"Karena dia itu.... "
Aldo diam tidak melanjutkan kalimatnya. Dia tidak tahu harus berkata apa. Semua keburukan Riyan sudah dia katakan. Tapi, juga tak mungkin harus berkata kalau Riyan itu adalah sorang Gay, kan?
"Dia kenapa, Pak? Bejatnya di mana? Bukankah selama ini kalian berdua adalah teman baik? Saya kecewa dengan anda. Bagaimana bisa anda menjelekkan teman di belakangnya? Padahal, selama ini pak Riyan sekalipun tidak pernah menjelekkan anda," ucap Elis dengan nada kecewa.
Tentu saja. Sejak dulu sampai sekarang, gadis itu sangat tidak menyukai sosok bermuka dua. Wajar saja dia sangat kecewa terhadap Aldo.
"Lis... Elis!" teriak Aldo saat gadis itu berlari menuju ke kamar kosnya. Aldo pun tak mau tinggal diam. Ia juga berlari mengejar gadis tersebut. Tapi, belum sampai ia menginjak teras, karena masih ribet dengan sepatu pantofelnya, sedangkan gadis itu hanya mengenakan alas kaki berupa sandal jepit saja, jadi mudah.
