Chereads / Love In, Jakarta Tahun 7030 / Chapter 17 - di musuhi para Selir ...

Chapter 17 - di musuhi para Selir ...

Pangeran Satria Kusuma Bangsa berusaha menenangkan satin, ia tahu gadis ini masih polos tidak seperti berapa Selirnya yang memang sengaja datang untuk menggodanya, sangat jauh berbeda dengan Satin yang masih ketakutan.

Pangeran Satria pun, membiarkannya untuk tinggal di kamarnya saat ini, sementara sang pangeran keluar tidak ingin mengganggunya, ini belum saatnya bagi sang pangeran mengganggu satin, Iya pergi ke Pavilion Selir-selirnya untuk menemui salah seorang selir favoritnya yaitu "Ayu".

" Pangeran Mengapa kau lama untuk menemui kami..?" tanya Selir Rita.

" Rita... malam ini bukan untukmu tapi aku mencari Ayu" ucap sang pangeran dengan datar membuat Rita semakin membenci wanita yang kini berada di kamarnya Pangeran, Ia berpikir Pasti karena wanita itu yang hendak menjadi Ratu, mereka diabaikan oleh pangeran Satria Kusuma.

" Pasti karena anak gadis itu... Pangeran mengindahkan ku, dan mengapa harus Ayu Terus apa bedanya Ayu dengan aku.?" keluhan Rita Ia kesel Pangeran selalu memilih Ayu Bukankah selirnya banyak Mengapa selalu Ayu?

" Terima kasih Pangeran kau telah memilihku malam ini "jawab Ayu.

pangeran dan Ayu pun masuk ke kamar Ayu yang memang terjajar rapi di paviliun selir, hal ini selalu dinantikan para selir dan mereka saling cemburu satu sama lain, Sebab Pangeran selalu memilih Ayu sebagai selir favoritnya, sebenarnya Pangeran Satria tidak melakukan apapun bersama Ayu Ia hanya ingin mengobrol semalaman berdiskusi tentang gadis yang baru saja ia bawa ke kaputrennya.

" Pangeran para Saudaraku akan sangat iri hati kepadaku, sebaiknya kau beri tahu saja mereka kalau kau mencariku hanya untuk berdiskusi " pinta Ayu.

" Biarkan para selir itu berbicara apapun padamu. Aku ingin tahu seberapa jauh mereka akan bertindak? kau tahu aku sudah bosan dengan para selir itu mereka Congkak, tamak, dan tidak bersyukur" ucap Pangeran.

" Bukan begitu Pangeran...aku takut bahwa calon Ratu mu akan mereka sakiti, aku telah berfirasat seperti itu "ucap Ayu.

" Ternyata pemikiranmu sangat maju ke depan Ayu.. itu pun yang aku pikirkan' aku tidak sengaja bertemu "Satin" gadis murni itu, ini adalah peraturan kerajaan hanya gadis Murni yang dapat memberikan keturunan kau tahu itu bukan..?" tanya Pangeran.

" Aku sangat paham itu Pangeran Satria dan tidak masalah bagiku, Aku bersyukur kau menjadikanku salah satu seluruh kau tahu masa laluku yang hanya bekerja di rumah bordir Anita,,.ucap Ayu.

Yang sangat bersyukur telah dikeluarkan oleh pangeran Karena ia memiliki wajah yang cantik sementara selir-selir lain selalu tamak dan Congkak, mereka berbangga diri karena telah menjadi seorang bangsawan yaitu menjadi selir Pangeran Satria Kusuma, di tahun 7000-an ini menjadi selir adalah suatu kebanggaan bagi para wanita untuk menikmati kekayaan, di mana zaman ini sangat mahal dan sulit sekali mencari kenyamanan, menjadi selir sama hal yang menjadi Ratu bagi para wanita pilihan Pangeran itu.

Sementara wanita yang menjadi Ratu seperti pemilik kerajaan atau memiliki separuh kekuasaan pangeran yang kelak akan menjadi Raja menggantikan "Kaisar Negara Lima".

Sementara Pangeran Satria Kusuma Bangsa berbincang dengan Ayu ternyata Rita melancarkan sebuah rencana ia meminta pelayan untuk membawa satin keluar kamar sang pangeran tanpa diketahui Pangeran Satria Kusuma.

