Chereads / Menikah Hanya Sebuah Angan / Chapter 4 - selanjutnya...

Chapter 4 - selanjutnya...

aaahhh... malam yang sangat luar biasa.

Bianca ternyata orang baik, humble, ya... ok lah pokoknya, sudah lama juga aku tidak jln dengan seorang cewe seperti ini. sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama bertemu dengannya.

aku tersadar dari lamunan ku ketika pintu kamar ku terbuka, ternyata ibu yang masuk ke dalam kamar ku, "belum tidur Tama?" beliau menghampiri tempat tidurku lalu duduk di samping tempat tidur ku, "belum mah, sebentar lagi mungkin Tama tidur" balasku sembari merubah posisi tidur ku menjadi duduk dan tersenyum pada ibu ku.

iya, aku memanggil ibu ku dengan sebutan mamah.

"tadi pergi kemana? tumben biasanya dikamar aja main game" kata mamah memulai pembicaraan, "ini mah, gimana menurut mamah? tadi Tama pergi sama dia" kataku sambil menunjukan foto Bianca ke mamah.

"oh... td pergi sama cewe ini, siapa ini? kenal dari mana?" kata mamah sambil melihat dengan seksama foto di hp ku.

"namanya Bianca mah, Tama dikenain sama Selly, temen sekantor dia, orangnya baik loh mah, cantik, asik diajak ngobrol lagi" kataku dengan semangat bercerita tentang Bianca.

"anak mamah udah besar ya, kenalan dulu aja, Tama harus kenal dia baik - baik sebelum Tama nyatain perasaan Tama sama dia ya" kata mamah sembari tersenyum dan mengelus kepala ku, "iya mah siap" kataku sambil membalas senyuman mamah, senyuman beliau adalah senyum yang selalu membuatku tenang, terkadang aku menyesal kenapa aku jarang bicara pada beliau, aku sibuk dan nyaman dengan aktivitas mengasingkan diri dikamar, kesunyian sudah menjadi sahabat terbaik ku.

untuk kalian yang tidak mengerti kenapa aku suka menyendiri? suka dengan kesunyian? karena aku menilai dengan ini aku menjauhkan diri dari hal-hal buruk, seperti berbicara kejelekan orang lain, atau menjadi bahan omongan orang lain yang mengamati ku jika aku lebih banyak berbaur, maka dari itu aku nyaman dengan kesendirian ini.

setelah obrolan singkat kami, beliau pun beranjak pergi dari kamar ku, seraya mematikan lampu kamar ku dan menutup pintu kamar ku, tinggalah aku dengan kegelapan ini, sekarang aku membayangkan 2 senyuman, yaitu senyuman Bianca yang membuat ku terpana dan senyuman mamah yang menenangkan ku. "Tuhan, andai senyuman itu selalu ada untuk ku" lamun ku sejenak, dan aku pun tertidur.

baiklah, ini hari Minggu, masih hari libur dan aku akan mencoba mengontak Bianca untuk kembali mengajaknya jalan hari ini.

aku : selamat pagi Bie

aku menunggu sekitar 10 menit dan akhirnya dia membalas.

Bianca : pagi kak, maaf baru bales, aku baru beres mandi

aku : iya gapapa bie, oh iya hari ini ada acara ga?

Bianca : Mmm.... hari ini aku mau keluar kak, kenapa kak?

aku : oh gitu, gak apa - apa bie, tadinya aku mau ajak jalan

Bianca : maaf ya kak, kalo hari ini aku ga bisa

aku : iya gak apa - apa bie santai aja

dan ya seperti itu lah percakapan chat kami, aku gagal mengajaknya jalan hari ini, dan hari Minggu ini aku habiskan seperti biasa, dengan berdiam diri di kamar, tempat terbaik untuk ku. sempat terpikirkan olehku apakah Bianca tidak tertarik dengan ku? tapi aku segera buang jauh pikiran seperti itu karena kita baru pertama bertemu.

malam harinya Selly menelpon ku, "halo sel?" aku bergegas mengangkat telponnya, "halo tam, gimana - gimana kemarin jadi jalan sama Bianca? kemana aja kemarin?" Selly bertanya dengan antusias padaku. "jadi sel, kemarin kita ke PVJ, nonton, makan, sama ngobrol gitu" kata ku pada Selly, sambil merebahkan badanku di kasur.

aku bercerita banyak tentang apa yang aku lakukan kemarin pada Selly dan dia sempat bertanya apakah hari ini aku pergi lagi dengan Bianca? aku pun menjelaskan semua nya pada Selly, dia memintaku untuk tidak terburu-buru, karena kami baru saling kenal dan baru pertama bertemu. aku pun meng iya kannya, dan menghapus pikiran buruk tentang Bianca yang tidak bisa bertemu dengan ku hari ini.

Jujur banyak yang berkecamuk dipikiran ku, apakah Bianca pdkt dengan cowo lain juga sehingga tidak bisa bertemu dengan ku hari ini, ataukah karena aku tidak tampan sehingga dia malas untuk bertemu dengan ku? entahlah lah, seperti kata Selly dan ibuku, aku tidak boleh terburu - buru. aku harus mengenalnya lebih jauh sebelum menetapkan hatiku padanya, setelah telpon dengan Selly, aku pun beranjak tidur untuk bersiap - siap kembali bekerja keesokan harinya.

Aku mulai kembali bekerja, kesibukan ku di kantor sedikit terhibur karena sekarang kalau aku sedang suntuk, aku bisa chat Bianca, setidaknya ada orang yang memberiku semangat, oh iya sampai saat ini dia tidak tau kalau aku merokok, walaupun beberapa kali dia chat padaku curhat akan ketidak sukaannya pada teman-teman kantor nya yang merokok dikantin ketika jam istirahat, sehingga mengganggu nya yang sedang makan siang.

aku anggap semua baik - baik saja sampai pada hari Jumat, waktunya kami ber 4 kumpul, hari ini kami tidak berkumpul dulu di rumah bhismo, karena ada kerjaan kantor yang membuat Doni dan Selly datang terlambat, kami memutuskan untuk langsung bertemu di cafe daerah alun - alun Bandung.

setelah berkumpul kami order makanan, dan sambil menunggu makanan kami datang, bhismo pun mulai membuka obrolan, mungkin karena aku sendiri yang jomblo dan sedang pdkt aku langsung jadi topik pembicaraan kami. "tam gimana pdkt sama Bianca? lancar?" kata bhismo.

"lancar Bim, tiap hari kita chatting ko" kataku dengan pede nya. "mantap.... biasanya yang mulai chat duluan siapa tam?" bhismo masih lanjut bertanya. "aku sih yang chat dia, nanya lagi apa, udah makan belum, ya gitu lah Bim" aku menjelaskan.

"kenapa lu yang selalu chat dia duluan tam? coba deh biarin dulu, biar dia yang chat duluan" kata bhismo.

"loh emang kenapa Bim? ga boleh kalo gua yang chat duluan?" aku yang memang jarang pacaran bingung dengan konsep ini.

*catatan penulis*

halo temen-temen maaf ya Minggu ini saya cuma bisa update satu kali, karena kesibukan kerjaan menuju akhir bulan, tapi saya janji bakal rajin up date asalkan temen-temen mau bantu share dan juga kasih rating buat novel saya.

follow juga

Ig : @panjinugrahapratomo

bye temen-temen, sampe jumpa di next chapter ya 😁