi itu sendiri hampir mendekati situasi yang melelahkan. Oleh karena itu, kalau ada manusia yang ingin menjalani kehidupan dengan pelatihan diri dan melepaskan kekotoran batin, maka orang itu hanya bisa sampai pada tingkat Xiantian."
"Aku sendiri takut kalau diriku adalah orang satu-satunya yang sedang menjalani asketisme di dunia ini."
Chen Fan paham betul bahwa dia harus melatih diri. Namun ada perkiraan lainnya, bahwa dia hanya bisa berjalan melintasi bumi. Ini karena, dia harus melindungi keluarganya tanpa takut akan senjata modern. Jika dengan begitu Chen Fan masih bisa mencapai tingkatan Xiantian, maka, menurutnya, itu adalah hal yang paling baik.
Adalah hal yang sangat memalukan bila dia tidak bisa mencapai tingkatan Xiantian. Kalau memang hal itu terjadi, maka tak pantas lagi sebutan 'Dewa' yang sedang melatih diri dan melepaskan kekotoran batin disematkan padanya.
Namun demikian, Chen Fan adalah Dewa yang sempat mencapai tingkatan Dujie, kemudian lahir ke bumi. Maka dari itu, mencapai tingkatan Xiantian bukanlah hal sulit bagi Chen Fan dan mungkin bisa diraih dalam waktu beberapa tahun saja.
"Sepanjang jalan, aura langit dan bumi terkadang tinggi dan terkadang rendah. Untuk bisa sampai pada tujuan, aku harus mencari tempat yang cocok agar aura diriku dan aura tempat itu bisa sesuai….
Bahkan kalau bisa, aku harus menemukan benda yang auranya baik karena, dengan benda itu, aku hanya butuh waktu kurang lebih tiga tahun untuk bisa mencapai tingkatan Xiantian."
Ketika memikirkan hal itu, Chen Fan tiba-tiba tertawa kecil dan hatinya berkata-kata lagi: "Ah… sepertinya aku terlalu berpikir yang macam-macam. Di tempat seperti bumi ini, jangankan benda yang beraura baik, mencari obat-obatan yang bagus pun sangat sulit didapatkan."
Pikirannya masih melayang, namun mobil sudah sampai di rumah Bibi Tang.
…
Chen Fan menyewa rumah di daerah Hu Pan, dekat dengan jalan Zhongxing. Daerah Hu Pan juga dengan dengan daerah Yu Shan. Rumah sewaan Chen Fan juga dengan dengan Danau Yangui. Jika Chen Fan keluar rumah sedikit saja, danau itu sudah bisa langsung terlihat.
Daerah rumah sewaan Chen Fan tergolong daerah yang standar di Kota C, sedangkan Bibi Tang tinggal di Villa di daerah Yun Shan. Rumah sewaan Chen Fan dengan rumah Bibi Tang jaraknya sangat dekat, Chen Fan hanya butuh beberapa menit saja untuk sampai ke rumah Bibi Tang.
Kemudian Chen Fan melihat sebuah nama Villa: "Taman Longjing."
Dalam ingatan Chen Fan di kehidupan sebelumnya, Taman Longjing merupakan daerah untuk golongan kelas menengah. Harga rumah per unitnya bisa mencapai 1 sampai dengan 2 Milyar. Pada waktu itu, masih dalam ingatan Chen Fan, Taman Longjing dinobatkan sebagai daerah yang disiapkan untuk pusat kota. Harga tanah per meternya sudah melampaui harga pasaran daerah lain Kota C. Padahal harga tanah di Kota C untuk satu meter perseginya telah mencapai puluhan ribu.
Akan tetapi, untuk situasi saat ini, setelah Chen Fan kembali terlahir di dunia, harga properti di Kota C dan daerah Hu Pan harganya masih tergolong murah, hanya dengan uang 300 s/d 400 juta seseorang sudah bisa memilikinya.
Bibi Tang mulai membuka pembicaraan: "Selain Danau Yangui, Kota C juga memiliki Gunung Yunwu….
