Aletha dan lyin sedang menonton film horor sekarang dan Aletha berencana akan tidur dikamar lyin. Karena sean, dave dan banyak pengawal sekarang sedang bekerja. Kata sean kemungkinan mereka akan sampai kembali kerumah besok paginya.
Aletha kira lyin lebih menyukai film romantis karena kepribadiannya, tapi ternyata ia menyukai film horor juga dan itu bagus bagi Aletha karena ia menemukan orang yang sama-sama suka menonton film horor.
Lyin dan Aletha sama-sama fokus menonton sambil ngemil sehingga tidak ada perbincangan diantara mereka sampai mereka tertidur. Lyin yang duluan tidur sementara Aletha menonton hingga film kedua habis dan mematikan televisi. Aletha tidak suka menonton setengah-setengah karena itu akan menganggunya, sengantuk apapun Aletha ia akan kuat menonton hingga film itu habis.
Aletha memasangkan selimut untuk lyin, gadis itu bahkan tidur tanpa memakaii selimut. Aletha berjalan menuju kamar mandi lalu mencuci wajah dan menggosok gigi baru ia ikut tidur disebelah lyin.
Sedangkan didalam hutan yang amat gelap sean dan orang-orangnya berhasil mendapatkan uang yang sangat banyak. Setelah menerima senjata dari AS sean dan yang lainnya langsung menjualnya kepada rekan bisnisnya mr. Dino.
Dua jam setelah transaksi sean dan lainnya tidak akan pulang terlebih dahulu melainkan berpesta untuk semua kelompoknya.
Disinilah sean dan yang lainnya disalah satu club terkenal dikota ini, hanya sean dan dave lah yang tidak ikut bersenang-senang mereka hanya hanya minum saja tanpa bersenang-senang.
Sean menggertakan giginya karena ada seorang wanita menghampirinya. Sean meletakan gelasnya diatas meja. Dave yang melihat itu langsung mengajak wanita itu pergi dari hadapan sean. Bosnya itu tidak suka ditempeli oleh wanita hiburan.
Anndrea bangun lebih dulu dibandingkan lyin, gadis muda itu lebih memilih melanjutkan tidurnya. Aletha membenarkan selimut lyin baru sesudah itu ia kembali kekamarnya.
Aletha langsung menuju kamar mandinya dan langsung mandi air hangat. Aletha mengeringkan rambutnya dan ketika itu juga sean sampai dikamar mereka.
"langsung mandi, aku akan menyiapkan pakaian ganti" ujar Aletha meletakan pengering rambutnya, sean menganggukan kepalanya.
Setelah menyiapkan pakaian ganti untuk sean, Aletha segera kedapur membantu memasak untuk sarapan.
Sean mengganti pakaian yang telah disiapkan oleh Aletha, setelah berpakian rapi sean kembali tidur. Ia tidak mengantuk hanya saja sepertinya tubuhnya butuh tidur sebentar sekarang.
Para pelayan termasuk kepala yun hanya bediri tidak ada yang bersuara atau bergerak dari posisi mereka. Karena Aletha hanya ingin memasak tanpa ada yang mengganggunya walaupun itu hanya mencuci sayuran.
"nona...."
"makan siang dan malam kalian yang akan memasak, sarapan biarkan aku yang memasak" potong Aletha memasukan bumbu kedalam masakannya.
"baik nona"
Tidak butuh waktu lama bagi Aletha untuk memasak, Aletha telah selesai memasak dan itu membuat Aletha tesenyum puas dengan masakannya.
"tolong siapkan kemeja makan," ujar Aletha melepaskan celemeknya.
"baik nona"
Aletha pergi kekamar lyin terlebih dahulu karena gadis itu meminta dibangunkan olehnya malam tadi.
"lyin..bangun" ujar Aletha lembut sambil melepaskan selimut lyin.
Lyin mempunyai kesadaran yang tinggi ketika Aletha membangunkannya, ia langsung bangun.
"cuci wajahmu lalu sarapan"
"oke kak"
Aletha keluar dari kamar lyin lalu berjalan menuju kamar mereka. Membangunkan sean untuk sarapan bersama.
Setelah sarapan lyin pergi keruang latihan, lyin mengganti pakaian nya dengan pakaian bela diri yang ia kuasai. Sementara menunggu sarapan yang ia makan tadi tercena sebentar lyin duduk sambil meregangkan kedua tangannya.
