Chapter 25 - Kota Salju

Hari-hari telah berlalu dengan sangat cepat, perubahan dunia juga dapat terlihat dengan sangat jelas di mata, banyak sekali masalah konflik dunia yang belum dapat di selesaikan oleh beberapa individu di dunia ini, salah satunya termaksud Qing An. Kesedihan yang telah di lalui Qing An atas hilang sang kakak selama lima tahun ini, kini telah hilang dan musnah, dan di gantikan oleh kebahagiaan yang tiada tara.

"Hah... Kebahagiaan yang tiada tara." (╥﹏╥) Qing An membenturkan kepalanya di atas meja dengan wajah lemas dan lesuh.

"Aku sangat lelah."

Beberapa saat kemudian panggilan masuk di ponsel Qing An, tanpa melihat, Qing An tahu siapa yang menelponnya sekarang.

"Hmm..."

[Aku menunggumu di mobil.]

"Baiklah, aku akan segera turun."

Setelah mematikan ponsel, Qing An langsung membereskan tasnya dan bergegas menuju ke parkiran. Sampai di parkiran, Qing An langsung masuk ke dalam mobil milik Alois.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu hari ini?"

"Sangat melelahkan."

Alois menyalakan mesin mobil, dan kemudian melaju keluar dari parkiran.

Alois, "Besok bereskan semua barang-barang yang ada di meja kerjamu dan pindahkan semuanya di ruanganku."

"Kenapa?"

"Menurutmu!"

Qing An tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran Alois saat ini. Namun setelah berpikir cukup keras, Qing An langsung terkejut dan sontak berteriak di dalam mobil dengan suara yang cukup keras.

"Kamu, kamu ingin mengangkatku menjadi sekretarismu!!"

Alois hanya tersenyum.

Qing An, "Lalu bagaimana dengan sekretaris Nan?"

"Sekretaris Nan akan tetap dalam posisinya saat ini. Hanya saja aku sedikit mengurangi beban kerjanya saat ini."

"Hm, kenapa?" Tanya Qing An.

"Sekretaris Nan sedang hamil."

Mendengar ucapan Alois barusan membuat Qing An kagum, "Kamu sangat perhatian."

Alois tersenyum sembari mengusap kepala Qing An.

.....

Sesampainya di rumah kedua pria tersebut kini tengah terjerat bersama di atas tempat tidur. Tarikan napas mereka kini telah menjadi satu di dalam ruangan kamar yang cukup megah ini.

Ciuman panas yang di lakukan keduanya membuat siapapun yang melihatnya akan ikut bergejolak penuh gairah.

Keduanya sangat panas dan seksi.

Namun kejadian yang sama terulang kembali, lagi, lagi, dan lagi.

Di saat Qing An ingin melakukan lebih dari sekedar ciuman, Alois selalu saja menghentikan kegiatan panasnya di tengah jalan di saat gairah Qing An akan seks tengah memanas.

"Aku akan mandi." Kata Alois dan kemudian meninggalkan Qing An yang masih terbaring di tempat tidur dengan wajah yang tidak dapat di baca oleh Author sendiri.

Sedangkan di dalam kamar mandi, Alois tengah berdiri di bawah pancuran air yang kini tengah mengalir deras ke arahnya dengan ekspresi wajah yang sangat tertekan melebihi wajah tertekan yang di perlihatkan Qing An saat di tinggalkan Alois barusan.

Hampir kurang lebih lima tahun Alois dan Qing An bersama dan menjalin hubungan romansa bersama, Alois sama sekali belum pernah melakukan tindakan lebih jauh dari kata ciuman pada Qing An atau melakukan hubungan intim.

Dan alasan mengapa hampir kurang lebih lima tahun keduannya sama sekali belum melakukan hubungan intim lebih jauh, karena Alois sama sekali tidak terangsang dan membuat bendanya berdiri.

Hal itu sama sekali tidak di ketahui oleh sang kekasih Qing An.

Alois...

Pria itu...

Hanya terangsang saat melihat dan menyentuh tubuh Qing Yu yang merupakan sang kakak dari kekasihnya Qing An.

Alois mencoba menenangkan pikirannya yang saat ini mulai bergerak liar.

"Tidak... Aku tidak bisa menahannya." Kata Alois dengan wajah yang mulai memerah.

Hanya sekedar mengingat kejadian yang di perbuatnya pada Qing Yu di masa lalu, di mana dirinya (Alois) melihat wajah Qing Yu yang kesakitan saat di tiduri sembilan pria sekaligus tepat di depan matanya, membuat milik Alois langsung terangsang.

Alois meraih miliknya yang sudah menegang.

"Aku sudah gila." Ujarnya.

Wajah itu...

Ciuman itu...

Aroma tubuh itu,

"Qing Yu." Panggilnya dengan suara serak.

Lekuk pinggang itu, kulit putih porselin, suara seksi yang keluar dari mulut Qing Yu, lubang sempit dan hangat, bahkan derit suara ranjang tempat keduanya bersatu saat itu, masih dapat Alois ingat dengan sangat jelas.