Taman Longjing bukan daerah yang terbaik di Kota C. Ada yang lebih mahal dari Taman Longjing, harganya sudah mau naik lagi, sekitar 7000 untuk satu meter persegi. Perumahan kelas menengah sebenarnya yang ternama di Kota C berada di kaki Gunung Yunwu.
Orang-orang di sana sering sekali bercerita: saat bangun pagi dan membuka pintu, bagian muka rumah mereka sudah penuh dengan embun, lalu laut pun dapat terlihat jelas. Inilah alasan mengapa daerah itu dikatakan sebagai 'Gunung Yunwu'".
Bibi Tang melanjutkan ucapannya: "Di kelokan gedung sana, rumah-rumah harganya sudah seharga puluhan juta, dan yang paling murah harganya dua puluh juta. Kompleks perumahan itu adalah proyek dari Kota C, dan orang-orang yang tinggal di sana merupakan para hartawan serta para bos besar yang berasal dari bagian Selatan. Kamu bisa bayangkan, sekalipun Bibi menjual aset Perusahaan, tetap saja Bibi belum mampu untuk membayarnya."
Chen Fan langsung bertanya: "Keluarga Shen, Keluarga yang terkaya, ya?
Lagipula, menurutku, rumah Bibi Tang sudah yang terbaik, tidak seperti rumahku yang di Kabupaten Z, yang luasnya hanya 100 meter persegi
Meski begitu, aku bisa hidup bahagia di sana."
Chen Fan berkata-kata lagi: "Kalau Bibi mau, aku akan berusaha mencari uang sebanyak-banyaknya untuk membelikan Bibi Tang beberapa Villa. Aku ingin melihat Bibi bahagia hanya dengan memandang laut pada setiap pagi ketika Bibi bangun tidur."
Mewujudkan sebuah villa bukanlah hal sulit bagi Dewa. Bahkan, jika Chen Fan telah mencapai tingkatan Xiantian, dia pasti tidak akan menghadiahi villa yang biasa-biasa saja bagi Bibi Tang.
Kalau perumahan para jutawan dan bos besar menyediakan pemandangan yang indah, seperti, embun di pagi hari dan pemandangan laut yang indah, maka perumahan atau villa macam apa yang diciptakan oleh Dewa secara langsung?
Tentu saja, perumahan macam itu akan sulit diuraikan dengan kata-kata.
Bibi Tang tertawa dan membalas, "Wah… kamu membuat Bibi berharap. Besok-besok aku akan menyuruh Ibumu untuk datang ke sini sekaligus membeli satu rumah. Aku tahu dia juga sudah terlalu lelah mengerjakan proyek Real Estate-nya.
Kakak perempuanmu dan Ibumu tengah bekerja keras di Zhong Hai. Di sana mereka hanya berdua saja, aku sungguh merasa kasihan melihat mereka. Nanti kalau Ibumu memiliki rumah di sini, menurutku sangat bagus sekali karena daerah ini cocok untuk masa tua. Jika memang terwujud, aku dan Ibumu akan pergi belanja dan ke spa bersama. Saat-saat sekarang ini, baik aku dan Ibumu masih sangat sibuk mengurus perusahaan masing-masing."
Sedari tadi Jiang Churan hanya mendengarkan pembicaraan, tidak berniat untuk ikut berbicara tapi wajahnya malah cemberut.
Jiang Churan berbisik pedas dalam hati: "Laki-laki ini adalah orang yang suka berbicara yang tidak-tidak. Villa elit di Kaki Gunung Yunwu harganya puluhan juta. Jadi meskipun dia memiliki teman yang kaya raya, dia tetap tidak bisa membelinya. Dia tak tahu bahwa orang-orang yang hanya bisa membeli Villa di sana adalah para orang kaya di Kota C.
Jiang Churan kecewa, karena dia sempat mengira Chen Fan adalah orang spesial dan ternyata tidak lebih dari orang-orang biasa yang tersebar di luaran sana.
Mobil akhirnya berhenti di depan rumah berlantai dua yang menggunakan desain Barat. Inilah rumah Bibi Tang.
