Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Menikah Hanya Sebuah Angan

đŸ‡źđŸ‡©panji_nugraha
--
chs / week
--
NOT RATINGS
46.2k
Views
Synopsis
pernahkah kalian merencanakan pernikahan dengan pasangan kalian? akan seperti apa konsep pernikahan kalian, akan mengundang siapa saja & akan hidup seperti apa setelah menikah, itulah yang dialami oleh seorang pemuda bernama Wiratmaja Pratama, semua yang telah direncanakan dan seakan akan terjadi akhirnya pupus, mengapa? silahkan dibaca ya
VIEW MORE

Chapter 1 - Sang Introvet

Hai perkenalkan, namaku Wiratmaja Pratama, iya aku anak pertama dari tiga bersaudara. dan umurku? 25 tahun...

teman - temanku biasa memanggilku Wira, dan keluargaku biasa memanggilku Tama, satu lagi, bagi teman yang dekat denganku, aku mempersilahkan mereka memanggilku juga dengan sebutan Tama.

Tidak ada yang istimewa dariku, aku hanya seseorang yang hobi akan olahraga basket, hal ini didukung dengan tinggi badanku yang mencapai 180cm kata pelatih ku bahwa tinggi ku memang ideal untuk seorang pebasket tanah air

selain itu, hobi ku hanya menghabiskan waktu di kamar seharian dengan smartphone ku jika tidak ada kegiatan. Aku sangat nyaman dengan kesendirian ini, teman ku tidak terlalu banyak mungkin karena kegiatan libur ku yang hanya kuhabiskan dikamar.

Baiklah itu hanya alasan, aku memang tidak terlalu suka jika berada ditempat ramai terlalu lama, dan sedikit teman yang mengerti aku, kapan aku mood diajak berbicara atau tidak, namun teman - teman ini lah yang tidak pernah meninggalkan ku disaat aku susah, aku menghargai mereka, dan berterimakasih atas hal yang mereka lakukan.

Apa penilaian kalian terhadapku?

ya inilah aku, Sang introvet

Baiklah kita mulai cerita ku ini, aku seorang lelaki yang biasa saja, tidak tampan, tubuhku berangsur berisi sejak aku mulai masuk dunia kerja 2 tahun yang lalu dan aku berhenti basket karena kesibukan ku, itu semakin membuat ku kesulitan mendapatkan pasangan, karena aku juga bukan orang yang bisa memulai pembicaraan.

saat ini aku bekerja disebuah perusahaan pembiayaan, ini sudah bulan ke tiga aku bekerja di perusahaan ini, dan ini adalah perusahaan ke dua ku, setelah di perusahaan sebelumnya aku habis kontrak dan tidak diperpanjang karena perusahaan mengalami masalah keuangan.

Oh iya, aku memiliki sahabat sejak kuliah, mereka sebagian kecil orang yang mau mengerti sifatku dan mau menemani ku.

mereka adalah Doni orangnya kurus, tinggi, suka bikin kita ketawa dengan tingkah konyolnya, lalu ada Bhismo orang Sumatra yang merantau ke Bandung korban kejahilan kami kalau dia bertanya tentang arti bahasa daerah kami, dia juga orangnya bijak, dan yang terakhir Selly, satu-satunya cewe di geng ku, hhhmmm gimana aku menggambarkan dia ya? orangya sih ga banyak bicara, lebih pintar dari kami sejak jaman kuliah,

kami selalu ber empat kemanapun kami pergi.

Seperti biasa, Jumat sore setelah pulang kerja, kami berkumpul di rumah bhismo, ya ini lah base camp kami sejak kuliah, rumah ini hanya dihuni bhismo dan sepupu nya, jadi kami sering berkumpul disini.

Aku yang pertama sampai di rumah bhismo, sambil menunggu Doni dan Sally, aku merebahkan badanku ku di ruang tengah rumah bhismo, "Bim hari ini kita nongkrong dimana?" tanyaku sambil main game di hp ku, "ga tau tam, kata si Doni ada cafe baru di daerah Dago mungkin disitu aja kali ya?" jawab bhismo sambil sibuk bersiap - siap,

"boleh deh Bim, siapa tau tempatnya asik, begitu doni sama Selly datang ya"

"ok tam" jawab bhismo yang lalu menghampiri ku setelah beres dandan.

kami memang selalu menyempatkan waktu untuk kumpul bareng di hari Jumat atau Kamis, karena Sabtu teman - temanku akan malam mingguan dengan pasangan mereka masing-masing, sedangkan aku? aku jomblo, malam Minggu ku hanya ditemani dengan game dalam hp ku.

akhirnya Doni dan Selly pun datang, kami pun berangkat ke cafe baru di daerah Dago.

"gila Bandung makin macet aja ya, kesel gua macet - macetan di jalan" kata Doni yang sedari tadi mood nya jelek karena terjebak macet, "iya bener, udah pusing sama kerjaan di kantor, malah masih harus ditambah sama pusing ngadepin macet di jalan, untung besok libur" kata Selly membenarkan omongan Doni.

"sabarlah, namanya jam pulang kantor pasti macet" aku berusaha menghibur mereka, "iya sabarlah, Tama aja nyantai aja kena macet di jalan, iya ga tam?" bhismo menimpaliku.

"Tama sih kelewat sabar orangnya, lama ga punya pacar pun dia mah sabar" sahut Doni yang disambut oleh gelak tawa dari kami semua.

"iya tapi serius Nih tam, kita semua kenal lu udah lama, kita tau banget lu orangnya baik, lu bisa ko dapet cewe, lu cuma harus lebih pede aja, jangan terlalu introvet" kata bhismo.

"iya Bim, gua bingung aja, beberapa kali gua putus sama cewe alesannya gua terlalu baik buat dia, terus mau nya gimana? kalo gua jahat ceweknya bakal bilang kamu ga baik buat aku, kan gua pusing sendiri" jawab ku seraya mengingat mantan ku yang bersikap seperti itu.

"tam, itu bukan salah lu ko, cewe yang beralesan kaya gitu, berarti ceweknya aja yang ga bener. kalau ceweknya bener, dapet cowo baik - baik ya bakal dijagain bahkan dipertahankan sebesar apapun masalah yang mereka hadapi kedepannya" kali ini selly yang memberikan pendapat, "cuma satu yang harus kamu rubah tam, sikap kamu, kamu terlalu cuek, tertutup, orang - orang yang ga kenal kamu ya ga bakal tertarik, padahal kalo udh kenal Deket kaya kita - kita kan sebenernya kamu orgnya asik loh, aku ada temen cewe, nanti aku kenalin sama kamu ya" sambung Selly.

"serius sel? boleh - boleh, siapa tau cocok ya hehehe" Jawab ku. kami pun ngobrol banyak hal di cafe tersebut, mulai dari film, kerjaan dan masalah pribadi kami hingga larut malam dan setelah itu kami pun pulang ke rumah masing - masing.