Menyusup seperti angin, entah kapan ia mulai berjalan merasuki hatiku. Ia tak berwarna tak berbau tak tampak namun nyata terasa.
Tidur ku tak enak, makan tak kenyang, minum pun tak habis di buat nya.
Aku namakan peristiwa ini kerasukan sayang, sayang ketika melihat dia namun sayang juga jika terus di lanjutkan, takut dosa.
Ini seperti sebuah ungkapan "berlayar kapal ke laut dalam, tak bisa di tahan gelapnya malam, menghias bintang menyambut tawa, riang hati muka yang tunjukan. Berlayar rasa ke hati yang dalam, tak dapat di tahan datang nya sayang, menghias hati menyambut sayang, riang hati muka yang tunjukan"
Semua berawal dari kekaguman ku kepada seorang wanita dan tanpa ku duga rasa kagum itu kemudian berubah menjadi rasa suka bahkan ini cinta. Aku paham jika cinta bukan lah sebuah kata yang mudah di ucapkan atas seorang wanita, cinta itu harus di ucapkan dan di realisasikan di atas sebuah ikrar yang dinamakan akad. Namun ragu dan takut menganggu seperti setan yang menggoda.
Lalu munculah pertanyaan imajinatif seperti
Apakah aku pantas?
Apakah aku bisa?
Apakah dia mau?
Semua berawal saat aku pergi ke Riau untuk mengunjungi saudara disana.
Gadis melayu berjilbab syar'i membuat semua menjadi sulit karena perkara cinta yang tak tersampaikan.
***
Riau, negeri semarak berbahasa melayu. Setiap sudut kota ini semua berbahasa upin-ipin. Beruntung bisa ke kota ini, dimana kak ros sering marah dan tok dalang memanen durian eh ada mail lagi jualan terus mei-mei main masak masakan.
Namun bukan itu yang istimewa, yang istimewa adalah islam begitu hidup di tempat ini. Sebagai mahasiswa aku haus akan ilmu, aku ingin sekali mendengar ceramah ustad Abdul Somad yang tinggal di kota ini.
Melihat tempat yang belum pernah kita datangi itu memang terasa asing namun itulah nikmat nya perjalanan. Tak heran banyak orang yang suka jalan-jalan ke tempat-tempat indah. Jadi ingat sebuah semboyan 'My Trip My Adventure"
Suasana kota yang berbeda dari tempat ku berasal, ayah ku berasal dari bengkulu dan ibu asli orang melayu Riau.
Sudah lama aku tidak silaturahmi ke rumah nenek, sebelum ia menutup mata ada baiknya aku ikut melengkapi kebahagian nya sebagai hadiah ia melahirkan ibu.
Mungkin dengan melihatku nenek akan merasa bahagia bahwa ia memiliki cucu yang tampan seperti ku.
"kenapa abang sorang ni asik tersenyum-senyum je"tanya supir angkot heran' "janganlah bang berhayal terlalu tinggi, nanti abang jatuh sakit rase nye bang"lanjut nya'
Aku tersadar dan menatap pak sopir angkot, apa apaan supir ini, resek. "nggak kok bang, Cuma kepikiran seseorang tiba-tiba."
"aku tahu alamat yang abang kasih ni, di dekat rumah nenek abang ni ade cewek cantik bang, cuantik, mantap pokok nya bang, aduhai"jelas nya terlihat bernafsu'
Aku jadi membayangkan secuantik apa cewek itu, bagi ku yang cantik hanya Nissa Sabyan, maulana ya mau lana.
"secantik apa bang?, mana cantik nya sama Nissa Sabyan?"
Pak sopir menatap ku tajam "tatapata ku bang, apa mata ini pantas untuk berbohong ?, kau tengok lah nanti, kalau tengok dia tu tiba-tiba udah basah bang."
Pasti seksi, abang sopir aja sampai basah. Astaghfirullah, Nanti kalau ketemu siap-siap jaga pandangan, tutup mata tapi bukak dikit jos.
"air minum sampai tumpah bang kalau tengok cewek tu, ngelamun, tumpah, kan basah."
Oo air minum, kirain basah apa.