Dekorasi rumah Bibi Tang tampak elegan. Di dalamnya, meja dan kursi terbuat dari cendana sutra emas. Pajangan porselen berwarna biru dan putih diletakkan di atas meja. Bunga anggrek juga ada beberapa sisi dalam rumah. Di dindingnya ada semacam ukiran kata-kata atau kaligrafi, tulisannya: "Hui Feng He Chang".
Empat kata yang tersusun itu adalah peribahasa yang ditulis oleh Shu Shen dalam karyanya, Lan Ting Ji Xu, dan biasanya diperuntukkan untuk para perempuan.
Bentuk kaligrafi itu sangat unik walaupun tidak diukir oleh artis terkenal.
Chen Fan kemudian masuk ke ruang tamu, dia melihat seorang laki-laki tua yang mengenakan kacamata dan terlihat tenang. Mata laki-laki tua itu sedang terfokus pada layar televisi, menonton Berita Kota C.
Nama laki-laki itu adalah Jiang Haishan, ayah dari Jiang Churan.
Kemudian Jiang Haishan membalas sapaan Chen Fan dengan tersenyum saja.
"Xiaofan, kamu duduk dulu. Kamu, Ranran, tolong buatkan teh untuk Ayah dan Chen Fan. Kalian tunggu sebentar ya, aku hendak ke dapur untuk membantu Ranran," ucap Bibi Tang sambil melihat ke arah Chen Fan.
Tak lama kemudian, Jiang Churan mengeluarkan satu set teh Yixing yang harganya mahal.
Chen Fan sedikit terkejut di sini, karena Jiang Churan terlihat memiliki keahlian dalam membuat teh. Menurut Chen Fan, gadis itu seperti orang yang pernah diajarkan oleh guru profesional. Lagipula Chen Fan tidak memerhatikan kehidupan yang terjadi hari ini dengan mendetail.
Jiang Haishan masih menonton TV. Tak lama kemudian, berita berakhir, lalu Jiang Haishan menoleh dan berkata: "Bagaimana kabar ayahmu? Terakhir kali aku ketemu dengan ayahmu sekitar setengah tahun yang lalu."
"Kesehatan Ayah sangat baik, dan Ayah juga sering mengingat Paman Jiang." Jawab Chen Fan.
Jiang Haishan mengangguk, melanjutkan ucapannya: "Ayahmu adalah orang sukses di masa mudanya. Aku ingat, dia pernah membahas mengenai Analisis Pembangunan Ekonomi dan Penerapan Kebijakan Perlindungan Lingkungan, dan karena presentasinya itu dia mendapat pujian dari banyak orang. Mereka mengatakan bahwa Ayahmu memiliki perspektif ekonomi internasional dan kemajuan negara, yang mana dua hal itu terkait dengan perlindungan lingkungan."
Chen Fan hanya tertawa saja meski sebenarnya dia tahu betul bagaimana perkembangan ekonomi yang tengah terjadi. Terlebih lagi, di kehidupan sebelumnya, Chen Fan adalah seorang yang memimpin perusahaan Jinxiu, namun perusahaannya mengalami kerugian dalam waktu singkat.
Melihat sepertinya Chen Fan tidak mengerti mengenai ekonomi, Jiang Haishan senyum dan kemudian mengalihkan pembicaraan lainnya: "Kudengar dari Bibi Tang-mu, Perusahaan Real Estate Ibumu di Zhong Hai berkembang pesat. Kudengar pula bahwa banyak ahli telah memperkirakan kalau pasar properti akan berkembang pesat pada tahun depan ke tahun-tahun berikutnya. Ibumu, menurut Paman, telah memilih industri dan prospek yang bagus."
Chen Fan dengan rendah hati menjawab: "Ibu mulai dari bawah. Usaha Ibu memiliki prospek masa depan yang sama dengan Perusahaan Desain Arsitek yang juga sedang dijalankan oleh Bibi Tang.
Jiang Haishan menggeleng dan berujar lagi: "Kamu sangat rendah hati dan juga sangat percaya dengan Bibi Tang-mu, padahal perusahaan dia memiliki karyawan kurang lebih sepuluh orang. Dalam satu tahun untungnya pun hanya beberapa ratus ribu. Maka tidak pantas jika disamakan dengan perusahaan Ibumu."
