Chereads / Forgive Me, Snow / Chapter 26 - Salah Satu Alasan Andien Membenci Snow

Chapter 26 - Salah Satu Alasan Andien Membenci Snow

Indonesia, 07:12 -

Andien sekarang sedang berada di dalam mobil bersama Kinara, mereka sedang menuju ke sekolah baru Kinara hari ini.

Andien memilih untuk menyekolahkan Kinara di sekolah yang sama dengan Snow, mengingat kalau sekolah yang ditempati Snow merupakan sekolah yang paling terkenal dan sekolah yang paling ternama di Jakarta.

Mana mau Andie. menyekolahkan anaknya di sekolah yang tidak terkenal. Kalau Snow bisa bersekolah di tempat terkenal itu, berarti Kinara juga bisa sekolah di sana karena Kinara merupakan anak kesayangannya.

Sebenarnya Andien sudah lama sekali ingin menghentikan Snow agar tidak melanjutkan sekolahnya dan lebih baik berada dirumah saja untuk melakukan pekerjaan pembantu yang lainnya. Tapi, Andien tidak bisa melakukan hal itu karena semua guru yang ada di sekolah Snow menahan Andien agar tidak melakukan niatnya.

Kalau kalian bertanya, uang yang harus dikeluarkan untuk bersekolah di sekolah ternama itu harus mengeluarkan sangat banyak uang, jawabannya pasti benar dan itu sangat tepat sekali. Tapi, bagaimana bisa Snow menempuh sekolahnya di sana karena mengingat kalau pastinya Andien tidak mau mengeluarkan sepeser pun uangnya hanya untuk membiayai biaya sekolah Snow, kan? Jawabannya sangat gampang sekali, itu karena Snow menerima beasiswa di setiap bulannya dari pihak sekolah karena dia merupakan murid yang sangat sopan dan santun. Hal itulah yang menjadi alasan banyaknya guru yang menyukai Snow, walaupun ada beberapa guru yang tidak suka dengannya karena pastinya mereka memandang fisik Snow.

"Kenapa kita tidak berangkat ke sekolah bersama Snow juga, Ma?" tanya Kinara dengan pelan sambil melirik ke arah mamanya yang sedang santai menyetir mobilnya.

"Coba saja kita berangkat bertiga ke sekolah, Snow pasti tidak usah repot-repot untuk mengeluarkan uang belanjanya hanya untuk menyewa angkutan umum saja," lanjut Kinara sambil menghembuskan nafas dengan sedikit panjang.

Andien langsung melirik anaknya itu dengan tatapan yang begitu tajam, lalu beberapa detik nya dia kembali fokus untuk menyetir mobilnya.

"Untuk apa kamu begitu peduli dengan anak sialan itu? Tak usah peduli dengannya atau menganggap dia sebagai adikmu!" kata Andien dengan nada suara yang tidak suka.

"Snow memang adikku, Ma. Aku tahu kalau dia tidak lahir dari rahim mama, tetapi dia tetap adikku karena mama menikah dengan papa. Ya, walaupun dia hanya sekedar adik tiri saja. Tapi, tetap saja dia adikku walaupun dia adik tiri," jawab Kinara sambil menatap mamanya dengan tatapan yang penuh protes.

Andien yang mendengarkan itu memutar kedua bola matanya dengan sangat malas karena heran dengan perubahan sikap anaknya yang benar-benar sangat jauh dan tidak sama seperti dulu lagi.

"Kau kenapa tiba-tiba menjadi baik seperti ini kepada dia, sih?! Mama saja merasa muak melihat dia karena dia jelek sekali!" seru Andien dengan kesal dan beberapa detik berikutnya dia bergidik ngeri apabila dia kembali membayangkan bagaimana wajah Snow.

"Memangnya, mama merasa muak sama Snow karena apanya?" tanya Kinara dengan penasaran sambil menatap mamanya dengan penuh tanda tanya.

"Memangnya, kau tidak merasa jijik kalau sedang berdekatan dengan dia? Kamu lihat sendiri sama mukanya dan lihat sendiri sama semua pakaian yang dia gunakan. Benar-benar membuat Mama ngeri dan merasa takut," jawab Andin sambil mengangkat kedua pundaknya secara bersamaan beberapa detik.