" Pelayan kemarilah katakan pada gadis yang berada di kamar Pangeran Satria itu untuk menemui ku, ia belum menjadi Ratu ataupun Selir... kedudukannya masih lebih rendah dibawah kami, jadi aku sebagai selir sang pangeran berhak memanggilnya" perintah Selir Rita.

Pelayan itu sebenarnya canggung dan tidak enak hati dengan permintaan selir rita ini, akan tetapi sebagai seorang pelayan ia tidak berhak membantah keinginan majikan apalagi di jaman ini membantah adalah hukuman mati.

" Baik yang mulia selir Rita...!" jawab Pelayan itu.

Dengan berat hati pelayan itu mengetuk kamar Pangeran Satria Kusuma Bangsa yang saat ini ditinggali oleh Satin.

" Nona satin...Selir Rita memanggil anda ke Paviliun selir..!" ucap Sang Pelayan.

Mendengar ucapan pelayan itu membuat Satin ketakutan, Ia berpikir apa yang ia perbuat hingga selir Pangeran memanggilnya, Iya sudah berfirasat pasti akan mendapatkan masalah besar, Satin pun mengikuti pelayan itu menuju kediaman selir Rita.

Selir Rita terlihat duduk bermalasan di bangku panjangnya itu sebuah kursi sofa bermalasan ia berlagak sok cantik dan anggun dihadapan satin meskipun sangat terlihat sekali kulit buruknya yang bekas budugan itu.

Sangat berbeda sekali dengan satin yang memiliki kulit putih licin seperti porselen selama ini ia menutupinya dengan arang hitam agar tidak terlihat oleh siapapun, melihat tampilan satin yang begitu menarik bersih dan cantik membuat selir Ritab meradang.

" brengsek Jadi kau yang bernama satin yang ingin mengambil kedudukan ku sebagai calon Ratu..?" tanya Selir Rita yang berdiri dan berjalan menuju saat ini ia mendekat ingin merusak wajah satin.

"Wajah ini harus kuhancurkan agar Pangeran Satria tidak memilih menjadi ratunya Kau terlalu cantik untuk menjadi ratu di zaman ini bahkan ibunda Pangeran pun tidak seperti ini" ucap Selir Rita yang mencoba untuk mencakar wajah saat ini.

Seketika suara Pangeran menggelegar berteriak pada selir Rita dan menarik satin dalam dekapan nya.

" Hentikan tindakanmu selir buruk rupa...!! kau tidak bersyukur aku telah menjadikanmu selirku, Meskipun aku tidak menginginkan mu Rita...kalau bukan Ibunda yang membawamu padaku, aku tidak akan menjadikanmu selirku kau Congkak dan iri hati, pengawal hukum dia dengan 20 kali pukulan dan jangan biarkan dia keluar dari Pavilion ini tanpa seizinku, ataupun berhubungan dengan selir lain...!" perintah Sang Pangeran.

"Pangeran...kau tidak adil....,, ucap Selir Rita yang di bawa pengawal untuk di hukum.

Pangeran Satria begitu over protektif pada satin ia mendekap Satin tidak melepaskannya dari tangannya, sementara Selir Ayu melihat tampilan Satin yang begitu mempesona.

" sungguh gadis yang sangat langka yang murni, dan sempurna yang memang pantas menjadi Ratu bagi pangeran meskipun hatiku sangat tertusuk melihatnya" Benak Selir Ayu.

Pangeran Satria pun menarik tangan satin kembali ke kamarnya.

" Siapa yang mengijinkan mu keluar dari kamarku Aku tidak pernah mengizinkan mau keluar bukan beraninya kau mengembangkang perintahku..?" ucap Pangeran Satria dengan nada tinggi membuat satin ketakutan.

" ampun Pangeran Jangan pukul aku...!" ucap Satin.

Pangeran Satria hanya menghembuskan nafas Mengapa gadis ini begitu takut dan takut sekali kalau ia akan dipukul..? padahal Pangeran hanya ingin berbicara dengannya mungkin karena hidupnya yang sangat keras selama ini benak Pangeran Satria.

Pangeran pun mendekati satin Ia hanya ingin menyentuh kepalanya saja, namun Satin langsung menutup diri dengan merangkul kedua kakinya Iya sangat ketakutan.

" Kau tidak perlu takut seperti itu satin Aku tidak akan melakukan apapun padamu..!" ucap Pangeran yang menjauh dari Satin dan membuat jarak dengan nya.