***
Beberapa menit kemudian angkot berhenti "ini tempat nya bang, rumah cewek cuantik nya di samping rumah nenek abang, cobalah abang tengok maghrib nanti, biasa nya ia keluar kalau maghrib"
"Aku jadi penasaran seberapa cantik cewek di samping rumah nenek sampai sopir angkot hafal rumah nya"ucap ku dalam hati'
"ya aku tahu la bang, kan cewek itu sering naik angkot aku bang"sahut pak sopir'
Lah, kok bisa dengar? "abang bisa dengar suara hati ya?"
"suara hati apa?, orang abang ngomong nya keras kok, satu komplek juga dengar bang."
Ternyata aku yang tidak sadar.
***
Aku mengetok pintu, biasa nya juga di rumah aku dobrak.
sesekali pura-pura sopan di depan nenek. Jadi nggak sabar liat mimik wajah nenek saat ketemu cucu nya yang tampan ini.
"assalamu'alaikum.....
Jawaban dari rumah terdengar sayu "wa'alaikumussalam..
Pintu di buka..
"SUPRAIIIIISEEE...kejutan ini aku nek Faul"
Krik
Krik
Krik
"siapa?"si nenek bingung'
"ini Faul nek, cucu nenek."
"Faul siapa?"si nenek tambah pangling'
"Faul nek Faul"aku mulai panik, dasar nenek durhaka tidak kenal cucu sendiri'
krik
krik
"Faul bengkulu nenek, anak Ibrahim dan Siti"
krik
krik
"cucu ku..."teriak nya'
Telat nek telat...
"iya nek Faul cucu nenek, datang dari Bengkulu jauh jauh"
Nenek memeluk ku lembut "udah besar cucu nenek, dulu masih mimik sama ibu nya, cepat sekali kamu tumbuh"
"masuk cu masuk"ajak nenek'
Aku masuk ke rumah, ini pertama kali sejak 6 tahun yang lalu. Tidak ada yang berubah di sini, yang baru hanya TV dan PS nya, tunggu dulu. "itu PS nenek yang main?"tanya ku heran'
"iya lah siapa lagi"jawab nya merasa di remehkan'
astaaagaaa.... itu PS4, aku aja belum pernah main itu seumur hidup, kaya ternyata kau nek.
"sini biar nenek masukan tas kamu ke kamar, tunggu sebentar, nenek suruh seseorang buat kan minum"
Beberapa menit aku menunggu di ruang tamu, di dinding ada photo bapak dan emak waktu jadi pengantin, aku mana ya?? O ya belum di buat.
Ada photo paman dan kakek juga, udah lama nggak kesini jadi agak canggung.
Tiba-tiba suara halus yang sangat indah membuat ku tersadar "maaf abang, ini minum nya"kata nya sembari meletakan segelas teh di meja'
ternyata bukan nenek yang memberi minuman, namun malaikat dari surga yang begitu cantik dan anggun.
tunggu dulu, siapa gadis ini?.
"silahkan diminum bang"kata nya lembut'
tolong hamba mu, itu barusan siapa?, kenapa ada gadis sesolehah dan secantik itu di rumah nenek. Apa itu pembantu nenek?, kenapa nenek nggak bilang kalo punya pembantu secuantik ini. Kalo ini mah satu level sama Nisa Sabyan.
Tak lama kemudian nenek datang dan duduk di hadapan ku.
"nek tadi siapa?"tanya ku'
Nenek tersenyum jahil "kenapa?, cantik?"
"banget nek."
"itu anak tetangga nenek, nama nya Fatimah. Dulu nenek sempat mau memberi kamu nama Ali biar so Sweet di jodohkan sama Fatimah. umur kalian beda satu minggu, fatimah lahir lebih dahulu. Memang dari kecil dia cantik sampai sekarang, tapi emak mu mau memberi mu nama Faul, ya udah nggak jadi di jodohkan"
Jika aku punya mesin waktu aku akan mencegah emak memberi ku nama Faul, lebih baik Ali. Ngomong-ngomong aku jadi ingat cerita pak sopir, jangan-jangan fatimah ini yang ia maksud, tidak salah lagi. Jadi mau nyanyi sambil membayangkan wajah fatimah.
Kau bidadari jatuh dari surga di hadapan ku Eeaaa....
"tapi udah di lamar"kata nenek memecah hayalan ku'
Apaaaaaa?????, ya allah hamba galau....
"beneran nek??"
"tapi bo ong....hahaha dia masih ting ting, sendiri, jomblo..."
