Chereads / Kiss You / Chapter 13 - Yang Penting Happy

Chapter 13 - Yang Penting Happy

"Yeahh gue menang lagi." Seru Prilly girang.

Sementara itu Ali hanya bisa menatap nanar keaeah Prilly dan para bapak bapak yang sedang main Poker. Ini terdengar gila memang, tapi Prilly beneran main poker sama bapak-bapak karyawan ayahnya di ladang karet.

Tadi pagi Ayah Prilly menyuruh Ali dan Prilly untuk ke ladang karet mengantarkan timbangan yang tertinggal. Awalnya Prilly tidak mau, tapi setelah sampai tujuan ia malah kegirangan mengajak bapak bapak itu main Poker.

"Prilly sebaiknya kita pulang , ini udah hampir jam dua belas loh." ajak Ali.

"Bentar lagi, sini ikut gabung aja dulu sama kita.... Asik tau." ucap Prilly tanpa melihat kearah Ali.

"Sebaiknya nona pulang saja, kami juga mau pulang karena pekerjaan kami sudah selesai." ucap salah satu pekerja Ayah Prilly.

"Jangan panggil Nona nama gue Prilly bukan Nona!" seru Prilly kesal.

Salah satu pekerja tadi merasa tidak enak hanya menggaruk belakang kepalanya bingung.

"Prilly ayo pulang."

"Iya-iya! Bawel lo ah Ali mah."

Prilly bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju keberadaan Ali yang sedang bersandar di depan mobil pic up Ayah Prilly.

"Liat baju lo jadi kotor." ucap Ali menunjuk baju Prilly yang sudah belepotan lumpur karena duduk di tanah tanpa alas.

"Biarin!"

"Nona ini kartu Remi-nya tidak dibawa."

"Buat pak Ucup aja." balas Prilly lalu masuk kedalam mobil begitu juga Ali.

"Kami pulang duluan ya pak." ucap Ali lalu menjalankan pic up itu keluar dari pedalam kebun karet.

"Lo tuh ya bisa bisa nya ngajak mereka main Poker."

"Kenapa emangnya? Mereka seru banget tau, apalagi pak usup. Asataga gaya bicaranya itu loh keren banget." balas Prilly.

"Ya setidaknya nggak sama bapak bapak juga kali Prilly."

"Yang penting happy."

(╯︵╰,)

"Duh siapa sih." ucap Prilly kesal karena tiba tiba ponsel nya berbunyi.

"Amanda ngapain?" gumam Prilly.

"Asataga!"

Prilly langsung menjauhkan ponselnya dari telinga karena baru saja Amanda berteriak nyaring dari ujung sama. Bahkan Ali saja dapat mendengar teriakan Amanda.

"Temen lo toa Banget sih Prilly."

Prilly mengabaikan ucapan Ali dan kembali menempelkan ponselnya ke telinga.

"Ada apa?"

"Gila! Lo dimana?"

"Kepo loh."

"Astaga Prilly gue serius lo dimana?"

"Mau tau aja apa mau tau banget."

"Prilly!"

"Apa sih Amanda?"

"Lo dimana?"

"Gue di jalan."

"Jalan mana."

"Jalan aspal."

"Astaga gue bisa gila beneran! Lo dimana sih, katanya lo mau nemenin gue nonton Nathan."

"Lo emang udah gila dari dulu kali, baru nyadar lo? Siapa itu Nathan?"

"Bangsat lo Prilly! Pacar gue."

"Emang, gue nggak peduli."

"Astaga Prilly! Cepetan pulang deh pokoknya gue tunggu di rumah."

Tut!

Tut!

Tut!

Sambungan ponsel terputus secara sepihak oleh Amanda karena saking kesal dengan Prilly.

"Lo gila Prilly."

Prilly menoleh kearah Ali yang mengemudi di sampingnya.

"Tapi lo suka kan?"

Kiss You.

êê

Amanda berkacak pinggang menatap Prilly yang baru turun dari sebuah mobil pic up bersama Ali dengan pakaian kumel.

"Lo darimana aja sih? Bau banget asataga! Lo habis nyemplung empang ya?"

Prilly mengabaikan ucapan Amanda dan lebih memilih masuk kedalam rumah untuk membersihkan diri.

"Prilly!"

"Sampein ke Prilly gue pulang ya Ndaa."

"Eh kak tunggu!"

"Apa?"

"Kakak habis ini mau kemana?"

"Pulau kapok mungkin." ucap Ali asal sambil mengentikkan bahu acuh.

"Nah bagus tuh, gimana kalau kakak ikut kami nonton film." ajak Amanda.

"Nggak ah gue males."

"Padahal Arie ikut loh." pancing Amanda.

Ali yang sudah berjalan agak jauh dari Amanda pun kembali membalikan badannya lalu berkata. "Oke gue ikut, tunggu gue!"

Amanda tersenyum lalu berjalan memasuki rumah Prilly. Amanda yakin jika Ali menyukai Prilly dan Amanda sangat setuju jika mereka berdua jadian.

Satu jam kemudian.

Kini Ali, Prilly, Amanda dan Ariyanto sudah berada di dalam gedung menonton film Dear Nathan.

Ali menatap Prilly yang malah sibuk dengan layar ponselnya bukanya nonton  layar di depan. Ali mengalihkan tatapannya kearah Amanda yang berada di samping Prilly, jika Prilly serius dengan layar ponselnya maka Amanda sangat serius menatap kedepan.

Ali mengeryitkan keningnya heran saat melihat adiknya, Ariyato malah tertidur di bahu Amanda.

'Ini yang namanya nonton bareng, kok gue ngerasa cuma Amanda yang serius nonton.' batin Ali.

Ali yang duduk di samping Prilly mencoba mengintip apa yang sedang Prilly lihat di layar ponselnya.

"Apaan sih lo."ucap Prilly mendorong Ali.

"Lo liat apa sih kayaknya serius amat?" tanya Ali penasaran.

"Kepo lo Li, udah sono liat tuh flim-nya jangan merhatiin gue terus." ucap Prilly, ia sadar jika sejak film Dear Nathan di putar Ali hanya memperhatikan dirinya.

"Pede lo Prilly."

"Tapi itu fakta."

"Fatka kalau lo itu pede-nya selangit."

"Sstt kalian tolong diem dong, liat noh di depan lagi seru serunya." ucap Amanda sebal pada Prilly dan Ali yang berisik dan menganggu pendengarannya.

Prilly pun kembali pada aktivitas-nya bermain ponsel. Sebenarnya dia memang tidak ada niatan nonton bioskop, tapi sebagai teman yang baik ia harus menemani Amanda kan?

"Ali apaan sih?"

Prilly memasukkan ponselnya kedalam tas, lalu menatap Ali sebal.

"Mau lo Apa sih?"

Ali tidak membalas ucapan Prilly dan malah menatap wajah Prilly intens.

Prilly langsung membulatkan matanya lebar lebar saat tiba tiba Ali mencium bibirnya.

"Prilly gue suka sama lo." ucap Ali Setelah melepaskan ciumannya dan menggengam kedua tangan Prilly.

"Hah."

"Gue suka sama lo."

"Terus?"

"Gue-gue duh kok gue gugup ya, gue itu--

"Lo itu kenapa?"

"Gue eh maksudnya lo---