"Snow pasti bisa sama seperti aku kalau mama ingin melakukan investasi untuk wajah dan pakaiannya. Mama cukup membelikannya skin care dan pastinya dia akan merawat tubuhnya sendiri, Lalu setelah itu mama membelikannya beberapa pakaian yang layak," jawab Kinara memberikan solusi dengan persoalan yang diberikan oleh mamanya.

"Aku tidak terlalu bodoh untuk mengeluarkan banyak uang ku hanya untuk perawatan anak itu," tolak Andien dengan cepat tanpa berpikir panjang.

"Ma! Kenapa Mama benci sekali dengan dia, sih?! Dia itu anak Mama juga dan mama menikah dengan papanya karena Mama ingin menjadi ibunya Snow juga, kan?!" heran Kinara yang tidak habis pikir dengan jalan pikiran mamanya itu.

"Mama sepenuhnya hanya ingin menikah dengan ayahnya tanpa ingin menerima kehadiran anak itu di dalam pernikahan mama. Andai saja waktu itu Mas Pamungkas nggak ambil dia dari istrinya, Mama nggak bakalan repot-repot buat merawat dia!" kesal Andien.

Kinara yang mendengarkan ucapan mamanya hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan pelan, lalu menatap ke luar jendela mobil karena dia tidak bisa untuk melawan mamanya yang terlalu keras kepala dan menutup hati nuraninya untuk Snow.

"Harusnya kamu benci dengan dia sampai sekarang, Kinar. Waktu itu dia merebut kasih sayang mas Pamungkas dari kamu dan Mas Pamungkas nggak terlalu peduli sama kamu karena kehadiran dia," kata Andien tiba-tiba untuk mengingatkan Kinara tentang pilih kasih Pamungkas waktu dia semasa hidup dulu.

"Apa kamu tidak merasa dendam kalau mengingat rasa pilih kasih yang dilakukan Mas Pamungkas sama kamu? Mama saja kalau mengingat hal itu langsung merasa emosi dan marah," lanjut Andien sambil menggertakkan giginya dengan sedikit kuat.

Kinara menghembuskan nafas dengan panjang, lalu memegang dagunya dengan mata yang masih menatap semua hal-hal yang dilalui oleh mereka berdua menggunakan mobil mewah itu.

"Untuk apa aku menyimpan dendam ke hanya karena masa lalu kelam itu, Ma? Lagipula semuanya sudah berlalu dan tidak bisa diulangi lagi. Papa Pamungkas pastinya juga sudah tenang di alam sana. Mama jangan lupa kalau Papa Pamungkas waktu itu juga meminta maaf sama aku karena dia pilih kasih antara aku dengan Snow," jelas Kinara.

"Ck! Tapi intinya dia pernah melakukan pilih kasih antara kamu dengan anak jelek itu! Mama paling benci kalau ada orang yang menemui dua kan anaknya! Mama selamanya tidak akan pernah menerima anak itu dan menganggap anak itu sebagai anak mama!" final Andien untuk menutup percakapan mereka berdua kali ini.

Kinara yang mendengarkan itu hanya bisa diam sambil menundukkan kepalanya untuk menanggapi sikap keras kepala sang ibu.

"Aku benci dengan anak itu karena anak itu merusak hubungan ku dengan mas Pamungkas sebelumnya. Seharusnya kamu yang menjadi anak kandung Mas Pamungkas dan bukan anak sialan itu, Kiara," batin Andien di dalam hati karena dia takut untuk mengatakan hal itu kepada Kiara secara langsung, mengingat kalau di sini dia yang bersalah dan juga dia yang patut disalahkan.

Tapi, Andien tidak ingin disalahkan dan masih menganggap kalau Snow adalah dalang di balik hal itu.

"Sampai sekolah nanti, kamu jangan pernah berhubungan dengan anak itu, apalagi mengakui kepada semua orang kalau anak itu merupakan adik tirimu. Mama benar-benar akan marah kalau kau melakukan apa yang Mama larang," ucap Andien memperingati dengan sangat serius.