Chereads / Married without Love / Chapter 23 - Bab dua puluh dua

Chapter 23 - Bab dua puluh dua

Aletha mengeluarkan cup cakenya dari oven, Aletha tersenyum bangga karena cup cake nya jadi sesuai dengan rencananya. 'kerja bagus dhea' Aletha memuji dirinya sendiri.

"coba ciciplah" ujar Aletha meminta kepala yun untuk mencoba cup cake buatannya.

"bagaimana?" tanya Aletha menatap kepala yun dengan penuh harap.

"luar biasa, enak sekali nona" jawab kepala yun sambil mengangkat jempol kirinya karena tangan kanannya memegang cup cake.

"baguslah, tolong bagi-bagikan dengan yang lainnya" pinta Aletha lalu membersihkan dapur karena kekacauan yang telah ia buat.

Aletha juga mencuci peralatan membuat cup cakenya tadi, kepala yun hanya bisa mengangkat kedua bahunya ketika salah satu pelayan bertanya pada kepala yun tentang Aletha yang membersihkan sendiri peralatan memasaknya. Kepala yun tidak bisa berbuat apa-apa karena kemarin tuannya sudah memberi tahu jangan ikut campur dengan apa yang telah Aletha lakukan.

Kepala yun membagi-bagika cup cake buatan Aletha pada yang lainnya sesuai dengan keinginan nonanya.

Aletha mengelap tangannya ketika ia sudah membersihkan dan mencuci peralatan masaknya. Aletha meletakan celemek ketempat asalnya.

Aletha meregangkan otot-ototnya lalu masuk kekamar untuk mengganti pakaian yang sudah dipenuhi oleh tepung.

Aletha berjalan-jalan disekitar taman belakang melihat-lihat bunga mawar hitam, lama Aletha duduk dikursi taman ia merasa sangat bosan.

Karena tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan bosan Aletha memilih untuk berkeliling mansion. Tepat dibelakang taman ada ruang seperti ruang bawa tanah Aletha ingin sekali masuk dan melihat ruang bawah tanah tapi ruangan itu terkunci.

"kalau begitu lakukan apa yang kau suka dan hilangkan bosanmu"

Perkataan sean terngiang dikepala Aletha ketika ia melewati kolam berenang, senyum diwajahnya terbit. Aletha akan berenang sekarang untuk menghilangkan rasa bosannya.

Aletha berjalan dengan riang menuju kamarnya mencari baju untuk renangnya, lagi-lagi Aletha tersenyum senang karena menemukan baju renang didalam lemari pakaian.

Aletha memakai handuk mandi dengan didalamnya baju renang, Aletha bersenangdung riang dengan menggerak-gerakan badannya.

"aku mau berang, kalian tunggu disini" ujar Aletha memberi intruksi agar dua orang berbadan 2 kali lipat dari Aletha. Kedua orang itu menganggukan kepala dan membukakan pintu untuk Aletha. Sesuai dengan perintah Aletha mereka berdua menunggu diluar.

Aletha membuka handuknya lalu mulai berenang, Aletha mulai berenang dengan gaya bebas. Aletha sangat menyukai berenang, renang adalah salah satu olahraga yang paling ia sukai dan kuasai. Aletha bahkan bisa menahan nafas didalam air dalam 3 menit, dulu sewaktukecil ayahnya vino sangat khawatir ketika Aletha kecil sedang menyelam dalam air dan tidak keluar-keluar.

Aletha terus berennang tidak tahu waktu, sudah 2 jam lebih ia berennagg tapi Aletha sama sekali tidak ada niatan untuk keluar dari kolam berenang. Aletha menyelam dalam air kurang lebih 3 menit ia keluar dari air, Aletha lalu berenang kesana kesini menggerakna kedua tangannya yang sudah agak kaku karena sangat jarang berenang akhir-akhir ini.

"SIALAN! MAU MATI KALIAN HAH!" teriak sean memukuli bawahannya membuat Aletha yang sedang berenang terusik karena ada suara gaduh.

Aletha keluar dari kolam berenang dan segera menggunakan handuknya lalu mendatangi keributan. Aletha bahkan hampir terjatuh karena terburu-buru.

"SEAN!"

Sean baru sampai kemansion ia langsung kekamar mencari Aletha karena sean sangat merindukan wanitanya itu, sedangkan lyin ia langsung masuk kedalam kamarnya untuk istirahat.

