Chapter 23 - Tinggal Bersama

Tidak terasa lima tahun telah berlalu, di mana sampai saat ini Qing Yu belum lagi di temukan. Maka dari itulah sang adik Qing An memutuskan  menghentikan pencarian sang kakak Qing Yu, di karenakan tidak ingin merepotkan Alois dan para bawahannya.

Setelah pulang dari Negara A, Qing An memutuskan untuk menyelesaikan studi sang kakak, dan kemudian kembali ke Negara I tempat di mana dirinya berasal, serta tempat di mana ia tumbuh bersama sang kakak.

Mengetahui rencana Qing An, Alois pun juga memutuskan untuk ikut bersama Qing An ke Negara I. Dan sekarang keduanya tinggal bersama di rumah milik Alois yang berada di area penghijauan.

Dan saat ini, Qing An bekerja di perusahaan yang di kelola Kakak perempuan Alois, yaitu Seling Albrech.

Di dalam ruangan direktur, Seling dan Alois sedang membahas tentang pertukaran tempat kerja antara keduanya.

Seling, "Aaaaa... Adik, aku belum mampu mengambil kantor pusat."

(༎ຶ ෴ ༎ຶ)

Alois meminum kopi dengan sangat elegan dan kemudian berkata pada sang kakak, "Aku akan membantumu jika kamu mengalami kesulitan."

Seling masih terlihat ragu.

Sebenarnya Alois tahu alasan sebenarnya Seling tidak ingin berganti posisi dengan dirinya.

Bukan karena Seling tidak mampu menangani perusahaan pusat. Tetapi karena Seling sering lari dan menghindar dari pertanyaan sang ibu Katrina.

Katrina, "Seling, kapan kamu akan menikah? Ibu ingin cepat-cepat memiliki cucu yang imut."

Itulah pertanyaan yang sering Seling hindari dari sang ibu.

Hanya memikirkannya saja sudah membuat Seling rasanya ingin terjun ke jurang.

"Adik, kamu sangat populer, bahkan banyak sekali wanita yang berlomba-lomba berusaha naik ke tempat tidurmu... kenapa kamu tidak memilih salah satu dari para wanita-wanita itu untuk menjadi istrimu? dan kemudian memiliki cucu yang imut, yang menggemaskan seperti keinginan Ibu..."

Alois, "Tidak tertarik."

Seling, "Kamu mengatakan tidak setuju karena kamu menyukai pria manis itu Khan? (~‾▿‾)~ ... (mendecih)... Kalian berdua bahkan tinggal bersama."

Alois berdiri dari duduknya dan keluar dari ruangan tanpa kata.

Seling, "...??" Apa dia marah?

.....

Alois akhirnya berhasil menukar posisinya dengan sang kakak Seling setelah berbulan-bulan telah berlalu.

Dan setelah Alois berhasil menduduki perusahan cabang, Qing An langsung merasa sakit kepala, pasalnya Alois selalu membebani Qing An dengan setumpuk pekerjaan yang banyak. Alasan yang sering Qing An dapatkan dari Alois adalah...

"Kamu harus belajar yang banyak, agar kamu memiliki banyak pengetahuan."

Sebenarnya Qing An tidak mempermasalahkan hal itu.

Tapi masalahnya adalah... Alois selalu menambahkan beberapa pekerjaan yang tidak masuk dalam urusan kantor. Salah satu contohnya adalah membuat kopi dan masih banyak lagi.

Di rumah, Alois tengah duduk santai sambil membaca koran dan di temani segelas kopi hitam yang terletak di atas meja.

"Kapan kamu akan memasak makanan untukku?" Kata Alois tanpa mengalihkan pandangannya dari koran.

Qing An berjalan duduk tidak jauh di samping Alois dengan secangkir teh hangat di tangannya.

"Aku takut meracunimu dan membuatmu mati mendadak."

(info : Qing An tidak bisa memasak)

"Baiklah, sebentar lagi makan malam. Aku ingin sekali makan masakan buatanmu malam ini."

"Hey... Jangan melakukan pemaksaan."

Alois menaruh koran miliknya di atas meja, kemudian menarik Qing An dalam pelukannya.

"Aku ingin mencoba masakan buatan kekasihku. Apa itu salah?"

Wajah Qing An seketika langsung memerah, "Eem... Ba–baiklah. Aku, aku akan me–memasak sekarang."

Qing An masuk ke dapur dengan raut wajah yang sangat tertekan.

Para pelayan dan koki dapur hanya bisa terkikih melihat keduanya.

Qing An menatap para koki dapur dengan raut wajah memohon agar dirinya dapat di bantu. Namun para koki hanya bisa berdehem sambil tersenyum, dan kemudian pergi meninggalkan dapur, sehingga hanya menyisakan Qing An yang roh halusnya sudah melayang entah kemana.

Qing An mengotak atik ponsel miliknya, dan seperti biasa, mengecek resep-resep makanan simpel yang telah tersedia di akun Google.

"Masak saja apa yang kamu bisa." Kata Alois yang sudah berdiri di belakang Qing An, entah sejak kapan.

Qing An menatap Alois, "Ok..." Setelah itu Qing An berjalan menuju kulkas untuk mengambil bahan-bahan yang di perlukan... Oh tidak, lebih tepatnya Qing An berjalan menuju ke kamarnya yang berada di lantai tiga, hanya sekedar untuk mengambil dua bungkus mi instan.

Alois, "..." Dari mana mi instan itu berasal?

Saat kembali dari lantai tiga, Qing An menyalakan kompor gas dan menaruh air ke dalam panci sesuai dengan takaran dua bungkus mi instan.

Qing An, "Ok. Mari kita menunggu airnya mendidih." <( ̄︶ ̄)>

Alois, "..."

Qing An tersenyum, "Apa kamu pernah makan mi instan?"

Alois menarik Qing An dalam pelukannya, "Tidak pernah."

"Aku telah menjerumuskan mu dalam sesuatu yang tidak sehat."

"Karena itu kamu, tidak masalah buatku."

Qing An tersenyum senang, kemudian memeluk Alois dengan erat.

'Pelukan Alois terasa hangat dan nyaman.'

.

.

.

Bersambung . . .

Minggu, 21 – 02 – 2021

Pukul, 08.26 Wita