Cukup lama keduanya berdiam diri, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Yang sama-sama melibatkan pria blasteran itu. Tak tahan dengan pikirannya, Elis pun memberanikan diri bertanya pada Alfa. Mungkin, dengan meminta pendapat pada sesama pria dia bisa menemukan sebah jawaban atau minimal titik terang. Dari pada otaknya blank.
"Alfa," panggil gadis itu dengan wajah yang ragu-ragu. Seperti ingin mengatakan sesuatau tapi seperti tak jadi saja.
"Iya, ada apa, Lis?" tanya pria itu dengan siap dan penuh wibawa. Sungguh, Elis baru sadar kalau ternyata Alfa juga termasuk sosok tampan yang dekat dengan dirinya. Ah, beruntung sekali dia dikelilingi pria tampan. Yoga, mah lewat. Rugi jika dia tak kunjung move on.
"Aku mau nanya sesuatu sama kamu. Tapi, kamu jawab jujur sesuai nalurimu sebagai laki-laki," ucap Elis.
"Ya, tentu saja. Kenapa?" jawab Alfa dengan santai, namun nampak tegas Membuat gadis berdarah Sunda itu menjadi yakin untuk menanyakan semuanya pada pria di depannya saja.
