Chen Fan sangat puas dan sudah mau pergi dari Panti Jompo Gunung Yunwu.
Dari ucapan Weifu, seni beladiri punya sejarah yang panjang sejak ribuan tahun lalu. Dikatakan bahwa metode dari Taoisme atau aliran tersembunyi lainnya akhirnya disederhanakan oleh semua orang dalam seni bela diri dan didorong untuk menciptakan metode baru kekuatan dan pertempuran internal.
Kemakmuran terakhir dari seni bela diri adalah di akhir Dinasti Qing,
Saat itu, ada guru hebat seperti Guru Yun Yong. Kemudian muncul senjata yang menyebabkan melemahnya seni beladiri. Sampai sekarang, guru yang hebat bisa dihitung pakai jari atau dengan kata lain sangat sedikit jumlahnya.
Guru beladiri dibagi menjadi tiga: Kekuatan luar, kekuatan dalam, dan transformasi.
Zaman sekarang para seni beladiri hanya tahu akan kekuatan luar, untuk Zhuagong, Hongquan, sedangkan, yang terakhir, Tantui merupakan kekuatan dalam.
Dan jika ahli bela diri hanya mengetahui perkara kekuatan otot dan tulang, maka dia sama saja dengan orang biasa.
Adapun sangat jarang sekali orang yang telah mencapai kekuatan dalam. Hanya orang yang memegang kuat prinsip keluarga saja yang bisa mempertahankan kekuatan dalam itu.
Kekuatan dalam ini dibagi menjadi "Permulaan, Hasil Menengah, Hasil Atas, Sempurna".
Orang yang telah meraih kekuatan dalam berarti telah terlatih dan terbentuk. Marilah kita ambil contoh Wei Ziqing. Sedari kecil dia sudah melihat kakeknya latihan, dan saat ini, di usia 20 tahunan, dia baru di jenjang permulaan, belum sampai hasil menengah.
Jangankan seluruh dataran Cina, di Provinsi Hudong sendiri saja, orang yang memiliki kekuatan batin hanya ada beberapa orang saja, mereka masih bisa dihitung pakai jari.
Di Kota C hanya ada Tuan Wei bersama cucunya. Selain itu ada pula organisasi beladiri yang bernama Organisasi Weisheng. Nah, organisasi ini juga memiliki kekuatan batin, tapi tingkatannya sangat rendah. Maka dari itu, Tuan Wei tidak meninggikan organisasi tersebut.
Hal itu karena, setinggi apapun orang mendalami latihan batin, dia tak akan menang melawan orang yang menggunakan senjata api. Latihan selama puluhan tahun tidak akan sebanding dengan orang yang latihan menembak dalam waktu tiga hari. Bukankah ini artinya dunia beladiri mendapati kemunduran, alih-alih kemajuan?
Namun demikian, Tuan Wei sempat menyinggung bahwa akan ada perbedaan yang esensial jika seni beladiri telah mencapai puncak kekuatan batin atau transformasi. Ini akan benar-benar berbeda.
Seorang Guru yang sudah mencapai tingkat transformasi akan lebih kuat dibandingkan dengan senjata modern. Namun, keberadaan para guru itu sulit sekali untuk dilacak. Sementara itu, bagi Tuan Wei, Chen Fan adalah guru kedua yang pernah ia temui dalam hidupnya.
Chen Fan berpikir dalam-dalam: "Tadi Tuan Wei sedikit membahas, masih ada satu tingkatan lagi setelah tingkatan transformasi. Namanya tingkat Dewa. Akan tetapi, tingkatan itu kosong, selain itu juga masih rumor saja. Aku sendiri tak tak tahu, siapa saja yang pernah mencapai tingkat itu."
Seseorang yang memiliki kekuatan batin sama dengan orang yang sudah berada di dalam proses pembentukan fondasi. Kalau dia sudah di tingkat transformasi artinya juga sama dengan berada dalam tingkat Tongxuan. Kalau memang sudah mencapai tingkat Dewa berarti sudah mencapai tingkat Dewa Laut.
Kalau sudah sampai di tingkat Dewa Laut, dan tak ada lagi metode lain untuk berlatih, maka kekuatan-kekuatan lainnya akan muncul. Ini seperti berjalan di atas api, tapi tidak terbakar. Seperti juga berjalan di atas air dan mengetahui apapun yang akan terjadi. Kalau dipikir-pikir itu tidak mungkin, sebab hanya Dewa sajalah yang memiliki karakteristik seperti itu.
Orang yang berada si tingkat transformasi saja sangat sedikit, apalagi di tingkat Dewa.