Cit...
Pintu terbuka dan dave masuk kedalam ruang latihan membuat lyin tersenyum namun detik kemudian senyumnya hilang begitu saja.
"tidak kuliah?" tanya dave juga mengganti pakaiannya sama dengan milik lyin.
"libur, kakak sendiri tidak kerja?" tanya lyin balik
"libur juga" jawab dave tersenyum pada lyin, lyin mengangguk-anggukan kepalanya.
"mau bertarung?" tawar dave membuat lyin langsung menganggukan kepalanya.
"tentu saja, yang kalah harus makan bubur tanpa rasa" jawab lyin sambil mengangkat sebelah alisnya. Dave nampak berpikir sebentar, dave paling benci bubur apalagi tanpa rasa itu membuatnya ingin muntah saja.
"oke"
Pertarungan sengit dimulai tidak ada satu dari mereka yang ingin mengalah dalam pertandingan, lyin bahkan sudah kewalahan tapi dave tidak henti-hentinya menyerangnya.
Lyin menghirup nafas dalam-dalam sepertinya ia akan kalah sekarang, mau bagaimana pun dave bukanlah tandingannya. Tapi, lyin tidak mau menyerah begitu saja ia akan melakukan segala cara untuk menang.
Dave melayangkan tendangan berputarnya tapi lyin berhasil menghindar dan alhasil lyin terjatuh untung ada matras jika tidak kepala lyin pasti sudah cidera meningat kepalanya lah yang duluan jatuh kelantai.
"kau tidak apa-apa?" tanya dave khawatir sambil mengalurkan tangannya pada lyin.
Lyin menyipitkan matanya, ia ada cara membuat dave kalah dalam pertarungan.
"mata lyin sepertinya kemasukan debu kak" ujar lyin menutup sebelah matanya dengan kedua tanganya. Mendengar itu dave langsung duduk melihat kondisi mata lyin. Lyin tidak menyia-nyiakan kesempatannya ia langsung berdiri lalu menjatuhkan badan besar dave.
"yey, menang!" sorak lyin senang, dave tidak bisa berkata-kata ia langsung bangkit dari kekalahannya. Lyin mengambil minumnya dave mendekati lyin dan menyenggol tangan lyin membuat gadis itu tersedak oleh minumnya.
"kak dave!" teriak lyin kesal membuat dave tertawa terbahak-bahak, lyin bahkan terpesona dengan tertawa itu. Sudah lama sekali lyin tidak melihat tawa itu, tawa itu semulanya hilang bak ditelan bumi sekarang tiba-tiba muncul lyin tersenyum akan itu.
"bubur tanpa rasa" ujar lyin mendekati dave yang langsung menjauh dari lyin karena ia mengira lyin akan balas dendam padanya karena telah membuat gadis itu tersedak.
Dave menghela nafas dan minum air mineralnya kemudian menganggukan kepalanya.
"baiklah, mari lakukan" jawab dave mengikuti langkah lyin, mereka berjalan menuju dapur tanpa mengganti baju latihan mereka.
Lyin membuatkan bubur tanpa rasa untuk dave, membuat bubur tanpa rasa adalah suatu keahlian lyin.
Dave menatap ngeri bubur buatan lyin, dave sangat membenci bubur mendengar nama bubur saja membuatnya ingin muntah.
Dave menyendok ragu-ragu buburnya, lyin tersenyum senang ketika satu sendok bubur masuk kedalam mulut dave.
Baru satu suapan dave langsung berdiri dan masuk kekamar mandi memuntahkan semua isi perutnya,
"hahaha" diluar sana dave bisa mendengar tertawa lyin.
"awas lyin, tunggu pembalasan kakak" guman dave lemah.
Pukul 10 tepat Aletha keluar dari ruang kerjanya, rancangan busana yang akan ia buatkan untuk lyin telah jadi. Nanti malam Aletha akan menunjukan pada gadis itu.
"mau kemana?" tanya Aletha ketika ia masuk kamar mendapati sean sudah berpakaian rapi.
"pergi bersamamu" jawab sean tersenyum pada Aletha.
Jangan lupa like n komen dan bila perluh tolong dukung karya ini dengan memberikan koin/ poin. Terima kasih sebelumnya.
To be continue,