Indonesia, 12:23 -
"Ck! Si buluk kenapa lama banget, sih?!" kesal Aldean sambil bergerak gelisah di tempat duduknya.
Tomi melirik ke arah sahabatnya itu sambil mengangkat alis kanan nya dengan tinggi.
"Ngapain lo nyari cangcorang itu?" tanya Tomi keheranan karena tidak biasanya Aldean mencari keberadaan si buluk yang dia maksud.
"Waktu dia mau pulang kemarin, gue nggak sengaja ketemu dia lagi jalan di depan halte-
"Terus lo nolong dia dan nganterin dia sampai di rumahnya?!" potong Putra dengan cepat sebelum Aldean menyelesaikan ucapannya untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Tomi.
Aldean langsung mengambil garpu yang ada di hadapannya dan melempar Putra dengan begitu kesal.
"Anjir! Kenapa gue malah dilempar pakai garpu, sih?! Gimana kalau kena mata gue?!" kesal Putra dan menaruh kembali garpu itu di tempatnya semula.
"Emangnya, lo kira gue pembantunya si buluk sampai gue harus nganterin dia di rumahnya? Lo kira gue supir pribadinya yang langsung oke aja kalau mau nganterin gitu dia sampai rumahnya?" sinis Aldean sambil menatap Putra dengan tatapan yang sangat tajam.
Putra menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil menatap ke arah lain beberapa detik.
"Namanya gue lagi nebak aja. Kan, gue kalau nonton drama Korea selalu lihat kayak gitu. Si cowok yang perannya sebagai antagonis langsung lembut sama si cewek pemeran protagonis buat diantar ke rumahnya kalau dia lihat si cewek lagi jalan sendiri. Apalagi si buluk kemarin pulangnya malam," jelas Putra sambil menyengir dengan begitu lebar.
Aldean yang mendengarkan itu memutar kedua bola matanya dengan sangat malas.
"Itu kelamin gunain dengan baik! Kenapa lo enggak nonton action aja?! Ngapain suka banget nonton drama Korea, sih?!" heran Aldean karena dia tahu sekali hobi sahabatnya itu.
"Drama Korea nggak melulu tentang cinta-cintaan atau tentang idol idol. Lo bisa belajar dari drama Korea dan kalau perlu lo bisa kuliah cuma modal nonton drama Korea aja. Lo mau belajar masalah apa?! Cukup buka aja film-film drama Korea yang ada di laptop gue," jelas Putra untuk membanggakan semua list drama Korea yang ada di laptopnya.
"Lo mau belajar masalah sains atau kedokteran? Lo bisa nonton Ho-"
Belum sampai Putra menyelesaikan ucapannya, Tomi dengan cepat memasukkan gorengan ke dalam mulutnya karena kesal sekali dengan pembahasan Putra.
"Ngapain juga bahas drama Korea kayak gini, sih?! Mending bahas yang berfaedah aja!" kesal Tomi sambil menatap Putra dengan tatapan yang begitu tajam.
Putra yang ditatap hanya menghela napas panjang sambil memakan gorengan yang tadinya diberikan oleh Tomi untuknya.
"Kemarin lo nganterin dia atau enggak?" tanya Ryan tiba-tiba dan berhasil membuat atensi ketiga sahabatnya langsung menatap ke arah pria itu dengan cepat.
Aldean mengerutkan keningnya saat mendengarkan pertanyaan dari Ryan.
"Lo nggak pakai telinga lo buat dengar apa yang gue bilang, kah? Gue udah bilang kalo gue bukan pembantu atau sopir pribadi sibuluh!" tegas Aldean karena kesal dengan pertanyaan yang sama dari Ryan.
"..."
Ryan yang mendengarkan itu hanya terdiam beberapa detik, lalu dia kembali menikmati bakso yang tadinya dipesankan Putra untuknya.
"Kenapa lo nanya itu sama gue?" tanya Aldean.
Ryan menggelengkan kepalanya dengan pelan sebagai jawaban, tetapi dia tampak mempercepat gerakannya untuk melahap makanan yang ada di hadapannya itu.