Chen Fan menggelengkan kepalanya, dan memutuskan untuk tidak lanjut memikirkan lagi. Mungkin sudah banyak orang yang mencapainya, tetapi belum tentu mereka masih hidup atau dengan kata lain mereka sudah meninggal dunia.
Setelah informasi yang diberikan Tuan Wei selesai, Chen Fan pamit.
Ada sebuah kunci Villa di Pinggang Gunung Yunwu, pemberian dari anak ketiganya. Tuan Wei yang sudah sangat uzur tidak bisa tinggal di villa itu lagi.
Chen Fan sebelumnya diusik oleh anak buahnya dan karena itu Chen Fan diberi kunci sebuah villa sebagai permohonan maaf dan juga sebagai hadiah lantaran dirinya telah mengobati Tuan Wei.
Kalau orang biasa pasti akan menolak pemberian itu. Namun Chen Fan sendiri adalah Dewa di tingkat Dujie, yang akan menerima pemberian berupa sebuah planet dari Tuan Wei dengan senang hati.
Tampaknya, itu adalah hadiah kepada Chen Fan karena telah mengobati Tuan Wei serta telah memberikan sepuluh kapsul Xiao Pei Yuan Dan. Selain itu, obat tersebut juga diiringi oleh latihan Chen Fan ke tingkat yang lebih tinggi. Sungguh, begitu mudahnya untuk mendapatkan hadiah berupa Villa.
Inilah Dewa yang sudah mencapai tingkat Dujie.
….
Wei Ziqing berucap: "Kek, kurasa pemberian itu terlalu berlebihan. Rumah itu adalah Villa terbaik di Gunung Yunwu, yang harganya hampir senilai tiga puluh jutaan. Itu pemberian orang terkaya pada Paman Ketiga, lalu dia memberikannya pada kakek sebagai ucapan balas budi. Kemudian, Ziping dan bibi juga mau rumah itu, tapi kakek tak memberikannya."
"Tuan Chen sudah mengobati penyakit kakek. Sebenarnya, kalau dia adalah Ahli Pengobatan Tradisional, memberikan uang sebanyak satu juta juga sudah cukup. Sebelumnya, Yanjing juga ikut mengobatiku, tapi hasilnya tak ada. Dan dia tetap menerima uang sebanyak puluhan ribu. Apa Yanjing pantas untuk mendapatkan sebuah Villa?"
Ziqing tak habis pikir betapa banyak hadiah yang diberikan kakeknya pada Chen Fan.
"Satu hal lainnya yang belum kamu paham adalah buku tadi, sebuah buku yang tidak bisa dibeli pakai uang, berapapun banyaknya uang itu.
Di masa lalu, buku ini juga tak bisa dihargai dengan dua buah logam mulia. Di zaman ini pun tak ada yang sebanding dengan harga buku tersebut. Isi buku itu adalah cara-cara bagaimana seni beladiri diri bisa diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Lagipula, kamu tidak mengerti makna dari seorang guru seni beladiri." Tuan Wei menjelaskan panjang lebar.
"Guru seni beladiri?" Tanya Wei Ziqing.
"Bukankah sebelumnya kakek bicara padanya mengenai guru yang berada di tingkat transformasi dan bisa menahan serangan senjata modern sangat sedikit jumlahnya? Bahkan, kakek menambahkan bahwa kekuatan mereka bukan hanya rumor semata? Kalau memang benar mereka ada beserta kekuatannya, lalu mengapa?"
"Kita juga sudah memeriksa latar belakangnya, dan hasilnya dia bukan siapa-siapa. Apakah karena dia seorang guru yang membuat kakek benar-benar baik padanya?"
Kualitas diri Tuan Wei lumayan tinggi, dan dia bisa memeriksa siapa Chen Fan sebenarnya. Sedangkan, Keluarga Wei tingkatan dirinya tak setara dengan Ruan Wei, sehingga mereka tidak dapat melihat apa yang Tuan Wei lihat.
"Perkara ini tak semudah yang kau pikirkan." Tuan Wei menggeleng kepalanya, dan juga melihat bahwa cucunya sangatlah lucu.
Dari sekian banyak cucu Tuan Wei, hanya Ziqing-lah yang kerapkali menemani Tuan Wei, terlebih lagi Ziqing pula yang mau mewarisi ilmu beladiri. Sedangkan, cucu-cucu lainnya menyibukkan diri untuk mencari materi atau uang, di antara mereka ada yang sibuk menjadi pegawai dan ada pula yang kehidupannya diisi oleh hiburan semata.
Pada akhirnya, Tuan Wei memutuskan untuk memberi informasi kepada cucunya, agar cucunya itu mengerti.