Chen Fan tertawa: "Saya sedang tidak merendah, Paman. Dan memang perusahaan Ibu tidak besar, bahkan dia saat ini terlihat sangat lelah sekali untuk mengurus perusahaannya itu."
"Oh… begitu, ya?" jawab Jiang Haishan singkat.
Apa yang Chen Fan bicarakan sangat bertolak belakang dengan apa yang dia dengar. Namun, Chen Fan benar-benar terlihat seperti anak yang jujur. Tapi kalau dipikir-pikir, apa yang diucapkan oleh Chen Fan ada benarnya: Ibu dan Kakaknya pergi ke Zhong Hai, memulai usaha dari bawah, lalu bagaimana bisa dikatakan perusahaan Real Estate yang dikelola Ibu dan Kakaknya sudah besar?
Jiang Haishan kembali bertanya seraya tersenyum: "Lalu, prestasimu sendiri bagaimana?"
Chen Fan masih tidak tahu, apakah ucapannya yang bersifat rendah hati tadi dianggap serius oleh Jiang Haishan atau tidak. Kemudian ia menjawab, "Peringkatku ada di atas 500, Paman. Jadi, prestasiku belum baik."
"Bibi Tang pernah bilang padaku: posisi Ranran selama ini di bawah 500, sebuah nilai yang baik. Kalau begitu, kamu sekarang harus belajar yang rajin ya, kalau perlu belajar bersama Ranran."
Kota C terdiri atas 3 Kabupaten dan 5 daerah. Dari 8 tempat ini, Kabupaten Z memiliki pendidikan dan ekonomi yang kurang maju. Di Kabupaten Z ini, universitas biasa saja tidak ada, maka apalagi peringkat 500.
Jiang Haishan berbicara lagi terkait dengan peringkat Chen Fan: "Sungguh, keputusan Ibumu untuk menyuruhmu sekolah di sini adalah keputusan yang baik. Jadi, Paman harap, kamu bisa fokus juga pada studimu, jangan terlalu banyak main nanti, ya.
Keluargamu memang bisa membantumu, tapi hanya untuk sementara, bukan selamanya. Kemudian, apakah kamu sukses atau tidak, jelas hal itu tergantung pada dirimu sendiri. Di perusahaan mana pun kamu bekerja nanti, bagi Paman, pendidikan harus tetap menjadi yang utama."
Chen Fan menjawab, "Baik Paman Jiang… saya mengerti sekarang."
Namun yang terjadi adalah: kembalinya Chen Fan di kehidupan ini bukan untuk berfokus pada studinya, justru sebaliknya, dia mau melatih dirinya kembali dan melepaskan kekotoran batin. Akan tetapi, kalau dia bisa sungguh-sungguh untuk melakukan dua hal itu, maka dia bisa menjadi anak yang menduduki peringkat pertama.
Jiang Haishan melanjutkan perbincangannya dengan Chen Fan. Tapi, pada saat yang sama ini, Jiang Haishan menilai bahwa Chen Fan tidak mempelajari banyak hal di hidupnya dan terlalu banyak pikiran. Akhirnya, Jiang Haishan kecewa pada anak dari sahabat istrinya.
Bagaimana tidak merasakan kekecewaan, Jiang Haishan kerapkali bertemu dengan para pemuda yang memiliki prestasi bagus; penampilan mempesona, tinggi dan tampan; dan bisa mengemukakan pendapat sendiri perihal ekonomi dan politik meski tidak mendalam. Akan tetapi, keahlian Chen Fan jauh berbeda dari pemuda-pemuda yang memiliki kelebihan itu.
Jiang Haishan berbicara dalam hatinya: "Kalau begini, aku harus mengingatkan istriku, Chen Fan tidak cocok dengan Ranran!"
Suatu ketika Bibi Tang pernah meminta pendapat dari suaminya mengenai upaya pendekatan antara Chen Fan dengan Ranran. Namun, Jiang Haishan belum menjawab apa-apa, karena dia mau bertemu dulu dengan anak Chen Fan. Dan hasilnya, bagi Jiang Haishan, sangat mengecewakan.
Hatinya berbisik lagi: "Aku percaya pada putriku, bahwa Chen Fan bukanlah pilihannya."