Aku tidak tahu sudah berapa lama aku terbaring, tapi yang pasti. Aku merasakan bahwa seluruh tubuh ku kaku dan sulit di gerakan. Seolah-olah sudah bertahun-tahun tidak bergerak.
Saat ku lihat sekitar, mata ku terbelalak ketika mengetahui kalau aku berada di rumah sakit. Pantas saja tubuh ku sangat lemah, dan sebuah ingatan dengan kilat melintas di kepala ku.
Tiga tahun yang lalu, aku pergi dalam keadaan hancur. Aku membenci ayah ku dan menuduhnya sebagai seorang pembunuh tanpa mendengar penjelasannya. Bahkan, aku tidak sempat melihat wajahnya untuk terakhir kali.
Aku menyesal, seharusnya aku tidak gegabah. Menunggu ayah pulang lalu bertanya kebenaran tentang berita kematian ibu ku secara langsung, bukan mendengarnya dari bibi ku.
Dalam pelarian, aku bertemu dengan seorang pria tampan. Tidak hanya tampan, bahkan penilaian 1-10 masih belum cukup untuknya, dia sempurna di mata ku. Tatapannya yang dingin, memiliki wibawa luar biasa layaknya seorang kaisar. Aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
Sayangnya, aku tidak cukup peka tentang situasi sekita. Anggap saja aku juga bodoh karena bersedia melakukan apa saja asal mendapatkan pria itu.
Saat itu, aku mendengar percakapan wanita yang berpura-pura menjadi teman ku. Dia berniat membius pria tampan ku lalu tidur dengannya. Tentu, aku tidak akan bisa membiarkannya menang. Ku putuskan untuk membohongi wanita tersebut dan aku yang menjadi gantinya.
Tentu saja aku berhasil, aku senang karena bisa mendapatkan pria itu. Namun hanya sesaat karena setelah pernikahan kami yang terkesan terpaksa. Aku mengalami hal-hal mengerikan, tidak hanya dia mengabaikan ku, semua pengorbanan ku tidak berarti apa-apa matanya.
Dia dingin seperti kutub Utara. Tidak tersentuh, mulutnya beracun. Kata-kata penuh hinaan selalu saja dia layangkan pada ku, seolah-olah aku adalah sumber kehancurannya.
Awalnya aku berpikir kalau dia seperti itu karena tidak bisa meninggalkan kekasihnya, tapi setelah ku selidiki. Dia bahkan tidak pernah menjalin hubungan spesial dengan wanita manapun. Hanya saja, aku pernah mendengar kalau dia pernah jatuh cinta pada seorang gadis misterius dan itu cinta pertama yang tidak bisa ia lupakan. Aku jadi itu pada keberuntungan wanita itu.
Setelah pernikahan kami yang memasuki tahun ke dua, hatinya tidak pernah bisa ku dapatkan. Belum lagi keluarganya yang sangat menolak kehadiran ku, mereka berpikir kalau aku wanita menjijikan yang menikahi pria kaya sedangkan lupa identitas miskin ku.
Andai mereka tahu kalau aku putri keluarga Smith, pasti respon mereka akan berbeda. Tapi, aku tidak akan membiarkan mereka tahu. Ku putuskan untuk melangkah mundur dan mengiklaskannya semuanya.
Tragedi malam itu, tidak akan pernah bisa ku lupakan. Wanita yang ku pikir teman ternyata serigala berbulu domba. Dia berencana membunuh ku. Berpikir kalau aku adalah halangan cintanya pada suami ku.
Aku memandikan darah, tidak ada satu orang pun yang membantu ku setidaknya saat aku kehilangan kesadaran, tidak satu pun manusia yang menghampiri ku. Namun, sekarang, setelah aku memimpikan banyak adegan dan tertidur cukup lama. Aku berada di rumah sakit, entah siapa yang membawa ku. Tapi aku benar-benar berterima kasih padanya.
"Kau sudah sadar, Nona. Astaga, aku benar-benar Dokter yang buruk."
Suara itu mengganggu lamunan ku. Saat ku lihat dari mana asal sumber suara, mata ku sedikit membesar. Dia tampan walau tidak se tampan suami ku. Senyumnya yang sangat hangat, membuat ku menjadi seperti wanita yang di butuhkan setelah sekian lama di anggap sampah oleh banyak orang termasuk pria yang ku cintai.
"Berapa lama aku tertidur?"
"Sekita 6 bulan, syukur lah kau sadar. Aku akan memeriksa kondisi mu, jangan banyak bergerak."
"Terima kasih." Hanya kata-kata itu yang bisa keluar dari bibir ku ketika melihat betapa baiknya pria tampan tersebut pada ku si wanita jelek nan gendut.