"Maksud gue lo cantik hari ini." ucap Ali cepat.
Prilly mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan sikap Ali yang tiba tiba saja gugup.
"Gue kan emang udah cantik dari lahir, emang lo baru nyadar?"
Ali menggaruk kepala belakangnya bingung, ia benar bebar gugup. Jujur Ali memang tidak tau bagaimana caranya menyatakan cinta pada seorang gadis, karena biasanya cewek lah yang meminta Ali jadi pacarnya.
'Duh kok gue ngerasa gugup banget sih?'
"Lo kenapa sih Li?" tanya Prilly heran.
"Kenapa apanya?" tanya Ali balik bingung.
"Ruangan ini dingin banget loh, kok lo keringetan gitu." ucap Prilly yang tadi merasakan basahnya tangan Aliπ.
"Eh kalian lagi sibuk ngapain sih? Yok keluar udah kelar noh acaranya."
Perkataan Amanda membuat Ali dan Prilly langsung ikut bangkit mengikuti langkah kaki Amanda dan Ariyanto yang sudah lebih dulu berdiri.
'Ali kenapa lo bego banget sih' batin Ali kesal karena selalu saja gugup saat akan mengatakan perasaannya terhadap Prilly.
Kini mereka berempat telah berada di cafe dan telah memesan minuman masing - masing.
Ali duduk disamping Ariyanto dan Prilly duduk di depan Ali bersama Amanda. Yah pokoknya gitulah posisi mereka.
"Hmm Prilly."
Ariyanto berdehem dan menggenggam tangan Prilly secara tiba tiba membuat Prilly langsung menatap Ariyanto heran.
"Apaan sih lo pegang pegang." ucap Ali kesal karena melihat hal itu.
Tapi Ariyanto tidak menghiraukan kakaknya dan tetap menggenggam tangan Prilly.
"Ada apa Arie?" tanya Prilly akhirnya.
"Gue mau jujur sama lo." ucap Ariyanto.
Amanda dan Ali sama sama menatap Ariyanto tidak suka. Ali jelas tidak suka karena dia suka Prilly dan Amanda juga tidak suka karena ia lebih mendukung Prilly dengan Ali bukan dengan Ariyanto.
"Mau jujur soal apa?" tanya Prilly. 'Duh kok gue jadi gugup gini ya di tatap Arie kayak gitu, biasanya juga nggak' batin Prilly gugup.
"Dengerin gue dulu sampai selesai ya, jangan main potong ucapan gue." ucap Ariyanto.
Prilly mengangguk dan Ali mendengus sebal. "Mau ngomong apa sih? Kebanyakan bertele-tele deh lo Rie."
"Lo diem deh kak." ucap Ariyanto menatap Ali sengit.
Ariyanto kembali menatap Prilly sambil tersenyum manis, dia sudah memutuskan akan mengatakan perasaan yang sebenarnya terhadap Prilly dan hari ini Ariyanto akan mengatakannya langsung.
Prilly menjadi tambah gugup karena tatapan Ariyanto kepadanya begitu dalam.
"Lo jadi ngomong nggak sih?"
Ali jadi sewot sendiri melihat hal itu.
"Prilly sebenarnya gue mau bilang kalau gue suka sama lo, gue sayang sama lo, gue cinta sama lo... Entah sejak kapan perasaan ini ada gue juga nggak nyadar kapan perasaan gue ke lo hadir tapi yang pasti gue bener bener cinta sama lo."
Deg..... Deg....
Bukan hanya Prilly yang tiba tiba deg deg'an tapi juga Ali dan Amanda jadi ikut deg deg'an mendengar ungkapan Ariyanto.
"Lo---
Ariyanto menggelengkan kepalanya. "Gue belum selesai bicara."
Prilly menelan ludah, ia menatap Ali yang sedang menatapnya nanar. Entahlah bagaimana rasanya jadi Prilly sekarang.
Prilly merasa senang karena Ariyanto mencintainya, tapi ia juga sedih karena bukan Ali yang mengungkapkan hal itu π.
"Iya gue tau kita ini sahabat dan gue juga nggak akan merusak persahabatan kita dengan perasaan gue ini."
"Maksud lo?" tanya Prilly tidak mengerti.
"Gue emang suka dan sayang bahkan cinta sama lo, tapi gue tau diri kok.."
"Gue makin nggak mudeg."
Arinyanto menghela nafas lalu menatap kakaknya sekilas dan kembali menatap Prilly.
"Gue tau karena orang di samping gue ini lebih mencintai lo dari pada gue dan..."
"Lo ngomong apa sih?" tanya Ali heran saat Ariyanto menggantungkan ucapannya.
"Gue juga nggak akan minta lo buat jadi pacar gue karena orang di samping gue ini yang akan minta lo jadi pacarnya." ucap Ariyanto melepaskan tangannya dari Prilly dan menatap kakaknya.
Prilly masih diam karena masih bingung dengan ucapan Ariyanto. Amanda yang mengerti akan hal itu hanya manggut manggut saja.
"Lo suka dan cinta sama Prilly kan?"
"Eh gue... Nggak kok."
"Beneran?" tanya Amanda.
"Bener."
"Yaudah kalau lo nggak suka dan cinta sama Prilly, gue bisa jadiin Prilly pacar gue dong." ucap Ariyanto.
Ali langsung melotot. "Jangan."
"Katanya nggak suka."
"Katanya nggak cinta."
"Egg sebenarnya gue-gue suka dan cinta kok sama Prilly."
"Udah cuma gitu aja."
"Nggak mau nembak nih?"
"Yaudah biar gue aja."
"Jangan."
"Lo dari tadi cuma ngomong jangan-jangan doang.... Jangan apa Li, Jangan Gori..." ucap Prilly.
"Iya kalau lo nggak ada niatan nembak Prilly, gue aja yang nembak dia..."
"Jangan gitu dong Arie."
"Terus."
"Lo mau nggak jadi pacar gue?" tanya Ali tanpa berani menatap Prilly karena jika ia menatap Prilly pasti akan gugup lagi.
"Lo nggak romantis banget sih Li." cetus Prilly merasa Ali tidak niat menjadikannya pacarnya.
"Gue emang bukan orang yang romantis."
"Jadi lo mau jadi pacar gue."