Sean tidak menemukan Aletha didalam kamar, sean berpikir wanitanya itu pasti sedang berada diruang kerja khusus yang telah ia siapkan untuk Aletha.

Sean membuka kemejanya, ia harus menggenti pakaiannya ketika sudah melepaskan semua kancing kemejanya mata sean tidak sengaja melihat keluar jendela yang membawa matanya kekolam berenang, sean tersenyum ketika mendapati Aletha sedang berenang.

Senyum sean lenyap begitu saja ketika melihat dua pengawalnya sedang menunggu Aletha didepan pintu,

"enak bukan" tanya bob pengawal pertama setelah menghabisi cup cake buatan Aletha,

"tentu saja enak, kalau tidak kau kuenya tidak akan habis bodoh, hahaha"

"SIALAN!" maki sean mengancingkan asal kemejanya lalu turun kebawah.

Dengan kekesalan yang sangat tinggi sean menghajar kedua pengawalnya yang sedang menunggui Aletha berenang, mereka memang tidak melihat Aletha berenag karena pengawal sean menghadapan belakang tapi siapa yang tahu pria apalagi keduanya tampak seperti membicarakan wanitanya dimata sean.

"SIALAN! MAU MATI KALIAN HAH!" teriak sean memukuli bawahannya membuat Aletha yang sedang berenang terusik karena ada suara gaduh.

"berani kalian membicarkan dan melihat wanitaku hah!" sean menghajar membabi buta hingga kedua pengawalnya babak belur.

"maafkan kami tuan"

"maaf, tidak. Tidak ada maaf untuk kalian" ujar sean mengangkat tinjuannya keudara bersiap untuk menghabisi pengawalnya.

Aletha keluar dari kolam berenang dan segera menggunakan handuknya lalu mendatangi keributan. Aletha bahkan hampir terjatuh karena terburu-buru.

"SEAN!" teriak Aletha histeris membuat tinjuan sean jatuh. Sean menatap Aletha sekilas lalu bersiap menghajar kembali.

"CUKUP! KUBILANG BERHENTI" teriak Aletha lagi ketika salah satu pengawal sudah terkepar dilantai. Sean menulikan telinganya dan terus memberi pelajaran pada pengawalnya.

"berhenti, kumohon tangan mu berdarah" ujar Aletha sudah terisak, ia tidak tahu mengapa sean menghajar kedua pengawal ini.

"mereka berhak mati karena telah melihat mu berenang" ujar sean membuat Aletha mengangga tidak percaya, setahu Aletha kedua pengawal itu sama sekali tidak melihat nya berenang.

"mereka tidak melihatku, sudah hentikan jika kau terus memukulinya mereka bisa benar-benar matii" ujar Aletha frustasi atas apa yang dilakukan sean.

Sean tidak mendengarkan Aletha, Aletha kesal ia melangkah menjauh dari sean lalu kekolam berenang lagi. Aletha berdiri dipinggir kolam berenang yang tingginya 10M.

"kalau kau tidak berhenti juga, aku akan melompat" ujar Aletha membuat sean langsung menghentikan gerakan kakinya yang menendang dengan cara membabi buta.

"sayang, dengarkan aku mereka pantas mendapatkannya jadi jangan coba-coba untuk terjun berbahaya" ujar sean tampak mengangkat kedua tangannya agar Aletha tidak benar-benar melompat kedalam kolam berenang yag tingginya 10M.

"biarkan mereka pergi dan diobati maka aku tidak akan melompat" ancam Aletha lagi.

"tapi sayang...."

Aletha menghela nafas tidak tahu lagi jalan pikiran sean, tidak ada cara lain selain melompat dari sini. Jika sean tidak menolongnya Aletha bisa menyelamatkan diri sendiri dan jika sean tidak menyelamatkannya maka kedua pengawal itu bisa tewas.

BYUR........

"LETHA!" teriak sean langsung berlari dan melompat kedalam kolam berenang.

Senyum Aletha mengembang ketika melihat sean datang padanya,

"kalian selamat" guman Aletha lalu menutup matanya.

Jangan lupa like n komen dan bila perluh tolong dukung karya ini dengan memberikan koin. Terima kasih sebelumnya.

To be continue,