Setelah tanya sana sini, akhirnya tiba juga Aldo di sebuah rumah yang bisa dikata bagus dengan sebuah toko di depannya yang ramai pembeli.
"Benar, ini rumah Elis, Pak?" tanya Aldo pada bapak-bapak yang mengantarknnya.
"Iya, itu rumahnya. Elis yang sekarang bekerja di Jakarta, kan?" jawab pria itu. Meyakinkan Aldo.
Aldo diam sesaat. Ia berfikir sejenak, 'Apakah selama ini dia bohong? Tapi, untuk apa, coba? Ngaku anak orang tak punya, bekerja keras demi nyambung hidup. Dasar kau, Lis. Benar-benar unik jika di luar sana banyak gadis yang ngaku-ngaku anak orang kaya dan memaksakan gaya hidup yang mewah, kau justru malah sebaliknya. Gak salah, aku suka sama kamu,' batin Aldo.
"Sudah, ya Mas, saya kembali dulu," ucap bapak-bapak itu, membuyarkan lamunan Aldo.
"Oh, iya Pak. Terimakasih, ya?" ucap Aldo, bersalaman dengan pria itu dan menyisipkan selembar uang lima puluh ribuan.
"Iya sama-sama, Mas. Loh, apa ini?" tanya pria itu terkejut saat merasa ada selembar kertas di tangannya.