Alois menambahkan kecepatan tangannya pada kepemilikannya sambil mengingat-ingat kejadian pertama kali dirinya merasakan dan memasuki miliknya dalam tubuh Qing Yu.

Saat melakukan itu, Alois sama sekali tidak bisa membohongi dirinya sendiri, bahwa dia benar-benar sangat menikmatinya, dan Alois ingin melakukannya beberapa kali putaran lagi. Namun karena terlalu terlena dan terbawa suasana pada saat itu, membuat Alois lengah, sehingga memberi celah pada Qing Yu untuk memukul Alois dan melarikan diri.

Saat hasratnya telah terselesaikan, Alois merasa ada sesuatu yang kurang dalam ingatannya. Entah apa(?) Alois tidak dapat mengingatnya dengan jelas.

Alois mengambil jubah mandi dan keluar dari kamar mandi dengan aurah yang sangat menyegarkan.

Saat keluar, tatapan Alois langsung bertemu dengan Qing An yang tengah berdiri kaku di depan kamar mandi.

Alois, "Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu di dalam."

Qing An tersenyum dan menjawab dengan singkat, "En."

Alois duduk di atas ranjang sembari membuka berkas-berkas perencanaan yang akan di rapatkan besok. Namun beberapa saat kemudian Alois  menghentikan gerakan tangannya saat mencapai lembaran ketujuh.

Alois tiba-tiba saja mengingat teriakan Qing Yu saat sedang terjerat bersama dengannya beberapa tahun yang lalu.

'Jangan... Jangan mengeluarkan nya di dalam. Aku mohon.'

Itulah teriakan Qing Yu saat Alois akan mencapai puncak kenikmatan.

Bahkan teriakan Qing Yu terdengar menyedihkan dan putus asa, seakan-akan sesuatu yang berharga telah di rebut paksa oleh seseorang yang sangat kejam.

Setelah terbenam cukup lama dalam memori lama, kini kertas yang di pegang Alois di tangannya telah ia remas sampai kusut.

"Dia sangat pintar menyembunyikan rahasia, bahkan untuk adiknya sendiri." Ucap Alois geram.

Alois mengambil ponselnya di atas meja nakas, kemudian menelpon sang kakak yang berada di Negara A.

[Ada apa?] Ucap Orlando tanpa basa basi.

"Berapa jumlah kota yang ada di Negara A...??"

Di seberang telpon, Orlando terdiam saat mendengar pertanyaan dari sang adik. Bukannya tertawa dan bertanya atas pertanyaan konyol yang di berikan Alois, Orlando malah memasang wajah serius.

[Jangan katakan padaku bahwa kamu masih mencari pria itu!]

Alois tidak menjawab pertanyaan Orlando, malah mengatakan pada sang kakak untuk membantunya mencari Qing Yu, dan kemudian menutup telpon secara sepihak.

[...]

Di Negara A, tepatnya di Rumah Sakit pangkalan kota A, Orlando sedang duduk santai di ruangan dr. Veis sambil minum kopi hitam bersama dengan dr. Veis.

Dr. Veis, "Alois?"

"En."

"Keajaiban dunia dia menelponmu lebih dulu." Kata dr. Veis.

Orlando, "Lebih keajaiban dunia lagi Bibi, saat dia meneleponku hanya untuk meminta bantuan dariku."

Dr. Veis terkejut.

"Dia meminta bantuan padamu?"

"En..."

Orlando menaruh gelas kopi yang berada di tangannya di atas meja dan kemudian bertanya mengenai peta Negara A.

"Bibi, apa anda masih menyimpan peta lengkap Negara A?"

"En, tunggu sebentar, Bibi akan mengambilnya."

Dr. Veis mengambil baleho dua kali dua meter per segi dan membukanya di atas meja kaca.

Dr. Veis, "Apa yang akan kamu lakukan dengan peta ini?"

"Menghitung jumlah kota."

Dr. Veis, "..."

"Tentu saja tidak."

Dr. Veis menghembuskan napas, "Aku pikir otakmu juga ikutan rusak seperti adikmu."

Orlando berdiri dan menatap peta negara A dengan sangat serius.

"Di lihat dari kepribadian Alois yang cukup serius dalam bekerja dan bertindak. Aku merasa cukup tidak masuk akal jika dia sama sekali tidak bisa menemukan pria itu selama kurang lebih lima tahun. Apa lagi dia memiliki banyak orang yang bekerja di bawahnya."

Orlando terdiam beberapa saat, "Terkecuali orang yang di carinya sudah meninggal di lautan bom pada saat itu."

"Dan di sini yang menjadi pertanyaan bibi selam lima tahun belakangan ini, bagaimana Qing Yu sampai bisa keluar dengan mudah dari pangkalan militer? Apa lagi dia sedang dalam keadaan perut besar. Seingat bibi, orang yang di evakuasi ke dalam pangkalan tidak memiliki izin keluar dengan mudah sampai peperangan berakhir."