"alhamdulillah ya allah jodohkan la hamba dengan fatimah"
Tak lama kemudian fatimah datang, ia sedikit menunduk seperti tak mau menatap ku dan duduk di samping nenek.
"kenalkan ini cucu nenek Faul Pratama"nenek mengenalkan ku'
aku mengernyit "Faul Fazli nek"
"iya itu maksud nenek"
"saye Fatimah, udah Fatimah aja nggak ada nama panjang"jawab nya lembut'
suara fatimah begitu lembut seperti sutra, aku sampai meleleh klepek klepek, Astaghfirullah kok aku jadi halu gini, tahan Faul tahan.
"saye tinggal di samping rumah nenek, kalau abang ade waktu boleh la abang main"ajak nya'
"iya nanti aku pasti main"jawab ku mantap'
Fatimah membisikan sesuatu kepada nenek, ia kemudian berdiri pergi meninggalkan kami
"mau kemana fatimah nek?"tanya ku'
nenek tersenyum curiga "kamu suka sama fatimah yaaa.."
"hah aku, suka sama fatimah, siapa bilang ??"
"jujur aja, fatimah memang cantik dan soleh."
"solehah nek"
"iya solehah, banyak anak bujang yang suka sama fatimah tapi fatimah belum menemukan yang cocok"
Awal nya aku tak percaya yang di namakan cinta pada pandangan pertama. Namun hari ini aku merasakan hal itu. Sebuah rasa suka yang terbesit di hati ini akan kubawa kemana.
Sebuah insting indah saat berjumpa, memakan hati hingga halus begitu indah bahkan setiap detik menjadi begitu berharga. Memandang wajah nya merupakan hal luar biasa namun tak larut dalam kecantikan itu adalah sebuah pahala. Bagaimana mungkin seorang laki-laki yang mengaku beriman memandangi wajah perempuan yang bukan milik nya, bukan kah itu mengandung zat racun berbahaya yang sering di sebut dosa.
Seperti memandang bulan di malam hari, indah bersinar hingga terang gelap nya malam. Begitulah pendapat hatiku akan ia, fatimah sungguh hati ku terpaut padamu.
Namun angin dingin di atas sebuah keraguan kemudian mulai bicara akan kekurangan ku, namun suara hati berkata "cukup lah doa sebagai pelipur lara, ikhtiar dan doa jika jodoh tidak akan kemana"
***
#Sara Adzan
"nek aku ke masjid"teriak ku sambil membuka pagar'
Entah kebetulan atau apa, aku melihat fatimah hendak ke masjid pula. Aku melihat nya sejenak kemudian mata kami bertemu namun begitu cepat ia melepaskan pandangan itu. Berniat hendak mengabaikan nya aku berjalan menuju masjid.
Fatimah berjalan di belakang ku bahkan langkah kaki nya terdengar jelas seraya menendang krikil jalanan. Suasana ini semakin membuat ku penasaran, ingin rasanya berbalik dan menatap nya namun aku tidak punya keberanian untuk itu.
Hari demi hari aku lewati di rumah nenek dan saat yang paling aku tunggu adalah saat shalat. Mengapa saat shalat?, karena saat shalat kami selalu berbarengan keluar rumah untuk ke masjid dan Posisi nya pun tetap sama, aku berjalan di depan ia berjalan di belakang ku.
Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan subuh kami selalu berbarengan ke masjid. Saat aku memandang nya hati ku terasa tenang. Inilah kekuatan cinta, cinta ku tak harus aku ucap kan dengan beribu kata indah. Cukup diam dan berdoa, itu lebih baik.
Satu minggu kami lewati, masih sama waktu yang paling aku tunggu adalah saat shalat.
Saat subuh jika aku bangun lebih cepat maka aku menunggu fatimah di teras rumah. Jika ia duluan aku menyusul dan berjalan di belakang nya. terkadang aku mengira ia sudah duluan dan ternyata ia berjalan di belakang ku.
Dan tak terasa sudah satu bulan...
Sebentar lagi aku akan pulang ke bengkulu, lalu bagaimana dengan perasaan ku ini. Aku yakin dengan perasaan ini aku benar-benar mencintai Fatimah jadi aku bicara dengan nenek tentang niat ku untuk melamar nya. tentu saja nenek menyambut baik niat ku bahkan ia sangat senang.
Siang ini kami berniat menemui orang tua Fatimah untuk membicarakan niat ku.
