Sean membantu Aletha mengeringkan rambut, Aletha memandangi sean dari balik cermin, pria yang sedang mengeringkan rambutnya sekarang ini terlihat tidak mahir menggunakan pengering rambut tapi sean bahkan lebih pandai darinya.
"kenapa? Aku tampan?" tanya sean ketika menyadari Aletha terus menatap nya.
"tidak ada, melihatmu membuatku berpikir kau sudah berpengalaman mengeringkan rambut wanita" jawan Aletha sambil memperhatikan ekspresi sean dari cermin.
"aku sering melakukan ini untuk mengeringkan rambut lyin, gadis itu aku bahkan lupa kapan dia dewasa sehingga bisa merawat rambutnya sendiri" ujar sean setelah berpikir sebentar, mendengar ucapan sean membuat hati Aletha menghangat. Pria kasar dan pemaksa ini ternyata sangat menyanyangi adiknya.
"sudah selesai" ujar sean tersenyum pada Aletha.
"terima kasih"
"sama-sama, ah iya tadi lyin mencarimu" jawab sean sambil melepaskan pengering rambut dari listrik,
"kebetulan sekali aku juga ingin bicara dengan lyin" ujar Aletha bangkit dari duduknya,
"aku pergi dulu"
"hm"
Aletha langsung keluar dari kamar dan turun menuju kamar lyin, Aletha hampir terpeleset ketika menuruni anak tangga untung saja ia cepat berpegangan kalau tidak ia akan jatuh.
Aletha berhenti karena sudah melihat lyin berdiri menatap luar jendela. Aletha diam-diam menghampiri lyin, apa yang gadis itu lihat hingga tidak menyadari kehadirannya. Aletha juga melihat luar jendela ada rachel dan dave yang sedang mengobrol serius.
Aletha menghela nafas, perasaan lyin pada dave begitu kuat sama hal nya dengan perasaan dave untuk rachel. Cinta, siapa tahu cinta akan sampai dimana dan untuk siapa. tapi, kalau benar-benar jodoh pasti dipersatukan dengan apapun caranya.
Aletha mundur dari tempatnya agar sedikit lebih jauh dari lyin.
"lyin, kakak dari tadi mencarimu ternyata kau disini" ujar Aletha berdrama dan melambaikan tangannya agar lyin datang menghampirinya.
"kak letha" jawab lyin ketika menyadiri keberadaan Aletha, lyin segera menghampiri Aletha.
"kenapa mencari kakak?" tanya Aletha membuat lyin langsung mendongak pada Aletha
"mau minta ceritakan film semalam kak" jawab lyin membuat Aletha menganggukan kepalanya mengerti.
"ayo duduk kakak akan menderitakan semuanya" Aletha mengajak lyin untuk duduk didepan televisi.
Aletha menceritakan segalanya pada lyin dan lyin dengan serius mendengarkan penjelasan dari Aletha. Sesekali lyin menghentikan cerita Aletha karena ia tidak menngerti dan dengan senang hati Aletha menceritakan ulang.
Lyin tersenyum puas ketika mendengar cerita dari Aletha,
"terima kasih kak, sekarang lyin mau siap-siap kekampus" ujar lyin berdiri dari duduknya ketika Aletha sudah selesai bercerita.
"tidak masalah kakak keatas dulu" jawab Aletha pamit untuk keatas memmbuat lyin menganggukan kepalanya.
Aletha masuk keruang kerjanya, ia menghela nafas kkasar pasalnya tadi ia juga mencari lyin karena ingin memberi tahu lyin hasil sketsa busana yang Aletha buatkan untuk lyin.
Aletha mengambil hasil gambarnya, ia harus cepat-cepat memberi tahu lyin sekarang sebelum gadis itu berangkat kekampus. Sederhana, Aletha ingin melihatkan pada lyin karena Aletha ingin melihat ekspresi senang dari lyin.
"sayang jangan berlari nanti jatuh" ujar sean ketika ia berpasa-pasan dengan Aletha didepan pintu kamar Aletha.
Aletha hanya menyengir pada sean sebagai jawaban ia tetap berlari menuruni tangga, sampai pada tangga ketiga kaki Aletha menginjak sesuatu yang basah sehingga membuat badannya tidak seimbang.
AAAAAAAAGGHHHHHHH!!!!!!!!!!!!
"LETHA!"
$$!
