Dan bodohnya Riyan, dia nurut saja. Padahal, di sini, siapa sih yang jabatannya lebih tinggi. Elis melakukannya juga setengah sadar, karena Riyan sudah membuatnya kesal duluan.
Elis bisa bernafas lega setelah Ryan pergi meninggalkan ruangan itu. Diletakkannya buket bunga pemberian Rian di ujung meja, kemudian ia menyalakan layar komputernya hendak memulai aktivitasnya. Sepertinya Gadis itu masih belum sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan. Iya baru sadar saat salah satu temannya menegurnya.
"Lis, gila kamu berani ngusir si macan kantor," ucap Johan.
Elis menoleh ke arah Johan. Bengong memandangi teman satu tim nya itu.
"Barusan kamu sadar gak, sih ngusir siapa? Kau bahkan membentaknya dan memanggil hanya nama," ucap Johan lagi.
"Loh, iya ya?" ucap Elis tertawa konyol sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kamu ga ada insiatif mo minta maaf?"
"Dia gak marah, kok," jawab Elis. Kemudian ia duduk dan memulai pekerjaannya.