Namaku Alena Hartadja, siapa yang tidak tau aku? Satu-satunya anak perempuan dikeluarga Hartadja. Terlahir dengan wajah rupawan dikeluarga yang bergelimang harta dan dikelilingi saudara laki-laki yang tampan.
Beruntung, itulah yang dilihat kebanyakan orang. Namun untukku ini kutukan. Dilarang keluar rumah diatas jam 8, pergi-pulang sekolah wajib dengan supir, tidak boleh dekat dengan laki-laki manapun, teman hanya boleh perempuan, dilarang ke mall sendiri, dan masih banyak lagi kata "DILARANG".
Aku punya 3 kakak dan 1 adik, dua diantaranya kandung dan sisanya sepupu. Yang paling tua bang Arsen dan kak Putra, lalu selanjutnya ada Alex saudara kembarku dan terakhir ada Vino yang paling cebol. Kalau masalah tampang mereka diatas rata-rata, bukannya sombong tapi keturunan Hartadja memang selalu diberkati wajah rupawan.
Bicara tentang sifat, aku dan Alex tidak akan jauh beda karena kami kembar namun wajah kami tidak seperti kembar, yup agak berbeda. Seperti saat aku dan Alex jalan-jalan di mall, banyak orang mengira kami sepasang kekasih daripada menganggap kami anak kembar. Aneh memang.
Bang Arsen agak pendiam, tapi dia jelmaan nyata iblis. Saat marah, bahkan eyang tidak mampu meredakannya.
Lalu Kak putra, dia rajanya playboy. Bahkan teman-temanku kepincut hanya karena dikedipin kak Putra. Dan catat ini baik-baik, pacarnya ada 52 sekarang. Dan dia masih ingin menambahnya. Sial.
Terakhir ada Vino, dia yang paling normal diantara mereka ber-tiga. Meskipun agak cerewet kalau kak Putra dan Alex mulai mengganggu sarangnya---kamar Vino.
Untuk masalah teman, sahabat akrabku cuma Dewi dan Yuki. Mereka berdua anak sahabat Bunda, jadi kami sudah berteman dari orok. Rumah mereka pun masih se-komplek dengan rumahku. Kadang mereka menginap disini, dan kadang juga aku yang menginap di rumah mereka berdua.
Mungkin masa SMA ku akan biasa seperti yang sudah-sudah, itulah yang aku pikirkan sampai aku terpaksa mencium laki-laki dikamar mandi sekolah dihari pertama MPLS ku.