***
"cepat nek"teriak ku, dasar nenek-nenek rempong, lama sekali dandan nya
"ya sabar, nenek sedang pasang jilbab"jawab nya dari kamar'
Beberapa menit kemudian nenek siap dan akupun sudah mantap insyallah aku akan bersama Fatimah sesudah ini.
"rapi sekali nek"goda ku'
"kan mau malamar ya nenek harus rapi, masa nenek pake baju daster"
Sebentar lagi aku akan mengatakan niat baik ku untuk melamar Fatimah ke orang tua nya. apapun jawaban mereka nanti aku siap menerima nya.
Sumpah rasanya deg degan, campur aduk antara senang dan cemas, manis asam asin semua bercampur menjadi satu.
Aku berjalan menuju rumah fatimah, namun ada mobil mewah terparkir di depan rumah nya.
"mobil siapa ini nek?"tanya ku heran'
Raut wajah nenek tiba-tiba berubah melihat mobil itu. Aku merasa tak enak tapi sudahlah nggak ada guna nya juga memikirkan hal yang tidak-tidak. Paling itu saudara nya fatimah, baguslah mereka bisa jadi saksi saat aku melamar nya.
Aku mengetok pintu. "assalmu'alaikum"
Beberapa saat tidak ada jawaban. Setelah beberapa saat kemudian seseorang membuka pintu dan masyallah itu Fatimah.
"Fatimah"sapa ku'
Fatimah berbinar melihat ku, aku semakin merasa tak enak seperti ada yang tidak beres "Faul"kata nya berkaca-kaca'
"eh nenek, masuk nek"sambut pak ahmad ayah fatimah'
Kami di persilahkan masuk dan di ruang tamu ada seorang laki-laki tampan beserta ayah dan ibu nya. kami pun di persilahkan duduk di dekat mereka.
Fatimah dengan cepat berlari ke kamar, ia sedikit membanting pintu.
"fatimah" panggil pak ahmad' "maaf mungkin fatimah kebelet"lanjut nya'
"maaf ini ada acara apa ya?"tanya nenek'
"oo ini nek si Azrol dan orang tua nya mau melamar Fatimah dan kami sudah setuju. Kebetulan nenek main kesini, mau minta pendapat nenek sebaik nya kapan pernikahan nya di laksanakan"jelas pak ahmad'
Aku seperti di sambar petir, tubuh ku kaku dan tak dapat berkata apapun mendengar itu. Semua terasa hambar, aku merasakan kekecewaan yang sangat dalam.
Oh hati kenapa engkau harus menderita seperti ini, orang yang engkau cintai akhirnya di ambil orang lain. Semua hanya berjarak beberapa menit, harapan ku di ambil hanya dengan hitungan menit. Entah aku harus bagaimana namun satu aku harus berlapang dada berpura-pura menerima semua seperti tak terjadi apapun.
Nenek menatap ku berkaca-kaca penuh iba, aku tahu nenek ingin menenangkan diriku dengan tatapan nya dan aku paham apa yang harus aku perbuat saat itu.
"semakin cepat semakin baik pak, mungkin bulan depan"kata ku menjawab pertanyaan pak ahmad'
Pak ahmad menatap ku "ini cucu nenek?"
"iya dia teman Fatimah juga"jelas nenek'
"ooo saran kamu bagus nak, oke bulan depan Fatimah akan menikah dengan Azrol'
Tak lama kemudian aku dan nenek permisi untuk pulang. Pak ahmad tampak begitu senang dengan lamaran Azrol. Aku hanya bisa diam, entah apa yang akan terjadi pada ku setalah ini namun aku harap aku bisa melupakan Fatimah.
Alangkah baik nya jika aku tidak lagi bertemu fatimah, biarlah semua hilang dan anggap semua tak pernah terjadi. Aku memutuskan untuk pulang ke bengkulu hari ini juga. Nenek mencoba mengentikan ku karena khawatir akan terjadi sesuatu jika aku memaksa untuk pulang namun tekad ku sudah bulat, Aku akan pulang.
***
Yang akan selalu aku rindukan di sini adalah suara krikil jalanan langkah kaki Fatimah saat ia dan aku berjalan menuju masjid. Krikil itu menjadi saksi betapa aku mencintai nya. namun manusia hanya bisa berencana dan tak bisa menentukan. Jodoh fatimah adalah dia dan bukan aku