"Iya, Nduk. Ibumu benar. Lain kali kalu mau pulang itu, mbok ya kasih kabar. Agar kita bisa jemput kamu, dan gak jalan kaki saat masuk kampung. Kan, di sini ga ada angkutan umum," timpal Pak Ranu.
"Kalau sampai Elis ngasih tahu sama kalian, namanya bukan surpries, dong!" jawab Gadis itu sambil tertawa riang.
Merasa risih karena diperhatikan oleh banyak orang lalu lalang di depan rumahnya, gadis itu pun mengajak masuk ayah dan ibunya ngobrol di dalam saja.
"Kita masuk ke dalam aja, Bu," ucap Elis. Sejak dulu, ia memang risih jika banyak yang melihat apalagi jadi pusat perhatian banyak orang.
"Oh, iya. Pasti kamu capek, Nduk. Sudah, kamu istirahat, lah! Biar ibu masakan sesuatu untukmu," ujar bu Mirna, sambil terus mengusap-usap punggung putrinya.
"Udah, lah Bu, jangan repot-repot. Elis pulang itu untuk ketemu ibu dan bapak, bukan masakan ibu," jawab Elis berjalan ke dalam sambil menyeret kopernya dan membawanya ke dalam.