Aletha hanya menyengir pada sean sebagai jawaban ia tetap berlari menuruni tangga, sampai pada tangga ketiga kaki Aletha menginjak sesuatu yang basah sehingga membuat badannya tidak seimbang.
AAAAAAAAGGHHHHHHH!!!!!!!!!!!!
"LETHA!!" teriak sean langsung berlari mengejar Aletha yang terjatuh terguling-guling kelantai. Sean hanpir terjatuh ketika melewati tangga dimana Aletha terpeleset tadi, sekarang sean tahu kenapa Aletha bisa terjatuh karena lantainya licin, tapi itu bukan masalahnya sekarang yang jadi masalah adalah Aletha yang sudah tergeletak dilantai bawah.
Sean langsung menggendong Aletha dan membawanya keruang kesehatan,
"PANGGIL DOKTER SEKARANG JUGA!" teriak sean membuat kepala yun langsung menelpon dokter keluarga.
Sean membaringkan Aletha kekasur ruang kesehatan, sean memeriksa keadaan Aletha yang tengan pingsan sekarang.
"minta semua boneka yang ada dikamar lyin, SEKARANG!" perintah sean membuat kepala yun langsung menuju kamar nona muda lyin.
Kepala yun langsung masuk kedalam kamar lyin dan mengambil semua boneka yang akan digunakan untuk pertolongan pertama pada Aletha sebelum dokter datang.
"kepala yun? Kembalikan bonekaku" ujar lyin ketika keluar dari kamar mandi dan melihat kelapa yun mengambil semua bonekanya.
"ini perintah tuan, nona"
"untuk apa? Kak sean mau membuang semua bonekaku? Bukankah kak sean sudah berjanji tidak akan membakarnya?" tanya lyin tidak terima
"nona Aletha jatuh dari tangga" ujar kepala lyin membuat mata lyin langsung membelakkan seakan ingin keluar.
"Saya tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi, nona bisa ikut saya keruang kesehatan untuk melihat lebih lanjut" ujar kepala yun membuat lyin langsung mengikuti kepala yun menuju ruang kesehatan.
Sean langsung mengambil boneka dari tangan kepala yun dan langsung mengikatkan boneka keleher dan kaki Aletha memberikan Aletha pertolongan pertama sebelum dokter datang. Sean terus menatap Aletha, sean juga sudah mengobati luka dipelipis Aletha.
"paman, periksa letha sekarang" ujar sean menyingkir memberikan tempat untuk dokter untuk memeriksa wanitanya.
Tanpa diperintahkan oleh sean sekalipun dokter tetap akan memeriksa keadaan Aletha, setelah memeriksa keadaan Aletha dokter melepaskann boneka yang menemepel dibadan Aletha karena pertolongan pertama oleh sean.
"auh, kepalaku" ujar Aletha sadar sambil memegang kepalanya, sean ingin menghampiri Aletha namun dicegah oleh dokter. Hal itu membuat sean cemberut, namun bukan sean jika dia menurut.
"bagaimana keadaanmu? Apa yang kau rasakan?" tanya sean, dokter itu hanya geleng-geleng kepala seharusnya itu pertanyaannya yang akan ia lontarkan pada Aletha.
"aku sedikit pusing selebihnya aku sepertinya baik-baik saja" ujar Aletha membuat sean merasa lega.
"kau minggir lah, paman akan memasangkan ini dikakinya" ujar dokter menunjukan papan untuk kaki patah. Tadi sebelum kemansion sean dokter diberi tahu kalau Aletha jatuh dari tangga jadi ia menyiapkan banyak hal untuk dibawah.
"bagaimana leher dan bahu paman?" tanya sean membuat dokter menoleh sekilas pada sean.
"tidak apa-apa dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, tiga atau empat hari kau kembali berjalan dengan normal" ujar dokter menjelaskan pada Aletha.
"terima kasih dok" ujar Aletha tulus,
"itu memang sudah tugas saya sebagai dokter" jawab dokter tersenyum renyah pada Aletha.
"ini obat yang harus diminum sehari sekali, untuk perada sakit jika sesekali kakimu merasa sakit dan kram"
Aletha menganggukan kepalanya mengerti.
Jangan lupa like n komen dan bila perluh tolong dukung karya ini dengan memberikan koin/ poin. Terima kasih sebelumnya.
To be continue,