"Pernahkah kamu mendengar nama Ye Nantian?" tanya Tuan Wei.
"Ye Nantian? Yang tinggal di Yanjing, ya?" cucunya menjawab.
"Benar sekali, dia orangnya. Kamu tidak tahu, kan, kalau dia adalah seorang guru seni beladiri?"
"Bagaimana mungkin?" Ziqing terkejut.
Wei Ziqing bukan bukan seorang ahli seni beladiri yang murni, tapi setidaknya dia telah mendapatkan pengajaran sejak kecil dari kakeknya. Karena itu pula, Ziqing sedikit tahu nama dan reputasi Ye Nantian.
Ye Nantian, seorang tokoh terkenal sepanjang masa, dan Wei Ziqing telah mendengar cerita Ye Nantian sejak dia masih kecil.
Dalam cerita yang beredar, Ye Nantian hampir tidak bisa dikalahkan.
Sedikit kisahnya seperti ini: Ye Nantian keluar dari Hutan Asia Tenggara hanya dengan satu buah alat. Dia juga pernah pergi jauh ke perbatasan seorang diri dan bisa bertahan selama lebih dari enam bulan tanpa persiapan apapun.
Dia juga pernah bertarung melawan seratus orang dengan hanya menunggangi kudanya.
Sederhananya, Ye Nantian adalah seorang guru sejati yang wajib dihormati.
Pada zaman dahulu, orang seperti ini adalah Lv Bu, Zhang Fei jenderal yang tidak sama, tetapi memiliki kekuatan yang sama!
"Jadi, cerita yang beredar adalah cerita asli?" tanya Ziqing pada Tuan Wei.
Ziqing sempat berpikir bahwa cerita yang beredar itu adalah cerita yang dibuat-buat saja. Namun Weifu mengatakan lagi, "Bukan hanya sesuatu yang benar, tapi juga dia lebih kuat ketimbang apa yang kamu bayangkan. Cerita yang kamu tahu hanya salah satu bagian cerita yang terkecil. Dia pernah melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh orang lainnya."
"Kalau semua itu hanya rumor ataupun kebohongan semata, bagaimana mungkin dia bisa disebut sebagai 'Dewa Perang'? Lalu, bagaimana bisa orang menghormati dirinya?"
Sampai sekarang, pembahasan Ye Nantian masih membuat Tuan Wei merasa kagum.
"Jadi, Guru sejati benar-benar mengerikan, ya, kek?" tanya Ziqing yang masih berat untuk percaya.
Ziqing mengerti bahwa impian kakeknya sejak dulu adalah mewarisi kekuatan batin ke generasi berikutnya, tapi generasi itu mengikuti latihan karena ingin main-main saja. Pada saat itu pula, Ziqing tidak senang melihat saudara-saudaranya, sehingga dia lebih memilih untuk berlatih bersama kakeknya. Ziqing juga merasakan bahwa latihan beladiri sangat mengasyikkan dan juga hasilnya baik bagi diri sendiri.
Namun, saat ini, Tuan Wei memberitahu Ziqing bahwa seni beladiri itu sangat beranekaragam dan lawannya adalah orang-orang yang bersenjata.
"Kalau guru beladiri biasa tidak mengerikan, sedangkan guru seni beladiri yang bersenjata itu sangat mengerikan." Jawab Tuan Wei.
Ketika kakeknya mengingatkan, Wei Ziqing memikirkan hal tersebut.
Guru yang berada di tingkat transformasi bisa menggunakan kekuatan batin untuk menahan senjata modern, maka kalau dia juga mengenakan pakaian besi yang berlapis-lapis senjata apa yang bisa menembusnya?
Orang seperti itu bagaikan seekor kuda yang sedang berlari, bagaikan angin yang sedang bergerak begitu cepat. Sedikit saja dia menggunakan kekuatan batinnya, seratus orang pun tak bisa mengalahkan dirinya.
Kalau memang demikian, orang seperti Ye Nantian pantas mendapatkan penghormatan.
Sulit juga dibayangkan, bagaimana hasil perang nantinya, jika orang tersebut masih ada di dunia.
"Selain Ye Nantian, masih ada orang lainnya yang memiliki kekuatan seperti itu. Masih ingat dengan Paman Wu dari Keluarga Kakak Xiao?" tanya Tuan Wei.
"Ya, aku masih ingat," jawab Ziqing.
"Dia juga salah satu guru seni bela diri," tambah Tuan Wei.
Kali ini, muka Wei Ziqing benar-benar berubah pucat setelah mendengar dua nama itu.