Orlando mengerutkan kening, "Terkecuali orang yang memiliki wewenang tinggi untuk memerintah."

Orlando, "Shit, kenapa aku tidak berpikir sebelumnya! Kota salju di balik gunung putih."

"Bibi kira kamu menemukan si pelaku! Ada apa dengan kota salju?"

"Aku rasa Alois belum mencarinya di sana."

"Tentu saja Alois tidak akan mencarinya sampai di sana, memasuki gerbang gunung putih menuju ke kota salju harus memiliki token kristal biru yang hanya di miliki warga kota salju sebagai tanda pengenal mereka. Dan coba kamu pikir dari mana Qing Yu bisa menemukan token kristal biru dengan waktu yang sangat begitu singkat..."

"Bagaimana kalau ada yang membantunya." Potong Orlando.

"Tapi siapa?" Ucap keduanya serempak.

Kota salju merupakan salah satu kota terbesar yang ada di negara A dan merupakan kota terbersih dan termegah di seluruh negara A.

Awal mula untuk memasuki kota salju tidaklah serumit seperti saat ini. Orang-orang di manapun bisa masuk dengan mudah tanpa menggunakan token kristal biru. Namun karena kota salju merupakan kota penghasil kristal terbesar, maka banyak sekali oknum-oknum luar dari kota salju yang tidak bertanggung jawab mencoba melengserkan masyarakat dan pemerintahan di sana dengan tujuan untuk menguasai serta menduduki kota salju. Tapi hal tersebut gagal total di karenakan orang-orang yang ada di pemerintahan kota dan desa kota salju tidak mudah untuk di jatuhkan.

Gagal karena tidak berhasil merebut pemerintahan kota salju, kemudian oknum-oknum luar berusaha dan menikahi masyarakat kota salju agar bisa masuk dan tinggal di sana. Dan hal itu berhasil dengan mudah.

Pada tahun 1997 kota salju berhasil di kuasai oleh orang luar dari kota salju dan membuat kota salju menjadi kota termiskin pada zaman itu, serta pada tahun 1997–2009 kota salju mengalami krisis ekonomi besar-besaran. Namun pada tahun 2010 kota salju berhasil di rebut kembali oleh orang-orang yang berasal dari kota salju itu sendiri, dan orang-orang dari kota salju berhasil melengserkan para pejabat-pejabat pemerintahan yang telah menduduki kota salju selama bertahun-tahun lamanya.

Tahun 2010 tepatnya pada tanggal 05 Mei, di sebut sebagai tahun dan hari pemecatan besar-besaran di negara A bahkan di seluruh dunia. Dan pada tahun 2012 pemerintah kota salju mengeluarkan token kristal biru serta membagikannya pada masyarakatnya.

Token kristal biru merupakan bentuk lain dari kartu tanda penduduk (KTP). Namun token tersebut hanya bisa di gunakan pada saat keluar masuk kota salju, sedangkan kartu tanda penduduk (KTP) bisa di gunakan di manapun selain gerbang keluar dari kota salju yang terletak di gunung putih.

Serta pada saat itu pula keluarlah peraturan besar-besaran untuk seluruh masyarakat kota salju.

Di mana isi peraturannya sebagai berikut:

Seluruh masyarakat kota salju di wajibkan membawa token kristal biru saat sedang berpergian di luar kota salju.

Dan masih banyak lagi peraturan-peraturan yang di keluarkan oleh pemerintah kota salju.

.

.

.

Bersambung . . .

11–03–2021

11.03 wita

____________________

Apa pendapat kalian tentang mereka??

Saya memiliki dua teman kelompok, keduanya orang yang sangat baik.

Tapi....

Saat kami mendapatkan (P) yang mudah di tangani dan membahagiakan, keduanya meninggalkan saya yang tertinggal sendirian di belakang. Saat saya maju dan bersama mereka, keduanya malah tidak mempercayai saya seakan-akan saya tidak mampu melakukan apapun..

Namun....

Saat kami mendapatkan sesuatu yang gawat darurat dan berbahaya, keduanya malah mendorong tanggung jawab besarnya kepada saya, seakan-akan saya mampu melakukannya, dan keduannya hanya berdiri diam seperti orang yang tidak berada di kelompok yang sama. Bahkan tidak terlihat saat saya sedang linglung.

Dan pada akhirnya, hanya saya sendiri yang berdiri dan tertunduk diam saat di marahi di depan banyak orang-orang yang ada oleh orang yang memiliki pangkat lebih tinggi.

Sangat malu.

Saya di katakan lamban dalam bekerja. Padahal saya sudah berusaha bekerja dgn sangat cepat...

Bahkan saya harus berlari dari gedung satu ke gedung yang lain berulang kali. Mencatat ini dan itu dengan cepat, melaporkan ini dan itu.

Dan hasilnya yang saya dapatkan hanyalah cap merah sebagai orang yang bodoh, bodoh, bodoh, dan bodoh.

Curhatan hati si penulis Online 😅😅