"Lo mau makan karena lapar atau lagi doyan banget, Ry?" heran Tomi saat melihat Ryan yang makan dengan terburu-buru.
Rian tempatnya tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Tomi dan dia masih setia makan dengan begitu lahap tanpa peduli dengan image-nya.
Tomi, Putra dan Aldean hanya bisa menatap Ryan dengan tatapan yang tercengang karena ini adalah kali pertama mereka melihat Rian makan seperti seorang kelaparan yang tidak pernah diberikan makanan selama seminggu.
Sekitar beberapa menit berlalu, Ryan menyelesaikan aktivitasnya dan meneguk air dengan sangat cepat seperti sedang dikejar sesuatu saja.
"Jangan sampai kendor itu tenggorokan! Bisa mati loh kalau ke sedap!" ucap Putra menakut-nakuti Ryan, sedangkan Ryan tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh temannya itu.
Ryan berdiri dari duduknya.
"Anjir! Lo mau ke mana?!" tanya Tomi kaget karena Ryan tiba-tiba berdiri begitu saja setelah dia menghabiskan sebotol air mineral.
"Ada sesuatu yang mau gue urus sebentar," jawab Ryan dan langsung membalikkan badannya untuk berjalan ke luar dari kantin tersebut.
"Wow! Itu perut atau cuma pajangan doang sama si Ryan, sih?! Bisa-bisanya dia makan banyak dan langsung pergi gitu aja tanpa nunggu makanannya turun ke pantat," ucap Putra dengan kabel sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Emangnya dia punya urusan apaan, sih? Perasaan tadi dia santai-santai aja dan enggak pernah bilang kalau dia ada urusan," heran Tomi.
"Siapa tahu aja dia mau cari cewek, kan? Dia takut kalau keduluan sama kita dan gebetannya lepas," canda Putra sambil tertawa pelan.
Aldean masih terdiam di tempatnya dan menatap ke arah pintu keluar kantin sekolah nya itu dengan tatapan yang tampak terlihat mencurigakan.
"Kalian berdua tahu di mana buluk sekarang?" tanya Aldean tiba-tiba sambil menatap Putra dan juga Tomi secara bergantian dengan menggunakan tatapan seriusnya.
"Kalau gue tahu si buluk ada di mana, dari tadi gue udah seret dia ke sini dan jadi babu kita selama jam istirahat," jawab Tomi dengan sangat malas.
Aldean berdiri dari duduknya dan tanpa mengucapkan sepatah kata apapun dia berjalan ke luar dari kantin itu dengan buru-buru.
Tomi dan Putra langsung kaget dan menatap satu sama lain dengan sikap Aldean yang tiba-tiba bersama Ryan.
"Mereka berdua kenapa kayak gitu, sih?!" heran Tomi.
Putra hanya mengangkat kedua pundaknya secara bersamaan sebagai jawaban.
"..."
Tomi dan Putra memilih untuk melanjutkan aktivitasnya menyantap makanan yang menjadi pengenyang perut mereka di siang hari itu.
"Menurut lo, Ryan sebenarnya punya gebetan atau enggak, sih?" heran Putra tiba-tiba dan membuat atensi Tomi langsung menatapnya dengan cepat.
"Ngapain lo tiba-tiba nanya siapa gebetannya si Ryan?" tanya Tomi keheranan sambil mengangkat alis kanannya dengan tinggi.
"Ck! Bukannya lo tahu sendiri kalau dia itu gagal move on dari mantan terakhirnya, kan? Sebenarnya, bukan Mantan Terakhir, sih. Tapi, mantan gebetan terakhir yang nolak dia secara mentah-mentah," jawab Putra sambil tertawa pelan.
Tomi mengangkat kedua pundaknya secara bersamaan sebagai jawaban.
"Dia mungkin punya gebetan baru buat buka hati dia yang udah lama ke tutup," jawab Tomi.
"By the way, gue juga mau jujur sama lo nih," ucap Putra.
"Apa?" tanya Tomi.
"Gimana kalau gue bilang gue suka sama si buluk?" tanya Putra tiba-tiba.
Tomi yang mendengarkan itu langsung tersedak makanan yang dia makan dan buru-buru dia menatap Putra dengan cepat.